Kamis, Juni 27, 2013

Beberapa Contoh Nyata Mengenai Ajaran Anatta

Beberapa Contoh Nyata Mengenai Ajaran Anatta
( Tanpa Inti Diri )
Oleh : Tanhadi

Ketika kita melihat sebuah sofa, maka kita akan melihatnya sebagai hal yang biasa dan menyebutnya sebagai sofa. Tetapi ketika sofa yang terbuat dari kayu, busa, kain, lem, tenaga manusia, dan sebagainya itu kita uraikan, kita pisah-pisahkan, kita bongkar, maka yang kita lihat sekarang hanyalah beberapa potong kayu bekas, kain, busa dan sebagainya yang tidak mungkin sama dengan bahan awal pembuat sofa. Kita hanya menyebutnya sebagai sisa sofa, kain bekas sofa, kayu bekas sofa, dan sebagainya. Kita tidak akan melihat lagi sofa tadi.

Ketika kita membuat roti. Roti dibuat dengan memakai tepung, ragi, gula, garam, mentega, susu, air, api, tenaga kerja dan lain-lain Tetapi setelah menjadi roti tidak mungkin kita akan menunjuk satu bagian tertentu dan mengatakan: ini adalah tepungnya, ini garamnya, ini menteganya, ini airnya, ini apinya, ini tenaga kerjanya dst. Karena setelah bahan-bahan itu diaduk menjadi satu dan dibakar di oven, maka bahan-bahan itu telah berubah sama sekali. Meskipun roti itu terdiri dari bahan-bahan yang tersebut di atas, namun setelah melalui proses pembuatan dan pembakaran di oven telah menjadi sesuatu yang baru sama sekali dan tidak mungkin lagi untuk mengembalikannya dalam bentuknya yang semula.

Jika kita dihadapkan dengan benda-benda seperti Ban, jok, pedal, kanvas rem, lampu, kabel-kabel, skrup, accu, seker, kabel kopling, shock beker, rangkaian mesin, dynamo , stang stir, dsb., Dapatkah kita  mengatakan itu adalah sebuah Sepeda Motor? Tentu saja Tidak !. Namun setelah keseluruhan benda-benda itu dirangkai menjadi satu, barulah kita dapat mengatakannya; " Oh...itu adalah Sepeda Motor ! "

Jadi apa yang dilihat dan yang kita namakan sebagai Sepeda motor sebenarnya hanyalah gabungan dari unsur-unsur pembentuk, sepeda motor itu pada hakikatnya " Tidak memiliki inti " atau " tidak ada satupun dari spare-parts tersebut yang dapat disebut sebagai  sepeda motor " sebelum semua unsur-unsur pembentuknya disatu-padukan.

Demikian pula dengan segala hal, termasuk diri kita, pada dasarnya adalah perpaduan dari berbagai unsur yang masing-masing bersifat tidak kekal. Jika unsur-unsur pembentuknya dipisah-pisah maka hal tersebut akan menjadi tiada, Kosong. Karenanya, tidak ada yang disebut dengan diri yang hakiki, yang independen, baik itu diri kita maupun diri lainnya (segala mahluk, benda, maupun hal-hal fenomenal lainnya).


Pemahaman ajaran anatta ini dapat juga dianalisa dan direnungkan dalam ajaran mengenai Sebab-Musabab yang Saling Bergantungan (Paticcasamuppada).




2 komentar:

  1. Namo Buddhaya :)
    post bapak sering saya baca.. dan sangat bermanfaat..
    apa boleh saya meng copy beberapa artikel bapak? dengan tidak lupa mencantumkan sumber dari sini tentunya..
    terimakasih..

    Namo Buddhaya

    BalasHapus
  2. Namo Buddhaya _/\_

    Yth.Sdri Margaretta Andrew,

    Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkunjung ke Blog Pustaka Dhamma ini.

    Saya turut berbahagia bila Blog ini dapat memberikan manfaat bagi Anda, dan tentu saja Anda boleh dengan bebas meng copy artikel manapun yang ada di Pustaka Dhamma ini, karena Tujuan utama Blog Pustaka Dhamma ini dibuat adalah untuk dipersembahkan bagi siapapun yang mau membacanya dan memetik manfaatnya.

    Salam Metta,

    Tanhadi


    BalasHapus