DHAMMA DAN VINAYA ADALAH GURU KITA
Upa. Amaro Tanhadi
Bila kita perhatikan lebih jauh di forum-forum diskusi ajaran Buddha yang bertebaran di internet, ternyata masih sangat banyak orang yang mengaku sebagai umat Buddhis tapi sangat minim pengetahuannya tentang ajaran Buddha (Dhamma dan Vinaya). Ini adalah fakta yang menyedihkan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa, " Membaca/mempelajari Sutta-sutta itu tidak penting, itu hanya teori, hanya sebuah konsep, yang penting adalah praktiknya, lagipula belum tentu ajaran yang di sutta itu adalah benar-benar ucapan dari Buddha sendiri ."
Orang-orang yang berpikiran sempit dan tidak memahami ajaran Buddha seperti itulah yang pada perjalanan diskusinya cenderung menggunakan penafsiran-penafsiran pribadi dan melenceng dari ajaran Buddha (adhamma), berbelit-belit dan penuh dengan pandangan salah.
Bagaimanapun juga, sebagai umat Buddhis, kita seharusnya mengenali Sutta-Sutta dan mempelajarinya dengan sebaik-baiknya. Untuk hal tersebut mari kita ingat kembali nasihat-nasihat Sang Buddha tersebut dibawah ini :
Di dalam Maha Parinibbana Sutta (Digha Nikaya Sutta 16), Sang Buddha menasihati para Bhikkhu: “Dhamma-Vinaya apapun yang telah Aku tunjukkan dan rumuskan untuk kalian, itulah yang akan menjadi Guru kalian ketika Aku tiada.”
Ini adalah pernyataan yang sangat penting, yang maknanya telah diabaikan oleh banyak umat Buddhis. Karena banyak umat Buddhis tidak pernah mendengar nasihat ini atau tidak mengerti maknanya, maka mereka lebih banyak menyenangi untuk mempelajari buku-buku belakangan ini yang berisi banyak Dhamma dan beberapa adhamma (yakni yang bertentangan dengan Dhamma) ditambahkan di sana-sini.
Dan untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan yang tersebar di sana-sini di sepanjang teks, hanya bisa diketahui jika seseorang cukup cermat dan benar-benar mengenal kumpulan Sutta tertua. Jika tidak, seseorang akan merasa sangat sulit untuk membedakan buku-buku belakangan dari yang lebih awal.
Demikian pula, di dalam Samyutta Nikaya, sutta 20.7, Sang Buddha telah pula memperingatkan bahwa di masa depan (yakni sekarang ini), orang-orang akan menolak untuk mendengarkan khotbahNya (Sutta). Tentu saja hal itu akan berdampak merusak pada dua hal, yaitu : Sutta - Sutta akan hilang, dan
Orang-orang akan memperoleh pemahaman yang salah tentang Dhamma.
Jika kita tidak mengenal Sutta, atas dasar apa dan bagaimana kita bisa mempraktikkan Ajaran Buddha dengan ‘Pandangan yang benar?’
Oleh karena itulah, kita sebagai umat Buddhis hendaknya mengenal Sutta, jadi kita bisa menilai apakah buku-buku Dhamma atau instruksi para bhikkhu atau beberapa guru lainnya adalah sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Inilah sebabnya mengapa kita sebagai umat Buddhis harus selalu mengingat Dhamma-Vinaya sebagai Guru kita yang utama; khususnya bagi kita adalah kumpulan Sutta tertua di dalam Nikaya.(Th)
Semoga bermanfaat.
Mettacittena.