DHAMMA VIBHAGA II
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
Kelompok Limabelas
Sumber : Dhamma Vibhaga - Penggolongan Dhamma;
oleh: H.R.H. The Late Patriarch Prince Vajirananavarorasa;
alih bahasa : Bhikkhu Jeto, Editor : Bhikkhu Abhipanno;
Penerbit : Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta; Cetakan Pertama 2002)
KELOMPOK LIMA BELAS
1. SEBAB-SEBAB YANG MEMBANTU (CARANA)
· Serba-serbi
· Kesempurnaan kemoralan (silasampada)
· Pengendalian indria-indria (indriyasamvara)
· Sikap sedang dalam makan (bhojane matthaññuta)
· Usaha tetap sadar (jagariyanuyoga)
· Praktek- praktek mulia (saddhamma)
· Keyakinan (saddha)
· Malu untuk berbuat jahat (hiri)
· Takut akan akibat-akibat perbuatan jahat (ottappa)
· Memiliki pengalaman luas (bahusacca)
· Usaha atau semangat (viriya)
· Kesadaran (sati)
· Kebijaksanaan (pañña)
· Jhana 'bentuk'
· Jhana pertama (pathamajhana)
· Jhana kedua (dutiyajhana)
· Jhana ketiga (tatiyajhana)
· Jhana ke-empat (catutthajhana)
Ma. Ma 13/26
· KETERANGAN
Carana adalah suatu istilah yang aneh. Biasanya dipergunakan untuk mengartikan anggota-anggota tubuh yang dipergunakan untuk berjalan, yaitu kaki. Di sini pada khususnya digunakan untuk mengartikan praktek-praktek yang membawa pada pencapaian pengetahuan (No. 3, Kelompok Delapan). Di tempat lain, dikatakan bahwa Delapan Rangkaian Jalan Mulia adalah carana dari Pandangan Terang ke dalam Empat Kebenaran Mulia, empat Jhana adalah carana bagi tiga rangkaian pengetahuan (No. 28, Kelompok Tiga), dan pengetahuan yang lebih rendah adalah carana bagi pengetahuan yang lebih tinggi. Dalam suatu khotbah yang disebut Sekkhapatipada, istilah carana dinyatakan sebagai praktek-praktek para siswa mulia dari tingkatan yang lebih rendah.
Berikut ini adalah keterangan mengenai carana dari khotbah itu.
KESEMPURNAAN KEMORALAN.
Melaksanakan hukum-hukum peraturan atau vinaya, disiplin ke-vihara-an, hukum-hukum etika, juga bagian-bagian pokok dari peraturan patimokkha, adalah kesempurnaan kemoralan.
PENGENDALIAN INDRIA.
Pada pokoknya ini adalah pengontrolan bathin atau pikiran, atau lebih tepat yaitu perasaan-perasaan. Itu menyatakan keadaan sadar sewaktu melihat, mendengar, mencium, merasakan, menyentuh dan berpikir, tidak diseret oleh keinginan atau kebencian, tetapi, tetap tenang dan berpikiran seimbang.
SIKAP SEDANG DALAM MAKANAN.
Mengetahui jumlah yang tepat untuk mempertahankan badan jasmani dan merenungkan fungsi yang sebenarnya sebelum makan. Makan bukanlah enak, ataupun untuk menggemukan tubuh atau untuk memperindah tubuh. Itu hanya untuk mempertahankan tubuh, mempertahankan kehidupan, mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh rasa lapar dan untuk melangsungkan kehidupan suci.
USAHA UNTUK TETAP TERJAGA.
Ini dipergunakan dalam arti khusus, berarti suatu cara hidup yang khusus diberikan bagi para pencari kebenaran yang seharusnya tidak memanjakan diri dalam kesenangan tidur, tetapi harus tetap terjaga dan melakukan usaha-usaha sebanyak mungkin.
KEYAKINAN.
Keyakinan dalam sifat-sifat Mulia Sang Buddha seperti yang telah diterangkan di dalam No.2, Kelompok Sembilan. Dalam kitab komentar, keyakinan dibagi menjadi dua macam: keyakinan terhadap hukum kamma dan keyakinan terhadap akibat-akibat kamma atau vipaka. Di tempat lain juga disebutkan tiga atau empat macam keyakinan (dengan menambah: keyakinan bahwa makhluk-makhluk adalah pemilik dari kamma mereka sendiri, dan di dalam Pencapaian Penerangan Sempurna dari Sang Buddha), tetapi sumber-sumbernya masih belum jelas.
MALU UNTUK BERBUAT JAHAT.
Komentar mempersamakan sikap bathin ini dengan seorang gadis berpendidikan yang merasa jijik untuk menyentuh barang yang kotor dan menjijikan.
TAKUT AKAN AKIBAT PERBUATAN JAHAT.
Juga komentar telah mempersamakan sikap bathin ini dengan seseorang yang bersikap hati-hati dalam mengelakkan ular berbisa.
MEMILIKI PENGALAMAN LUAS.
Memupuk pengetahuan mengenai ajaran dengan banyak mendengarkan (belajar, termasuk praktek). Pengalaman dikatakan terdiri atas lima faktor: banyak mendengar, mengingatnya, merenungkannya, dan memberi komentar atau mencernakan.
USAHA.
Istilah ini digunakan dalam arti umum yang menyatakan peninggalan terhadap kejahatan dan mengembangkan kebaikan dirangkaikan dengan usaha yang terus menerus dan tidak adanya perasaan puas dengan apa yang telah dicapai (mengenai praktek)
KESADARAN.
Di sini diterangkan sebagai kemampuan untuk mengingat kembali apa yang telah dilakukan, diucapkan dan dipikirkan.
KEBIJAKSANAAN.
Menyatakan bathin di atas segi keduniawian, yaitu pandangan terang untuk menentukan timbul dan tenggelamnya ciptaan-ciptaan (sankhara) dan untuk menyingkirkan penderitaan melalui penghilangan kekotoran-kekotoran batin.
No. 12, 13, 14,dan 15 telah diterangkan di dalam No. 13, Kelompok Empat.
]
™ S E L E S A I ˜
SINGKATAN-SINGKATAN YANG DIPERGUNAKAN :
Dhamma Vibagha I :
A | : Anguttara Nikaya |
Abhs. | : Abhidhammatthasangaha |
D.A. | : Sumangalavilasini (Dhammapada Atthakatha / Komentar Dhammapada) |
M | : Majjhima Nikaya |
S . | : Samyutta Nikaya |
Khp. | : Khuddakapatha |
Iti. | : Itivuttaka |
Sn . | : Sutta Nipata |
Vbh . | : Vibhanga |
Vism. | : Visuddhimagga |
Vin. | : Vinaya Pitaka |
Dhamma Vibagha II :
An.A. | : Anguttaranikaya Atthakanipata |
An.Ca. | : Anguttaranikaya Catukkanipata |
An. Cha. | : Anguttaranikaya Chakkanipata |
An. Ti. | : Anguttaranikaya Tikanipata |
An. Da. | : Anguttaranikaya Dasakanipata |
An. Du. | : Anguttaranikaya Dukanipata |
An. Na. | : Anguttaranikaya Navakanipata |
An. Pa. | : Anguttaranikaya Pancakanipata |
An. Sa. | : Anguttaranikaya Sattakanipata |
Abhi. Vi. | : Abhiddhamatthavibhavini |
Abhi. San. | : Abhidhammatthasangahapati |
Khu. Iti | : Khuddakanikaya Itivuttaka |
Khu. U. | : Khuddakanikaya Udana |
Khu. Car. | : Khuddakanikaya Cariyapitaka |
Khu. Cu. | : Khuddakanikaya Culaniddesa |
Khu. P. | : Khuddakanikaya Patisambhidamagga |
Khu. M. | : Khuddakanikaya Mahavagga |
Cul. Pa. | : Cullavagga Pathamabhaga (Vinaya) |
Di. Pati. | : Dighanikaya Patikavagga |
Di. M. | : Dighanikaya Mahavagga |
Di. Si. | : Dighanikaya Silakhandhavagga |
Dha. | : Dhammasangani (abhidhamma) |
Pa. Su. Du. | : Papancasudani Dutiyabhaga |
Pa. Su. Ta. | : Papancasudani Tatiyabhaga |
Ma. U. | : Majjhimanikaya Uparipannasaka |
Ma. Ma. | : Majjhimanikaya Majjhimapannasaka |
Ma. Mu. | : Majjhimanikaya Mulapannasaka |
Man. Di. Vin. | : Mangalatthadipani Vinayakatha |
Mano. Pu. Du. | : Manorathapurani Dutiyabhaga |
Mano. Pu. Pa. | : Manorathapurani Pathamabhaga |
M. Pa. | : Mahavagga Pathamabhaga ( Vin.) |
Vis. Abh. Du. | : Visudhimagga Abhinnaniddesa |
Vis. Kan. Ta. | : Visudhimagga Kankhavitarananiddesa Tatiyabhaga |
Vis. Ka. Pa. | : Visudhimagga Kammatthanagahananiddesa Pathamabhaga |
Vis. Kha. Ta. | : Visudhimagga Kandhaniddesa Tatiyabhaga |
Vis. Cha-anu. Pa. | : Visudhimagga Cha-anussatiniddesa Pathamabhaga |
Vis. Nana. Ta. | : Visudhimagga Nanadassaniddesa Tatiyabhaga |
Vis. Dhu. Pa. | : Visudhimagga Dhutanganiddesa Pathamabhaga |
Vis. Path. Pa. | : Visudhimagga Pathavikasinaniddesa Pathamabhaga |
Vis. Sa. Du. | : Visudhimagga Samadhiniddesa Dutiyabhaga |
Vis. Si. Pa. | : Visudhimagga Silaniddesa Pathamabhaga |
Vin. Pari | : Vinayapitaka Parivara |
Vibh. Da. | : Vibhanga Dasakaniddesa (abhidhamma) |
Sad. Pati. | : Sadhammapakasini Patisambhidamagga |
Sa. Pa. | : Samantapasadika Pathamabhaga |
Sam. Kha. | : Samyuttanikaya Khandavaravagga |
Sam. Ni. | : Samyuttanikaya Nidanavaga |
Sam. Maha. | : Samyuttanikaya Mahavaravagga |
Sam. Sala. | : Samyuttanikaya Salayatanavagga |
Semoga bermanfaat
Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar