Minggu, Mei 20, 2012

Ungkapan Buddhis Dalam Kehidupan Bermasyarakat


UNGKAPAN BUDDHIS DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


a. Namo Buddhaya
Bermakna ‘Hormat kepada Sang Buddha’. Istilah ini digunakan oleh umat Buddha sebagai kata pembuka untuk memulai pembicaraan ataupun dalam menulis surat.

Catatan :
pembacaan doa Buddhis dimulai dengan ‘Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasāmbuddhassa’ dan diakhiri dengan ‘Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā’.

b. Mettacittena
Bermakna ‘Dengan pikiran cinta kasih’. Digunakan sebagai kata penutup untuk mengakhiri suatu surat.

c. Anumodana
Bermakna ‘Berbahagia atas perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain’. Ungkapan ini dipakai seseorang sebagai pernyataan yang ditujukan kepada orang lain yang telah melakukan suatu perbuatan baik pada dirinya, sebagai suatu ungkapan yang lebih bernilai daripada sekedar ucapan ‘terima kasih’ yang biasa disampaikan.

d. Sukhi Hontu
Bermakna ‘Semoga berbahagia’, disampaikan untuk mendoakan kebahagiaan seseorang atau pihak lain yang dituju.

e. Sabbe Sankhara Anicca
Bermakna ‘Segala sesuatu yang tercipta tidak kekal’, suatu ungkapan yang menyatakan bahwa di alam semesta ini tidak ada sesuatu yang kekal abadi dan tidak berubah.

Umumnya dipergunakan sebagai ungkapan pada saat seseorang meninggal dunia (yang merupakan suatu kondisi perubahan perpindahan dari alam ini ke alam lain sesuai dengan kamma masing-masing).

Umat Buddha dapat pula menyampaikan ungkapan : “Semoga almarhum/ almarhumah memperoleh kebahagiaan tertinggi” pada saat berdoa di depan jenazah atau dituliskan pada sampul/kartu tanda simpati.


Sumber :
BUKU PANDUAN KURSUS DASAR AGAMA BUDDHA
Diterbitkan oleh Pengurus Pusat Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia, Jl. Agung Permai XV/12 Blok C Sunter Agung Podomoro- Jakarta Utara 14350, Edisi Pertama, 2008.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar