Minggu, Juni 09, 2013

3&4 Hiri-Ottappa (Malu Berbuat Buruk dan Takut akan Akibat Berbuat Buruk)

3, 4. HIRI (Malu Berbuat Buruk) dan
OTTAPPA (Takut Akan Akibat Berbuat Buruk)

Hiri adalah hal yang dijunjung oleh mereka yang menghargai martabat dan kehormatan mereka. Sedangkan Ottappa adalah hal yang dijunjung oleh mereka yang menghormati orang tua, guru, teman, dan anggota keluarga lainnya. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

Ketika seseorang beralasan : “ Saya berasal dari keluarga baik-baik, jadi tidak seharusnya saya melakukan tindakan yang tidak terpuji, tidak pantas bagi saya berpenghidupan sebagai nelayan atau pemburu binatang.” Demikian, dia merasa malu untuk melakukan penghidupan yang tidak benar dan dia selalu mengembangkan kehormatan keluarga atau marganya.

Seseorang yang terpelajar juga berpendapat “ Kita adalah orang terpelajar, kita seharusnya merasa malu melakukan tindakan tidak baik. Kita seharusnya menghindarkan diri dari pembunuhan, pencurian, dan sebagainya.”

Para orang tua juga beralasan :” Kita sudah tua, dan sepantasnya bersikap dewasa serta bijaksana. Jika kita berbuat buruk, kita akan jatuh ke situasi yang memalukan.”

Ketiga contoh tersebut menunjukkan peranan penting hiri, suatu faktor mental positif, yang ada pada orang yang menghargai martabat dan kehormatan.

Mereka yang memikirkan orang lain juga akan berpikir : “ Jika saya melakukan kejahatan, keluarga, teman, kerabat, guru akan disalahkan karena perbuatan saya. Oleh karena itu saya tidak akan melakukan kejahatan apa pun. Saya akan menghindari kejahatan.” Ini merupakan contoh yang baik untuk Ottappa. Jadi seseorang bisa memiliki hiri dan ottappa dengan mencoba memikirkan orang lain dengan dasar simpati dan memegang kehormatan dan martabat kenalan dekatnya. Namun jika Anda tidak memiliki pertimbangan simpati terhadap keluarga, guru, dan lain-lain. Anda kekurangan hiri dan ottappa, dan akibatnya akan melakukan banyak perbuatan buruk dalam hidup Anda.

Hiri dan Ottappa melindungi Anda dari perbuatan amoral, mencegah anak berbuat tak pantas kepada ibunya, atau mencegah saudara laki-laki berbuat asusila terhadap saudara perempuannya. Keduanya dijuluki sebagai penjaga dunia-Lokapala Dhamma: hiri dan ottappa melindungi Anda dari perbuatan amoral. Jadu keduanya adalah murni dan postif, yang disebut juga dengan “Sukka Dhamma”. Kedua Dhamma tersebut menjaga manusia agar selalu dalam disiplin moral dan pengendalian moral yang membedakan manusia dengan binatang.

Tanpa adanya hiri dan ottappa, manusia akan tenggelam dalam kejahatan, dan tak ada bedanya dengan binatang. Dewasa ini malah banyak orang yang kurang punya hiri dan ottappa, sebagai contoh dari cara berpakaian, cara makan, dan kelakuan yang kurang senonoh. Jika hal ini dibiarkan berkembang, dunia segera berakhir dalam keruntuhan.

Hiri dan Ottappa Palsu
Meskipun hiri dan ottappa adalah faktor mental positif (kusala cetasika), ada juga hiri dan ottappa yang palsu. Malu dan takut melakukan kejahatan, pantang melakukan perbuatan salah (duccarita) adalah karena hiri dan ottapa sejati. Malu dan takut untuk menjalankan sila, mengunjungi pagoda dan vihara, mendengarkan uraian Dhamma, berbicara di depan umum, bekerja kasar (tidak malu hidup tanpa pekerjaan dan mati kelaparan), atau malu dan takut seorang pemuda untuk bertemu dengan seorang gadis, adalah contoh-contoh hiri dan ottappa palsu. Dalam kenyataannya mereka hanya berpura-pura dan memelihara kesombongan yang tak berguna. Menurut abhidhamma semua contoh tersebut tergolong dalam tanha.

Empat Hal dimana Rasa Malu Harus Disingkirkan
Dalam berbagai buku disebutkan ada empat hal dimana rasa malu harus disingkirkan :
1. Dalam melakukan perdagangan
2. Dalam belajar dibawah bimbingan guru.
3. Dalam hal makan
4. Dalam hal cinta

Keempat hal tersebut hanya untuk menegaskan bahwa seseorang harus mantap dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Contoh lain dari hiri dan ottappa adalah takut dengan pengadilan dan hukuman. Sungkan pergi ke toilet semasa perjalanan, takut dengan anjing, takut dengan hantu, takut dengan tempat yang belum dikenal, takut pada lawan jenis, takut pada saudara dan orang tua, takut berbicara di hadapan para sesepuh, dan sebagainya, adalah bukan hiri dan ottappa yang sebenarnya. Itu semua adalah semata-mata karena kurangnya kepercayaan diri dan merupakan keadaan buruk (akusala) yang terdorong oleh domanassa (Penderitaan batin).

Jalan Tengah
Penjelasan diatas akan menjernihkan kenyataan bahwa hanya hiri dan ottappa sejatilah yang harus dikembangkan. Tidak perlu merasa malu dan takut untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat, tetapi tidak berarti seseorang harus ceroboh dan nekat dalam semua kasus. Kecerobohan akan membawa ketidakhormatan kepada orang tua, kemarahan, kebencian, dan kesombongan. keberanian dan ketidaktakutan berbuat kebaikan patut di puji, sedangkan kecerobohan dan ketidakhormatan adalah hal yang tidak pantas.

Kenekatan, ketidakhormatan, dan keberanian sia-sia adalah hal yang tidak diinginkan; seseorang harus mantap dan tidak takut hanya dalam melakukan perbuatan baik. Malu dan takut secara berlebihan juga tidak diinginkan. Ada jalan tengah yang harus diikuti oleh semua orang. Seseorang semestinya merasa takut dalam lingkungan di mana dia seyogianya merasa takut; seseorang harus takut dengan perbuatan jahat.

Buddha berkata ;” Abhayitabbe bhayanti, bhayitabbe na bayare.”-Kebanyakan orang takut terhadap sesuatu yang tidak perlu ditakuti dan tidak takut terhadap sesuatu yang seharusnya ditakuti.


Sumber :
Abhidhamma sehari-hari Bab III. hal 86-89 _ Oleh : Ashin Janakabhivamsa.

Selanjutnya ==> (5. Alobha ...)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar