BAB I
TUHAN DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA
1. Secara umum, kebanyakan pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama harus mempunyai “Satu Tuhan yang diakui”. Konsep Tuhan dari sudut pandang ini jelas mempersonifikasikan Tuhan sebagai Sosok pribadi atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep Tuhan sebagai makhluk Adikuasa yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan disekolah maupun lingkungan sekitar kita.
2. Yang sulit adalah, ketika kita mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu konsep yang lain, yang menyatakan bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. Sulitnya karena kemelekatan kita pada konsep tersebut (bahwa “Tuhan dipandang sebagai Sosok Pribadi”, pengatur dan pencipta alam semesta beserta isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (Kepercayaan) kita terhadap konsep itu sudah demikian kuatnya, maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada, walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya.
Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam agama Buddha itu Tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya, mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma, konsep tentang Tuhan ini sangat jarang disinggung ?. Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam agama Buddha ?
3. Menurut para ahli di luar negeri, dikatakan bahwa agama Buddha digolongkan sebagai agama yang Agnostik (Tidak mengetahui keberadaan Tuhan) dan tidak mengenal Tuhan pencipta (Atheis). Selain itu, menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama, karena tidak adanya Tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi.
Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep Tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia, yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb. Sehingga agama Buddha sering disebut Atheis.
Tentunya konsep ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan Tuhan sebagai pribadi atau makhluk Yang Agung, Maha Tinggi dan Maha segala-galanya, dimana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu. Namun, cara pandang ajaran Buddha terhadap konsep Tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya.
4. TUHAN dalam agama Buddha didefinisikan sebagai “Yang Mutlak” , maka jika meminta definisi Tuhan sebagai Yang Mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian sabda Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII : 3.
“Ketahuilah para Bhikkhu,
bahwa ada sesuatu Yang tidak dilahirkan,
Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak.
Apabila tidak ada Yang tidak dilahirkan,
Yang tidak menjelma,Yang tidak diciptakan, Yang mutlak,
maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Tetapi, karena ada Yang tidak dilahirkan,
Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak,
maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”.
5. Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama Theistik (ber-Tuhan). “Yang Mutlak” itu sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan “Yang Mutlak” itulah yang disebut dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
6. Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak menjelma, Tidak tercipta dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang “Tanpa Aku” (anatta/anatman), yang tidak dapat dipersonifikasikan (disamakan dengan suatu sosok yang berkepribadian) dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan Atheis, karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang Personal, agama Buddha memang tidak memiliki Tuhan yang berkepribadian seperti itu. (yang memiliki sifat murka, cemburu, menghukum, pilih kasih, sayang dan sebagainya ).
“Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan”.
(Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101)
Thanks pencerahannya.. :)
BalasHapusMemang benar adanya demikian, dan saya meyakini itu.
BalasHapusAgama yang mungkin orang berpikiran modern banyak pegang...
BalasHapusTuhan telah mengutus beberapa orang nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad yang ke semuanya menyerukan bahwa Allah (Tuhan) itu Maha Esa. Ajaran tauhid (mengesakan Allah) ini adalah konsep dasar ajaran para nabi terdahulu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa tiap-tiap umat ada mempunyai rasul (nabi yang diutus). Berkemungkinan Sri Krisna dan Sidharta Gautama (Budha) adalah salah seorang nabi dan rasul yang pernah diutus Allah kepada umatnya masing-masing di India. Sebagaimana diketahui ajaran Budha pada mulanya adalah mengesakan Tuhan dan melarang pengikutnya menyembah berhala.
BalasHapusTapi kenapa ajaran keesaan Allah itu kabur pada kitab suci agama Budha dan berbeda dengan ajaran nabi Muhammad? Salah satu penyebab adalah kitab suci agama Budha baru ditulis orang 400 tahun lebih setelah Sidharta Gautama meninggal dunia. Ajaran Budha yang asli tidak diketahui orang sampai sekarang karena Sidharta Gautama sendiri tidak pernah menyuruh tulis atau bukukan ajarannya pada muridnya secara langsung. Berbeda dengan wahyu yang diterima nabi Muhammad setiap wahyu yang diterimanya langsung beliau suruh sahabatnya untuk menghafalkan wahyu tersebut dan ditulis langsung oleh para sahabat nabi itu juga.
Kitab-kitab suci selain kitab Al-Qur'an sudah tercemar dengan tulisan tangan manusia yang merubah isi kitab dan menyatakan bahwa ini dari Tuhan padahal bukan dari Tuhan, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an pada Surat Al-Baqorah ayat 78-79 sbb. :
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Kitab kecuali dongengan bohong belaka, dan mereka hanya menduga-duga.“ (QS Al-Baqarah : 78)
“Sungguh celakalah orang-orang yang menulis al-kitab dengan tangan mereka, lalu mereka katakan: “Ini adalah dari Allah.” (mereka lakukan itu) untuk mencari keuntungan sedikit. Sungguh celakalah mereka karena aktivitas mereka menulis kitab-kitab (yang mereka katakan dari Allah itu), dan sungguh celakalah mereka akibat tindakan mereka.” (QS Al-Baqarah : 79)
Contoh kalau seandainya ada ajaran Budha yang asli maka Sidharta Gautama sendiri akan menyuruh umatnya untuk beriman kepada Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir karena ajaran nabi terdahulu
khusus untuk bangsanya saja bukan untuk seluruh umat manusia di dunia dan terbatas waktunya hanya sampai kedatangan nabi Muhammad yang diutus Allah sebagai rahmat bagi semua alam.
Kalau manusia tidak beriman kepada Nabi Muhammad apa risikonya?
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang aku seseorang dari umat manusia ini, baik dia Yahudi maupun Nashrani, lalu dia tidak mengimani risalah yang aku bawa, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (HR.Muslim). Jadi semua manusia yang telah mengetahui adanya agama Islam sedangkan dia cuek-cuek saja tidak mau mempelajari dan mengetahui kebenaran Islam yang terdapat pada kitab suci Al-Qur’an serta tidak mau masuk Islam maka manusia tersebut pasti masuk api neraka di akhirat kelak. Kalau sudah di akhirat kita tidak bisa lagi ke dunia ini untuk bertobat. Nasi sudah jadi bubur. Sebelum nasi belum menjadi bubur seyogyanya kita beriman kepada nabi terakhir ini. Al-Qur’an juga mengatakan bahwa banyak orang yang masuk neraka yang minta dikembalikan ke dunia karena tidak tahan azab api neraka dengan maksud untuk beriman dan bertobat kepada Allah namun Allah jelas tidak mengabulkan permohonan mereka karena dunia sudah kiamat dan alam akhirat sudah terbentang sehingga mereka menyesal tidak beriman kepada Allah ketika hidup di dunia ini.
Tuhan yang menciptakan kita pasti sama, Tuhan orang Arab, India, Cina, Eropah dan lainnya pasti sama.
Saran saya, sebelum memberikan uraian tentang agama Buddha seperti yang telah Anda tulis tersebut diatas, sebaiknya Anda pelajari terlebih dahulu secara cermat sejarah agama Buddha dengan benar dan berdasarkan pada literatur Buddhisme Awal tentunya, sehingga Anda tidak menjadi salah persepsi seperti tsb. diatas. :D
HapusNamun saya memakluminya, karena setiap orang yang berbeda keyakinan memang selalu mempertahankan argumentasinya berdasarkan apa yang dia percayai melalui ajaran agamanya masing-masing, saya hargai hal itu dan semoga tidak pernah terlintas dalam pikiran Anda bahwasanya "Agama Anda adalah yang paling benar, dan agama lainnya adalah salah". :)
Seperti halnya yang Anda tulis tersebut diatas; " ..Ajaran tauhid (mengesakan Allah) ini adalah konsep dasar ajaran para nabi terdahulu...."
Ini sangat jelas bagi saya, bahwa ketika kita berbicara tentang Tuhan (bagi yang mempercayai keberadaannya), berarti kita sedang berbicara KONSEP TENTANG KEBERADAAN TUHAN.
Saya sangat memahami bahwa Pernyataan Anda tersebut adalah pernyataan keimanan yang mempercayai KONSEP keberadaan tuhan, namun perlu diketahui bahwa gagasan untuk membuktikan keberadaan Tuhan ditinjau dari DALIL dan KONSEP, hal itu hanya berlaku bagi orang yang sebelumnya ‘sudah percaya’ bahwa Tuhan itu ada. Namun tidak akan pernah meyakinkan seseorang yang tidak percaya adanya Tuhan.
Namun, Bagaimana sebuah konsep atau sebuah definisi dapat membuktikan Keberadaan sesuatu?
Sebuah eksistensi yang berangkat dari sebuah konsep bukanlah merupakan “Pembuktian” yang sebenarnya. KEBENARAN ADANYA TUHAN HANYALAH SEBUAH KONSEP, jadi konsep ini TIDAK DAPAT DIPAKAI sebagai Pembuktian keberadaan Tuhan. Keberadaan Tuhan hanya bisa di dalilkan namun tidak dapat dipertunjukkan. Oleh karena itulah Kehadirannya adalah obyek keimanan/kepercayaan, bukan Pengetahuan.
Lebih daripada itu, Percaya atau tidak mempercayai adanya Tuhan, kedua-duanya tidak pernah dapat memberikan bukti nyata bahwa mereka pernah tahu dan melihat sendiri bahwa Tuhan itu ada atau tidak ada.
Olehkarenanya, dalam Buddhisme tidak terdapat ajaran mengenai Tuhan dalam pemahaman/pengertian sebagai Pencipta, Penguasa,Pengatur alam semesta YANG BERKEPRIBADIAN,yang dipercaya memiliki Super Power. Tidak ada satupun pengertian dari Tuhan diatas yang dapat kita jumpai dalam teks-teks awal Buddhisme, KECUALI beberapa sifat tertentu.
HapusDemikian pula,Membahas tentang Tuhan- memang akan banyak pertentangan-pertentangan pendapat yang pada dasarnya mereka sama-sama tidak bisa mempertanggung-jawabkan kebenaran argumentasinya sendiri, mengapa? karena mereka HANYA mengetahuinya dari kitab sucinya masing-masing (tidak lebih dari itu), SEHINGGA TIDAK ADA SATU AGAMA PUN YANG SEPAKAT BAHWA TUHAN MEREKA ITU ADALAH 'SATU SOSOK YANG SAMA'. Adapun persamaan-persamaan yang ada dan bisa diterima oleh semua agama hanyalah pada “ SIFAT-SIFAT TUHAN” (Ke-Tuhan-an).
Demikian pendapat saya, dan tak lupa saya ucapkan terima kasih atas kunjungan Anda ke Blog saya ini.
Semoga Anda terberkahi kesehatan dan kesuksesan dalam hidup, lahir dan batin.
Salam sejahtera, Bung Andi.
HapusSepengetahuan sy, ajaran yg disampaikan oleh Sang Buddha merupakan rangkaian kata dan kalimat dalam bentuk "Sutra" yg disampaikan terus secara turun menurun. Dan, ini dikawal terus oleh para Bikkhu dalam semacam peguyuban yg disebut Sangha. Ada bagian penting dari Sutra dilafalkan oleh ummat awam dalam setiap kebaktian di vihara atau tempat ibadah Agama Buddha.
Selanjutnya, "Tuhan" dlm Buddhisme itu sangat sakral dan segala rencana-Nya di luar jangkauan pikiran manusia yg sangat terbatas. Maka "Tuhan" itu tdk dapat dipersonifikasikan ato dibuat serupa dgn manusia. Dari sudut pandang literal, jika manusia bisa mengetahui rancangan "Tuhan", justru akan menimbulkan perdebatan yg sia2, bahkan mungkin akan menggugat eksistensi "Tuhan". Sebagai contoh: jika semua manusia seperti kata anda mempunyai "Tuhan" yg sama, mengapa dlm beberapa perang agama, selalu terjadi kekalahan dan kemenangan yg silih berganti dgn korban yg besar dan menyedihkan. Pertanyaannya adalah apakah "Tuhan" membiarkan saja hal ini terjadi thdp ummat-Nya dgn cara memihak silih berganti? Kemudian, bukankah dgn ke maha kuasaan-Nya, dunia dpt dibuat aman dan damai dlm satu hembusan saja?
Sebetulnya msh banyak sekali pertanyaan2 yg lebih kritis yg justru membuat kita bisa menjadi "Atheis". Oleh krn itu lebih baik diamalkan saja sifat2 "Ilahi" daripada memperdebatkan hal yg di luar kapasitas kita sbg manusia, apalagi memandang agama lain menurut perspektif kita sendiri. Dalam hal ini, mohon koreksi, bila sy salah.
Bahwa seperti yang kita yakini, Tuhan telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya, dan melalui ciptaanNYA ini Tuhan memberikan tanda – tanda mengenai keberadaan dan kekuasaanNYA. Dan Tuhan juga memberikan tanda-tanda melalui ciptaanNYA bahwa di semesta ini Cuma ada satu Tuhan. Hal ini terlihat bagaimana rapi dan teraturnya alam ini. Matahari selalu terbit dari Timur, bulan juga selalu mengikuti gerakan Bumi, semua ini menandakan bahwa hanya ada satu kendali penguasa di alam ini , dan itulah yang kita sebut TUHAN .
HapusBagaimana jadinya bila Tuhan itu lebih dari satu ? , tentunya akan terjadi perebutan kekuasaan, perbedaan keinginan, saling adu kekuatan, sehingga akan hancurlah semesta ini menjadi ajang adu kekuatan.
Firman Tuhan dalam Al-Qur'an :
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai `Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (Al-Qur'an Surat AL ANBIYAA’ : 21 – 22)
Nah...... melalui ayat di atas ALLAH menyatakan bahwa seandainya ada Tuhan lain di alam semesta ini selain ALLAH, tentulah hancur alam ini, karena akan terjadi adu kekuatan akibat perbedaan keinginan antara Tuhan satu dengan Tuhan yang lainnya .
Sudah barang tentu sesuai logika di atas, yang benar adalah : bahwa hanya ada satu agama yang benar dengan satu Tuhan di alam semesta ini. Nah berdasar logika di atas , maka berarti suatu agama yang menyatakan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, adalah salah dan bisa dipastikan agama tersebut bukan turun dari Tuhan yang asli.
Manusia hanya mampu menangkap tanda – tanda adanya Tuhan melalui alam ciptaannya, namun tidak akan bisa mengenal Tuhannya jika Tuhan tidak memberi pengetahuan keberadaanNYA melalui Nabi-Nabi utusanNYA. Nah...., melalui Nabi utusan-NYA lah kita bisa mengenal Tuhan dengan segala sifatnya . Dialah ALLAH , Tuhan alam semesta yang maha Tunggal, tidak berawal dan senantiasa hidup kekal abadi. Dan karena Dia kekal, maka tidak butuh untuk berketurunan, karena sesungguhnya berketurunan itu adalah cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup sesuatu yang bisa mati, yang menunjukkan kelemahan sebagaimana makhluk ciptaan. Bayangkan jika Tuhan mempunyai anak, sudah barang tentu dari dulu hingga sekarang kita tidak bisa menduga berapa banyak anak Tuhan, jadi hal tersebut tidaklah mungkin. Tuhan tidak pernah lelah dan tidak pernah mengantuk maupun tertidur . Tidak butuh makan dan minum. Pendek kata Dialah yang maha sempurna, yang dzat dan sifatnya tidak sama dengan makhluk ciptaannya. Dengan demikian maka secara logika, kita bisa mengetahui terhadap sesuatu, apakah dia Tuhan atau Makhluk (ciptaan) dengan cara mengujinya dengan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah dia berawal ? (dilahirkan ?), jika semula tidak ada, yang kemudian menjadi ada, berarti dia berawal. Dan sesuatu yang berawal, pastilah bukan Tuhan. Misal nya Isa , karena dia dilahirkan berarti berawal, dan juga bisa mati, berarti dia bukan Tuhan, melainkan manusia yang diutus Tuhan. Jadi anggapan yang menyatakan dia Tuhan, tentu salah.
2. Apakah dia mempunyai kelemahan ? , misalnya mengantuk dan tidur, bisa mati , butuh makan dan minum ?. Jika ya , berarti dia bukan Tuhan, melainkan hanya makhluk ciptaan. Bisa kita bayangkan, apabila Tuhan tertidur, sudah pasti hancurlah alam semesta ini kehilangan keseimbangan, pada saat tuhan tertidur . Dan bayangkan jika Tuhan butuh makan dan minum , yang berarti Tuhan tergantung dengan makanan dan minuman, dan itu berarti suatu kelemahan karena hidupnya bergantung pada kebutuhan makan. Jadi itu semua tidak mungkin, karena Tuhan maha sempurna dan tidak bergantung pada sesuatupun.
3. Apakah wujudnya sama dengan makhluk ?? , jika ya, berarti dia bukan Tuhan. Dzat Tuhan pasti tidak sama dengan makhluk, karena tidak mungkin wujud yang maha kuasa sama dengan wujud makhluk yang serba terbatas kemampuannya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusIni blog ajaran Buddha bung. kalo ga percaya yah sudah..
Hapuskalo mau ceramah yah ceramahin pada mereka yg suka berbuat dosa.
masa pake nakut2 in org bakal masuk neraka kalo ga ikutin ajaran Lu..... ngatain ajaran org lain ga bener n bakal masuk neraka,,, emangnya Lu sudah pernah mati ? sudah pernah ke neraka/ surga ?
Emangnya Lu bakalan masuk surga ?
terima kasih bapa Tanhadi karena telah memberikan penjelasan yang cukup tentang Agama Buddha. awalnya juga saya bertanya "Tuhan-nya" agam Budha itu siapa? tetapi dengan matakuliah Alam Pikir Budha yang pelajari selam nie ini dan dengan penjelasan bapa, saya sudahh sedikit mengert bahwa Agama Budha bukan agama Deistik tetapi humanistik. klow tidak salah iman dalam agama Budha itu tidak perlu atau bahkan tidak ditekankan. saya hanya mau bertanya: bagaimana konsep tentang ada tertinggi dalam agama Budha kalau dikaitkan dengan sila pertama Pancasila. terima kasih banyak.
HapusManusia hanya mampu menangkap tanda – tanda adanya Tuhan melalui alam ciptaannya, namun tidak akan bisa mengenal Tuhannya jika Tuhan tidak memberi pengetahuan keberadaanNYA melalui Nabi-Nabi utusanNYA seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad, SAW dan lain-lainnya. Nah...., melalui Nabi utusan-NYA lah kita bisa mengenal Tuhan dengan segala sifatnya . Dialah ALLAH , Tuhan alam semesta yang maha Tunggal, tidak berawal dan senantiasa hidup kekal abadi. Dan karena Dia kekal, maka tidak butuh untuk berketurunan, karena sesungguhnya berketurunan itu adalah cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup sesuatu yang bisa mati, yang menunjukkan kelemahan sebagaimana makhluk ciptaan. Bayangkan jika Tuhan mempunyai anak, sudah barang tentu dari dulu hingga sekarang kita tidak bisa menduga berapa banyak anak Tuhan, jadi hal tersebut tidaklah mungkin. Tuhan tidak pernah lelah dan tidak pernah mengantuk maupun tertidur . Tidak butuh makan dan minum. Pendek kata Dialah yang maha sempurna, yang dzat dan sifatnya tidak sama dengan makhluk ciptaannya. Dengan demikian maka secara logika, kita bisa mengetahui terhadap sesuatu, apakah dia Tuhan atau Makhluk (ciptaan) dengan cara mengujinya dengan pertanyaan sebagai berikut :
BalasHapus1. Apakah dia berawal ? (dilahirkan ?), jika semula tidak ada, yang kemudian menjadi ada, berarti dia berawal. Dan sesuatu yang berawal, pastilah bukan Tuhan. Misal nya Isa , karena dia dilahirkan berarti berawal, dan juga bisa mati, berarti dia bukan Tuhan, melainkan manusia yang diutus Tuhan. Jadi anggapan yang menyatakan dia Tuhan, tentu salah.
2. Apakah dia mempunyai kelemahan ? , misalnya mengantuk dan tidur, bisa mati , butuh makan dan minum ?. Jika ya , berarti dia bukan Tuhan, melainkan hanya makhluk ciptaan. Bisa kita bayangkan, apabila Tuhan tertidur, sudah pasti hancurlah alam semesta ini kehilangan keseimbangan, pada saat tuhan tertidur . Dan bayangkan jika Tuhan butuh makan dan minum , yang berarti Tuhan tergantung dengan makanan dan minuman, dan itu berarti suatu kelemahan karena hidupnya bergantung pada kebutuhan makan. Jadi itu semua tidak mungkin, karena Tuhan maha sempurna dan tidak bergantung pada sesuatupun.
3. Apakah wujudnya sama dengan makhluk ?? , jika ya, berarti dia bukan Tuhan. Dzat Tuhan pasti tidak sama dengan makhluk, karena tidak mungkin wujud yang maha kuasa sama dengan wujud makhluk yang serba terbatas kemampuannya.
Klaim tanpa bukti = HOAX :v Apa dasarnya kalo ajaran Buddha sudah tercemar? Dan apa yang membuktikan kalo tuhan anda yang menciptakan semesta??? Kitab suci? lol :v Belajar lagi hukum kekekalan energi dan peristiwa Invasi India Utara dan kehancuran Nalanda, lihat siapa yang sebenarnya menghilangkan Buddhisme di tanah kelahirannya sendiri :D
BalasHapusMalaikat tercipta dari cahaya, Cahaya diketahui memiiliki kecepatan tertinggi di dunia yaitu 300 ribu km/detik. Maka dalam 1 detik malaikat dapat mengitari bumi 8 kali. Dalam Al Quran disebutkan masalah relatifitas waktu, dimana 1 hari disurga sama dengan 1000 hari di bumi, atau malaikat jibril menghadap Tuhannya dalam waktu 1 hari yang sama dengan 50 ribu tahun di bumi. Jika malaikat jibril saja yang berkecepatan cahaya butuh waktu 50 ribu tahun maka sungguh tak terbayangkan bagi manusia untuk melihat Wujud Allah. Karena penglihatan manusia dihubungkan dengan cahaya ini mempunyai keterbatasan dan membentuk ilusi. Melihat warna energy, jin atau penglihatan tembus pandang masih dimungkinkan karena penglihatan dihubungkan dengan kemampuan cahaya, melihat wujud malaikat saja bisa dianggap suatu yang mustahil bagi orang biasa.
BalasHapusMaka sangat mustahil bagi manusia meskipun dia memiiki kemampuan penglihatan super untuk melihat wujud Allah, kecuali dengan kehendak-Nya seperti yang dialami nabi Muhammad dalam peristiwa mi’raj. Dalam mi’raj nabi dikaruniai penglihatan wujud asli malaikat jibril yang memiliki 60 ribu sayap yang telapak kakinya saja bisa menutupi seluruh bumi. Namun demikian malaikat jibril yang berbadan cahaya tidak diizinkan naik ke hadirat illahi karena jika melangkah selangkah lagi wujudnya akan musnah hangus. Kesucian dan Ke Maha besaran dzat-Nya bisa di pahami dari peristiwa jabal nur, dimana nabi Musa AS yang berkeinginan melihat secara fisik langsung tersungkur ketika Allah menampakkan sedikit Nur sejatinya pada bukit yang langsung hancur. Dari arsy dan hadirat Allah inilah Nabi Muhammad mendapat perintah langsung Shalat 5 waktu. yang merupakan suatu cara meminta pertolongan dan menghadap Allah.
Jadi dari peristiwa mikraj ini, Allah bukanlah sebuah konsep yang menggambarkan keterbatasan pikiran yang gagal mengungkap sebab pertama, asal-mula terjadinya alam semesta dan kebenarannya. Allah itu jelas ada (wujud), Terdahulu(qidam), kekal (baqa), berbeda dengan makluk, berdiri sendiri,….dsb. Namun demikian wujud dan keberadaan Tuhan tidak akan bisa terlihat oleh makluk yang serba terbatas ini. Manusia hanya bisa melihat wujudNya besok di Surga (akherat) karena Ridwan dan Rahim Allah saja.
Kitab suci tidak mengajarkan ilmu pengetahuan. Jika ya, maka itu bukanlah kitab suci dan ajaran tentang Agama, melainkan ilmu pengetahuan. Jadi jelas, Anda tidak bisa membuat suatu ayat pada kitab yang Anda imani sebagai suatu ilmu pengetahuan. Logika dalam Ilmu pengetahuan sangat bertentangan dengan ajaran Agama. Jadi, jelas Anda adalah salah
HapusSambungan di atas :
HapusProf. Joe Leigh Simpson mengatakan: "Oleh karena itu, menurut saya bukan hanya tidak adanya konflik dalam ilmu genetik dengan agama. Tapi sebenarnya, agama dapat membimbing sains dengan memasukkan unsur Wahyu dalam pendekatan ilmu pengetahuan sekarang ini. Ada pernyataan dalam Quran yang beberapa abad kemudian terbukti benar. Yang mana hal tersebut memperkuat fakta bahwa pengetahuan dalam Al Quran berasal dari Tuhan.
Prof. Alfred Kröner mengatakan bahwa: "Dengan mempertimbangkan pertanyaan itu dan dengan mempertimbangkan bahwa Muhammad adalah seorang beddouin (suku badui padang pasir) menurut saya adalah tidak mungkin bahwa dia mengetahui asal mula alam semesta. Karena para ilmuwan baru beberapa tahun ini saja mengetahui hal ini dengan semua peralatan canggih dan metode yang rumit. Dalam hal ini, seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai fisika nuklir 1400 tahun yang lalu, tidak mungkin hanya dengan kemampuan pikirannya saja menyatakan bahwa langit dan bumi memiliki asal mula yang sama atau berbagai jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang kita diskusikan disini." Prof. Tejataj Tejasen dari Thailand berkata saya percaya bahwa semua yang dituliskan dalam Al Quran 1400 tahun yang lalu adalah sebuah kebenaran. Nabi ini, Muhammad tidak dapat membaca dan menulis. Muhammad pastilah seorang Rasul Tuhan.Apa yang diterimanya pastilah berasal dari Sang Maha Pencipta yang Maha Tahu. Oleh karena itu, menurut saya ini adalah saat yang tepat buat saya untuk mengatakan La Illaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), Muhammad Rasullullah (Muhammad adalah Rasul Allah). Hal yang paling berharga yang saya dapatkan dari menghadiri pertemuan ini adalah "La Illaha Ilallah", dan saya menjadi seorang Muslim.
Justru dengan adanya fakta ilmu pengetahuan dalam Al-Qur'an hal menunjukan kebenaran Al-Qur'an benar-benar wahyu Tuhan yang sebenarnya yaitu Allah tuhan kita karena hanya Tuhan yang tahu ilmu pengetahuan tersebut karena kitab suci Al-Qur'an diturunkan pada zaman jahiliah atau zaman kebodohan mustahil bangsa Arab mengetahui ilmu pengetahuan itu pada abad ke 7 Masehi, pasti itu adalah perkataan Tuhan. Ini saya kutip pendapat ilmuwan tentang Al-Qur'an dari internet :
HapusIni membuktikan bahwa Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang mampu menjadi pedoman manusia dari zaman Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman nanti. Inilah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT."Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." [QS. Al Baqarah ayat 164]
Prof. William W. Hey Ia mengatakan: "Menarik sekali bahwa informasi ini telah terdapat dalam kitab kuno seperti Al Quran ini, dan saya tidak tahu darimana hal tersebut berasal. Tapi menurut saya yang sangat menarik adalah bahwa memang hal tersebut ada dalam Al Quran. Dan tugas berikutnya (harus) terus dilakukan untuk mengungkapkan makna dari beberapa ayat lain. Ini pasti ilham dari Yang Maha kuasa.
Prof. E. Marshall Johnson mengatakan: "Sebagai ilmuwan, saya hanya berurusan dengan sesuatu yang secara spesifik dapat saya lihat. Saya bisa memahami tentang embriologi, tahap perkembangan makhluk hidup, saya dapat memahami tentang kata kata yang diterjemahkan kepada saya yang berasal dari Al Quran. Sebagaimana saya telah berikan contoh sebelumnya, seandainya saya dapat kembali ke masa itu (zaman Nabi Muhammad), dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, dan saya harus menjelaskan semua itu, saya tetap tidak dapat menjelaskannya. Saya tidak melihat ada bukti yang kuat yang bisa digunakan untuk menyangkal konsep bahwa Muhammad telah mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi saya melihat bahwa sebuah campur tangan ketuhanan telah menjelaskan hal hal besar yang kemudian diungkap oleh ilmu pengetahuan saat ini. Mengingat bahwa dia (Muhammad saw) adalah seorang yang buta huruf. Prof. Keith L. Moore mengatakan: "Adalah suatu kebahagiaan bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan Quran tentang tahap perkembangan manusia. Jelas bagi saya bahwa pernyataan Al Quran ini telah diterima Muhammad dari Tuhan atau Allah. Karena semua hal ini tidak terungkapkan hingga berabad abad kemudian. Hal ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad pasti seorang Rasul atau Utusan Tuhan atau Allah."
Prof. Tejataj Tejasen dari Thailand berkata : “Saya percaya bahwa semua yang dituliskan dalam Al Quran 1400 tahun yang lalu adalah sebuah kebenaran. Nabi ini, Muhammad tidak dapat membaca dan menulis.” ”Muhammad pastilah seorang Rasul Tuhan.Apa yang diterimanya pastilah berasal dari Sang Maha Pencipta yang Maha Tahu. Oleh karena itu, menurut saya ini adalah saat yang tepat buat saya untuk mengatakan La Illaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), Muhammad Rasullullah (Muhammad adalah Rasul Allah).” Hal yang paling berharga yang saya dapatkan dari menghadiri pertemuan ini adalah "La Illaha Ilallah", dan saya menjadi seorang Muslim.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusMalaikat adalah makhluk yang tercipta dari cahaya (roh berbadan Cahaya). Karena segala sesuatu hakekatnya Cahaya maka malaikat adalah bentuk penjelmaan energi yang paling tinggi dan dekat dengan Yang Mutlak. Malaikat adalah makluk yang selalu melaksanakan ketentuan Tuhan nya. Ia hanya melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan yang menjadi karakternya. Allah menciptakan alam semesta dan menempatkan banyak malaikat penjaga jumlahnya tak terhingga. Setiap bagian dari penciptaan dan keteraturannya dihubungkan dengan malaikat tertentu yang melindungi dan menjalankan perintah pada daerah kekuasaannya
BalasHapusHukum alam seperti gravitasi, gaya tarik aksi reaksi, 7 getaran yang berulang, 5 anasir yang menumbuhkan dan melemahkan dan semua hukum yang bekerja di seluruh semesta adalah malaikat yang bekerja menjalankan tugasnya sesuai ketentuan Allah (sunatullah). Ada juga malaikat yang mengatur dan mengawasi kehidupan tinggi seperti jin dan manusia.
Malaikat Jibril adalah jenis malaikat yang berhubungan dengan pewahyuan, akal dan pikiran,dan sifat Rohim Tuhan
Malaikat Mikail jenis malaikat yang mengatur perputaran energi dan rejeki (hukum alam), dan sifat Rahman Tuhan
Isrofil adalah malaikat peniup sangkakala, yang berhubungan dengan waktu yang mengawali dan mengakhiri proses penciptaan alam semesta,
malaikat Izrail adalah malaikat yang berhubungan dengan penempatan dan pencabutan ruh dalam setiap badan makluk hidup.
Malaikat Roqib Atid yang merekam mencatat setiap kejadian baik buruk memori alam semesta,
Munkar Nakir malikat yang mengadili dan menimbang semua catatan kehidupan makluk, Malik malaikat yang menjaga dan menghuni hukum neraka, Ridwan malaikat penjaga surga, ridho, kebahagian dll.
Jadi pada hakekatnya semua penciptaan diliputi oleh malaikat penjaga. Namun wujud sejatinya tersebunyi di alam yang lebih tinggi dan kita menyadarinya sebagai hukum alam dan kehidupan. Malaikat merupakan perwujudan akal statis yang akan bersujud kepada adam yang dianugerahi akal dinamis, akal yang mempunyai kemampuan menjabarkan nama nama,pengetahuan ilmu dan teknologi untuk memanipulasi,merubah dan menggerakkan perubahan di semesta dalam batas yang ditentukan.
Jadi saat penglihatan dan pemikiran tak mengjangkau hakikat ketuhanan maka sandarkan pada petunjuk Tuhan. Kebenaran pemikiran makluk adalah terbatas dan relative. Fenomena alam semesta dan segala hukum yang bekerja padanya adalah kerja malaikat yang menjaga Arsy dan ciptaan Allah. Pada mulanya, yang benar tampak benar, setelah melihat fakta baru dan dipikirkan seksama yang benar ada menjadi salah. Akhirnya segalanya tampak benar sekaligus salah, baik sekaligus buruk, ya sekaligus tidak. Oleh karena lebih bijak mengajarkan apa yang perlu diajarkan, bukan apa yang seharusnya diajarkan.
Buat yang agama lain...agar bisa tahu seperti apa ajaran buddha...kami mengundang anda untuk melihatnya sendiri dan membuktikannya sendiri (tidak mendengar dari sumber-sumber lain, yang tidak tahu seperti apa agama Buddha sebenarnya), buktikan oleh diri sendiri.
BalasHapusSoalnya komen yang di atas...kesannya "Cocoklogi" yang aneh untuk agama Buddha:
1.Sebagaimana diketahui ajaran Budha pada mulanya adalah mengesakan Tuhan (saya tak pernah membaca ini)
2. Tapi kenapa ajaran keesaan Allah itu kabur pada kitab suci agama Budha dan berbeda dengan ajaran nabi Muhammad? (Kitab Suci kami ada berlemari-lemari...Tripitaka bukan hanya 1 buku tebal...untuk membacanya butuh berpuluh-puluh tahun...apa bapak sudah membacanya?)...saya kagum kalau bapak sudah pernah melahap semuanya...karena masih banyak umat awam Buddha yang masih belum selesai membacanya, Dhammapada (Ada banyak buku), kisah hidup sang Buddha (Ada banyak buku), Syair-syair (Ada banyak buku)...dan masih banyak yang lain.
3.Kitab-kitab suci selain kitab Al-Qur'an sudah tercemar dengan tulisan tangan manusia yang merubah isi kitab dan menyatakan bahwa ini dari Tuhan (Tenang saja pak...kami di ajari Ehipasikko...tidak lansung di tuntut harus lansung percaya kepada segala sesuatu bahkan terhadap kitab suci sendiri (walau dibilang asli pun, kami di ajar untuk tidak lansung percaya mentah2)...Tidak suruh dilansung harus percaya membabi buta segala tentang ajarannya).
4. ajaran Budha yang asli (maka datang...dan mari berdiskusi antar umat secara bijak..dan anda akan tahu seperti apa ajaran Buddha yang asli...sumber dari kami yang mempelajarinya lansung...bukan sumber dari orang yang merasa bahwa agama buddha itu "begini" dan "begitu"...berusaha mecoba "cocok-logi yang terdengar konyol"
5.Kalau sudah di akhirat kita tidak bisa lagi ke dunia ini untuk bertobat (Konsep Akhirat kita pun berbeda...Surga dan Neraka kami tidak kekal...ajaran kami masih ada tumimbal lahir, ajaran anda tidak...Tujuan terakhir anda adalah Surga...dan Tujuan akhir kami, alam di atas surga...yang kami sebut Nibbana"
6.Tuhan yang menciptakan kita pasti sama, (Maaf...tidak sama pak...kami tidak ada Tuhan Pencipta...kami hanya ada Nibana)
7.Bagaimana jadinya bila Tuhan itu lebih dari satu ? , tentunya akan terjadi perebutan kekuasaan, perbedaan keinginan, saling adu kekuatan, sehingga akan hancurlah semesta ini menjadi ajang adu kekuatan. (Tapi kalau memang Tuhan lebih dari satu...menurut saya, mereka tidak akan merebut kekuasaan, keinginan, kekuatan, sehingga hancur alam semesta...karena mereka adalah Tuhan (bukan manusia yang masih punya keinginan dan punya rasa saing bgtu)...yang ada mereka bekerja sama membuat semesta lebih baik)...#saya tidak tahu kenapa anda melihat Tuhan anda buruk seperti itu
8.Tuhan mempunyai anak (ini sudah membawa ranah ke ajaran lain)...tidak ikut campur.
9. ketiga pertanyaan terakhir anda...tidak berawal, tidak menjelma, tidak dapat dikatakan dan mutlak...Dzat itu adalah Nibanna (walau ketiga pernyataan anda itu menyerang ajaran ranah lain)
Menurut anda tuhan itu bekerja sama dengan tuhan lainnya, kalau tuhan itu bekerja sama maka tentu berarti tuhan itu lemah dan tuhan itu butuh ditolong, tuhan itu butuh dengan pihak lain, yang namanya tuhan itu pasti Maha Sempurna, Maha Kuat dan Maha Kuasa dan pasti tidak butuh pertolongan siapa pun juga. Yang butuh pertolongan itu adalah makhluk seperti manusia tidak masuk akal tuhan itu butuh ditolong. Secara akal dan logika yang namanya tuhan itu tidak mungkin bersifat lemah dan pasti Maha Sempurna. Tuhan itu bersifat dengan sifat ke Maha Sempurna-an. Jadi kesimpulannya tetap Tuhan itu Maha Esa dan Maha Sempurna dan Maha Berdiri Sendiri tidak butuh pertolongan dari siapa pun juga.
HapusFirman Allah dalam Al-Qur'an pada Surat Al-Anbiyaa(21):21-24 yang artinya : “Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy dari apa yang mereka sifatkan. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanya. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu!. (Alquran) ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang yang sebelumku". Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.”
Firman Allah kepada Nabi Muhammad yang berbunyi :
"Katakanlah, 'Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, 'maka berimanlah kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk," (QS Al-A'raf: 158) Mudah-mudahan Saudara diberi hidayah oleh Allah karena Nabi Muhammad diutus kepada semua umat manusia termasuk juga kepada Saudara.
Sadhu sadhu sadhu
Hapusanonim : kami tidak ngurusin malaikat :)
BalasHapusIya saya setuju kebenaran pemikiran makluk adalah terbatas dan relative (baik itu saya maupun anda, dan semua orang).
Fenomena alam semesta dan segala hukum yang bekerja padanya adalah kerja malaikat yang menjaga Arsy dan ciptaan Allah (ini juga adalah salah satu pemikiran makluk yang terbatas dan relative)
Pada mulanya, yang benar tampak benar, setelah melihat fakta baru dan dipikirkan seksama yang benar ada menjadi salah. Akhirnya segalanya tampak benar sekaligus salah, baik sekaligus buruk, ya sekaligus tidak. Oleh karena lebih bijak mengajarkan apa yang perlu diajarkan, bukan apa yang seharusnya diajarkan.(iya setuju...saya juga kembalikan kata-kata ini kepada anda)
Salam Damai,
BalasHapusKata Surga sebenarnya berasal dari istilah hindu budha, dalam islam adalah jannah, merujuk nama tempat di alam akherat yang berisi atau mendeskripsikan suatu keadaan kebahagiaan, balasan bagi amal baik seseorang. Meskipun surga dalam dimensi yang berbeda ada bersama dunia ini. Namun surga yang sejati seperti yang diberitakan alquran adalah bentuk dunia dalam dimensi yang baru setelah terjadi kiamat (akhir dunia, kemusnahan bumi langit yang sekarang).
Banyak penjelasan rinci mengenai surga dan neraka dalam alquran, tetapi dengan penegasan bahwa tiada sesuatupun di dunia ini yang dapat menjelaskan secara konkrit. Tak ada keindahan, nikmat, bahagia , ketentraman dan kemuliaan yang terdapat didunia ini untuk melukiskan kondisi di surga karena semua lebih cemerlang. Sebaliknya tiada keburukan kesulitan, penderitaan dan kehinaan di dunia ini yang dapat dipakai untuk menggambarkan neraka, karena keadaaan di neraka teramat sangat kelam.
Dalam al-Quran kebahagiaan spiritual sering ditandai oleh penegasan bahwa tidak ada ukuran umum untuk kegembiraan duniawi dan ukhrawi. Semisal firman Allah, “ Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”. Surga sering dilambangkan dengan taman kebahagiaan, symbol ini merupakan proyeksi langsung agar perasaan dalam hati mengenai surga tersebut menjadi tali ingatan spiritual yang menggetarkan.
Jika ada istilah melampui surga neraka, maksudnya ialah dalam tujuan mengerjakan ibadah dan amal kebajikan jangan seperti pedagang yang selalu menghitung segala sesuatu atas dasar untung rugi , tapi jadilah seorang pecinta. Ada niat yang lebih baik, yaitu ikhlas mencari ridho dan kedekatan dengan Allah. Insya Allah surga dengan derajat yang lebih tinggi akan tercapai. Namun demikian niatan mencari surga tetap baik karena bisa membedakan dan mencegah perbuatan buruk. Surga tertinggi bagi orang islam ialah saat bersama dan diperkenankan memandang Allah.
Jika dalam istilah budha, nirwana/nibbana adalah bentuk pencapaian spiritual dan kesadaran tertinggi, suatu keadaan kebahagiaan dan pengetahuan tertinggi, tanpa deskripsi yang tak bisa dilukiskan dengan kata, maka pada hakekatnya adalah bentuk surga juga. (yang dihuni orang pada tahap itu).
“Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-putusnya” (Q S Hud : 108).
Salam damai,..
BalasHapusDalam khazanah tasawuf islam ada Konsep Fana. Istilah ini hampir mirip dengan moksha, nibbana dalam agama hindu/budha yang berarti hilangnya identitas diri meskipun dijabarkan dengan cara yang berbeda. Fana adalah peluruhan, yaitu kondisi musnah dan padamnya kehendak dan hakekat diri karena lebur dalam kehendak dan hakekat Tuhan. Ada beberapa bentuk fana yang bisa menjadi renungan karena berhubungan dengan pencapaian makrifah dan hakekah, seperti Al hulul (penitisan Ruh, al bustami), Al ittihad (penyatuan Jiwa, al Hallaj), wihdatul wujud (kesatuan wujud, Ibn Arabi), maupun fana penyatuan kehendak hamba dengan kehendak Tuhan ( Al junayd). Dan hendaknya dipahami bahwa Pengalaman sukr di alam kesadaran yang lebih tinggi adalah suatu hal yang bersifat pribadi yang tidak bisa diceritakan pada orang awam.
Prinsip yang terkait dengan definisi nabi mengenai Ikhsan, ”ikhsan ialah engkau akan beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka ketahuilah Dia melihatmu”. Bagaimana melihat-Nya jika menjumpai saja tidak bisa.
Maka imam Junayd mengatakan, “Allah bisa dijumpai manakala engkau melenyapkan dirimu sendiri”. Untuk menjumpai kenyataan Tuhan seseorang harus melampui sifat tabiat unsur nafsunya, menemukan hatinya selanjutnya melampui diri dan egonya, melepas pusat diri menuju hukum cahaya. Semua yang mengatakan ruh mempunyai individualitas sendiri dan tetap ada walaupun dalam keadaan bebas akan tetap berhenti pada tingkat sebelumnya. Takkan menjumpai kenyataan kesadaran Tuhan yang dimulai dengan kesadaran sebagai insan semesta (kosmos), melampui kesadaran individu, tiada pusat. Sang pencari pada tahap ini harus telah kehilangan diri tapi tidak dengan keberadaan. Ia ada tidak sebagai individu tetapi sebagai insan kosmik terlebih dahulu. Karena tetes air akan hilang bila samodra telah dicapai. Sebenarnya ia tidak hilang tetapi ia telah menyatu dengan samodra.
Ada fase yang tidak bisa diceritakan dengan kata kecuali dengan diam karena begitu takjubnya yaitu Kesadaran illahi. “Cahaya di atas cahaya, engkau akan memasuki cahaya-Nya tetapi tidak akan pernah menyentuh nyala api-Nya”.
Tiga tingkat keyakinan dalam Al Quran sebagaimana yang didefinisikan para sufi, dimana analoginya bisa di bandingkan dengan pengetahuan tentang nyala api. Pertama ilmuyaqin, ialah keyakinan akan kebenaran yang berasal dari mendengar cerita api dengan segala sifat dan wataknya yang panas dan membakar (pengetahuan). Kedua ialah ainulyaqin keyakinan yang timbul setelah datang dan melihat dari dekat nyala api. Yang ketiga adalah haqqulyaqin ialah keyakinan yang timbul setelah menyentuh api dan terbakar olehnya.
BalasHapusKeyakinan yang pertama disebut Ilmuyaqin karena keyakinan ini diperoleh dari ilmu pengetahuan. Syariat adalah kumpulan aturan dan ilmu pengetahuan yang benar karena berasal dari Tuhan. Merupakan standar nilai yang menyaring semua jenis pemikiran dan pengetahuan manusia yang kebenarannya bersifat relative.
pengetahuan yang benar dapat dikumpulkan melalui apa saja, para guru, cerita buku atau kitab suci, tetapi mengetahui dan menyakini dengan penglihatan makrifat (ainulyaqin) menjadi lebih tinggi nilainya karena bersifat langsung. Dan rasa cinta dalam diri (hati) seseorang kepada penciptanya karena makrifahnya, akan membakar dirinya dan melahirkan keyakinan lebih tinggi dan haq (haqqulyaqin)
Dan tingkat keyakinan kedua dan ketiga ini hanya bisa diperoleh jika seseorang terjun dalam spiritualitas kebatinan. Dari syariat (peraturan) menuju tarekah (jalan), melalui makrifat (penyaksian) mencapai hakekat (kebenaran). Dari hakekat akan menemukan kembali sinar syariat, karena setiap aturan dan hukum dari Tuhan (syariat) maupun manusia bertujuan menciptakan keteraturan, keamanan dan kebaikan. Semua berjalan dengan baik bila terdapat akhlak yang baik, suatu etika, moralitas dan spiritualitas yang benar.
Salam damai,
BalasHapusKunci smuanya kembali ke diri sendiri aja.
Jalani saja ajaran agama masing2 dengan sebaik2 nya..toh smua pertanggung jawaban kita tanggung masing2...dengan berteriak2 bahwa agama kita yg paling benar dan menjatuhkan agama lain (apalagi tnpa pemahaman yg cukup) hnya mengakibatkan perselisihan yang pastinya tidak menguntungkan sapa pun..kami umat Buddha tidak suka menperdebatkan hal2 yg tidak berguna..krena kmi diajarkan untuk menghormati agama dan kepercayaan orng lain..
Mari menciptakan dunia yg lebih baik dengan hidup secara berdampingan..kalo mau bicara perbedaan tak akan ada hbisnya..hari ni perbedaan agama..bsok nya perbedaan aliran di agama yg sama..kpn tenang nya hidup kita???
Agreed! Itu pengikut Islam ngotot banget yah ? Kalo ga mau ngikuti ajarannya pasti ditakuti masuk neraka ... kayak surga cuma pemilik pengikut Islam sj. Heran.
HapusPermisi, Maaf saya ikut komen yah....' :)
BalasHapusTutup semua kitab, buka mata hati… Hening'
Semua Al Kitab' ibarat perahu yang membawa kita ke tengah Samudera Ahadiyah (spiritual), bila kita ingin mendapatkan mutiaranya maka mau tidak mau kita harus menyelam, menyelam ke dalam samudra illahi (cahaya)…'
* Kalau Buddha tidak menguraikan perihal/kedudukan Tuhan tdk terlalu mendalam, bukan berarti Tuhan itu tidak ada.
* Kalau Rosulluloh menguraikan perihal Tuhan itu ada, bukan berarti umatnya sudah tau dan memahami itu semua.
Kesimpulan saya keduanya bertujuan benar, akan tetapi masih banyak umat beragama yg belum memahami hal ini.
Wassalam...'
Yang disembah umat budha sebenarnya apa ya...
BalasHapusMenyembah berarti memuja 'sesuatu',sbg sosok Tuhan atau Dewa. Umat Buddha tidak berdoa ataupun menyembah kepada 'Sesuatu' atau sosok siapapun.
BalasHapusJika kita perhatikan umat Buddha di vihara, disaat mereka berpuja-bakti, seolah-olah para umat berdoa dan menyembah patung Buddha dan Bodhisatva, sehingga banyak orang yang salah paham dan menganggap umat Buddha sebagai penyembah berhala. Kesalahpahaman ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang ajaran Buddha serta tradisi buddhis dan adat istiadat para umatnya.
Apa yang mereka lakukan adalah memberi penghormatan terhadap sifat-sifat seorang guru agama yang mulia, yang layak diberi penghormatan. Dengan bersujud, umat Buddha memgungkapkan rasa syukur kepada Sang Buddha atas ajaranNya yang telah dibabarkan kepadanya. Penghormatan seperti ini tidak ada bedanya dengan saat kita menunjukkan rasa hormat kepada seorang guru ketika beliau memasuki kelas, atau ketika kita sungkem (bersujud) kepada orang tua kita, atau ketika bendera merah putih dikibarkan dan lagu kebangsaan dikumandangkan, kita berdiri tegap dan memberi hormat kepada bendera tersebut. Jenis penghormatan seperti itulah yang dipraktikkan oleh umat Buddha.
Tindakan memberi penghormatan kepada seorang yang mulia seperti Sang Buddha, bukanlah perbuatan yang dilakukan atas dasar rasa takut atau perbuatan untuk memohon berkah kebahagiaan duniawi. Umat Buddha percaya bahwa mereka sendiri yang bertanggung jawab atas keselamatan diri mereka sendiri dan tidak harus bergantung kepada pihak ketiga. Hal ini dengan jelas dikatakan oleh Sang Buddha dalam sabdanya :
"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula orang ternoda. Oleh diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi.suci. Suci atau tidak sucinya seseorang tergantung pada diri sendiri ; tak ada seseorangpun yang dapat mensucikan orang lain". (Dhp.XII , 165).
Demikian penjelasan singkat ini saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Tanhadi.
"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula orang ternoda. Oleh diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi.suci. Suci atau tidak sucinya seseorang tergantung pada diri sendiri ; tak ada seseorangpun yang dapat mensucikan orang lain". (Dhp.XII , 165).
HapusItulah yang disebut dengan hati nurani
Tindakan memberi penghormatan kepada seorang yang mulia seperti Sang Buddha, bukanlah perbuatan yang dilakukan atas dasar rasa takut atau perbuatan untuk memohon berkah kebahagiaan duniawi. Umat Buddha PERCAYA bahwa mereka sendiri yang bertanggung jawab atas keselamatan diri mereka sendiri dan tidak harus bergantung kepada pihak ketiga. Hal ini dengan jelas dikatakan oleh Sang Buddha dalam sabdanya :
Hapus"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula orang ternoda. Oleh diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi.suci. Suci atau tidak sucinya seseorang tergantung pada diri sendiri ; tak ada seseorangpun yang dapat mensucikan orang lain". (Dhp.XII , 165).
Kita selalu mendengar ataupun melihat kata "Percaya" dan itulah yang disebut dengan Iman.
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa Alam Semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat."
(Ibrani 11:1-3)
Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. Dan iman tanpa saksi-saksi iman itu sendiri adalah sia-sia.
Kita bisa-bisa saja beriman, tetapi apakah kita dapat mempertanggungjawabkan iman kita tersebut adalah benar? Bagaimana jika sesuatu yang kita imani adalah salah? Apakah kita mengetahui apa yang kita imani adalah BENAR? Untuk membuktikan benar atau tidaknya, kita bisa mempelajari segala sesuatu yang ada sekarang.
Buddhisme PERCAYA... dan itulah iman.
Dengan tanda-tandaNya dan melalui ajaran-Nya-lah kita mengetahui keberadaan-Nya dan mengenal-Nya. Adakah seseorang yang mengenal Bapa jika kalau bukan Anak yang memperkenalkannya?
Hapusdikatakan bahwa "oleh diri sendiri pula seseorang menjadi.suci" Apakah pernyataan ini tidak akan menimbulkan seseorang menjadi sombong dan Cuek?
BalasHapusBagaimana Konsep rezeki pada Ajaran Budha? Mohon petunjuk
BalasHapusSaya sangat tertarik dengan diskusi bertema keTuhanan. Stop Berkata liar. Komentar2 Liar mohon di Delete
BalasHapusdalam Buddhisme tidak terdapat ajaran mengenai Tuhan dalam pemahaman/pengertian sebagai Pencipta"
BalasHapusPak TanHadi..Mohon uraian lebih lanjut. Apakah alam semesta ini ada karena kebetulan saja dari detik pertama hingga sekarang?
Saya bukan umat Budha tapi sangat tertarik dengan konsep "Kosong" kalo ndak salah baca diartikel lain.
BalasHapusNah, sekarang saya ingin bertanya.
BalasHapusBerdasarkan Alam Duniawi, Alam Kebahagiaan / Surga, dan Nibbana/Nirvana, dan juga Alam neraka.
Seperti yang saya ketahui, Buddhisme menganut ajaran dimana setiap orang akan terlahir kembali berdasarkan sifat-sifatnya dan perbuatannya yaitu akan terlahir di alam surga atau neraka setelah terlahir di alam dunia.
Dan, seperti yang saya ketahui, buddhisme juga menganut ajaran bahwa alam surga ataupun alam neraka itu tidak mutlak. Jika buah kamma yang mendukung kelahiran di suatu alam telah habis, maka manusia(makhluk) tsb akan meninggal dari alam tsb untuk terlahir kembali di alam yang sesuai.
Tujuan Buddhisme adalah Alam Dunia, Alam Surga, dan Nibanna/Nirvana.
Nah, pertanyaan saya, Apakah jika seseorang tersebut terlahir di Alam Neraka(berdasarkan kammanya) masih diijinkan untuk atau dapat menuju ke Alam Surga, dan Nibbana?
@ Reinhard Jonathan Silalahi
HapusBuddhisme selalu menekankan agar kita melakukan perbuatan bajik yang di sadari oleh dirinya sendiri dan apapun akibat dari hasil perbuatannya itu adalah menjadi tanggung jawabnya sendiri 100%. Sehingga untuk melakukan suatu perbuatan bajik atau tidak bajik tidak diperlukan IJIN terlebih dahulu kepada sosok adikuasa manapun. Karena pada dasarnya tidak ada pula sosok adikuasa manapun yang MENGIJINKAN atau tidak MENGIJINKAN atas perbuatan yang hendak kita lakukan.
Perbuatan yang disertai kehendak itulah yang dinamakan sebagai Kamma. Kamma baik atau buruk hanya kitalah yang berhak menerimanya. Dengan pengertian seperti tb. diatas, maka dapatlah saya ilustrasikan secara gampang-gampangan saja tentang kamma dan akibatnya sbb;
Jika terdapat orang yang masa hidupnya sampai 100 tahun misalnya; disaat lahir hingga berusia 40 tahun ia memiliki tabungan kamma baik = 40 %, dan kamma buruknya = 60%. Maka disaat ia meninggal, sebagai akibatnya akan terlahir di alam bahagia (surga) selama masa kamma baiknya itu masih ada; ketika masa kamma baiknya tersebut telah habis, ia akan meninggal di alam surga dan terlahir kembali di alam neraka selama masa kamma buruknya itu masih ada. Jika masa kamma buruknya itu habis, ia akan meninggal di neraka dan akan terlahir di alam-alam yang lain sesuai dengan kumulatif kamma-kamma masa lampaunya yang tak terhitung banyaknya.
Dengan demikian mudah-mudahan ilustrasi tsb. diatas dapat mewakili jawaban saya bahwasanya karena segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, maka kamma, surga dan neraka yang berkondisi pun tidaklah kekal. Dan kita pun dapat terlahir di manapun tergantung pada perbuatan-perbuatan kita sendiri yang bajik mau pun yang tak bajik.
Tentang Nibbana adalah persoalan lain, karena Nibbana bukanlah suatu alam kehidupan spt halnya surga dan untuk lebih jelasnya dapat Anda baca sendiri ulasannya di Blog ini pula.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Salam Metta,
Selama ini saya penasaran dengan konsep ketuhanan agama Buddha, setelah saya membaca blog ini saya merasa tercerahkan.
BalasHapusTeman saya banyak yang beragama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain tetapi hanya sedikit yang beragama Buddha. Justru saya merasa lebih terkesan dengan teman-teman saya yang beragama Buddha itu. Mereka sangat baik sekali. Tolong jangan didebat, saya hanya mengutarakan pendapat. I come with peace.
Kebaikan tanpa ada iman akan sia-sia di sisi Allah. Kita lihat contoh paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Thalib beliaulah yang mengasuh, memelihara dan menjaga Nabi Muhammad sejak dari kecil sampai dewasa namun beliau tetap masuk api neraka di akhirat kelak karena mati tidak membawa iman kepada Allah.
Hapus
BalasHapusBahkan Monyetpun tahu kandangnya. Pernyataan ini sama artinya monyetpun menggunakan akalnya, sekalipun dalam konsepsi paling sederhana berupa insting hewani. Monyet mungkin tak perlu belajar astro fisika, biologi, bio molecular, fisika kuantum, dan telematika. Tapi manusia bisa. artinya tingkat kecerdasan manusia memikirkan kerumitan sama nilainya dengan semua gejala2 seperti gravitasi, sel dan virus, dan untuk itulah tingkatan manusia mempertanyakan "kandang" paling awalnya tentu sebuah proses yang levelnya jauh lebih rumit ketimbang monyet yang tinggal pulang kandang, bukan begitu Mas Tannhadi? Kesadaran ini tentu memperyakinkan bahwa Mas Tannhadi tentu dan pasti lebih tinggi levelnya ketimbang primata yang sederhana dan imut2 itu. Pertanyaannya Mas Tannhadi mempergunakan fasilitas level kesadaran yang tinggi tadikah? Atau tetap sekedar makhluk Ascribed Reseptif yang Pulang ke kandang sederhananya???? heheheehe..
Mempergunakan Akal untuk mempertanyakan eksistensi Tuhan bukanlah paradigma sederhana. Justru keluar dari pakem tradisional dan menerabas berbagai kebiasaan2 lama. Ini memungkinkan manusia beralih keyakinan dari trasional kepada keyakinan genuine yang selaras dengan pemahaman akalnya.
Semoga semua makhluk damai dan menggunakan Akalnya...
Salam sejahtera,
BalasHapusPertanyaan dan jawaban diatas bagus sekali untuk dijadikan pemahaman serta pembelajaran. Benar atau tidak semua itu kembali kepada iman dan keyakinan masing2. Bukankah segala sesuatu ciptaan manusia itu tidak ada yang kekal abadi serta akan hilang termakan jaman. Jadi jangan di jadikan perdebatan karena alasan simpelnya kita tidak hidup di jaman itu. Lebih baik amal kebaikan apa yang bisa kita lakukan segera di laksanakan hari ini juga.
Salam sejahtera,
BalasHapusPertanyaan dan jawaban diatas bagus sekali untuk dijadikan pemahaman serta pembelajaran. Benar atau tidak semua itu kembali kepada iman dan keyakinan masing2. Bukankah segala sesuatu ciptaan manusia itu tidak ada yang kekal abadi serta akan hilang termakan jaman. Jadi jangan di jadikan perdebatan karena alasan simpelnya kita tidak hidup di jaman itu. Lebih baik amal kebaikan apa yang bisa kita lakukan segera di laksanakan hari ini juga.
Dalam agama Buddha terdapat 88000 pokok dharma dan itu dikatan oleh Sang Buddha hanya segenggam daun di tangan masih banyak daun daun dihutan, jika membahas tuhan maka Buddhisme tidak.menjelaskan detail apa.itu tuhan, konsepnya bagaimana, lalu bagaimana menghormatinya, dengan tidak dijelaskan secara mendetail tentang tuhan maka umat Buddha diberikan kesempatan untuk.mencapai Nibbana bukan Surga, tujuan akhir umat Buddha adalah Nibbana, surga itu tidak.kekal dan akan kembali lagi setelah karma baik itu habis.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaudara2 sekalian,
BalasHapusDiharapkan untuk tidak berdebat dengan kasar sehingga menyebabkan kata2 kasar keluar.
Hargailah orang lain sebagaimana yang merupakan prinsip dasar kemoralan .
Terutama, kita yang beragama buddha bukankah raja ashoka mengajarkan tentang ketoleransian antar umat beragama ? Sekian dari saya. Semoga saudara sekalian senantiasa berbahagia
. Sadhu Sadhu Sadhu
Memang benar bhwa Tuhan tdk dapt kita konsepkn.tetapi untuk menunjukn kuasanya ia sellu memilih orang2 u/ menunjuknnya.salh satunya dlm kitab taurat musa dgn kuasa Tuhan ia mampu membuat tanda tanda ajaib.dr sinilah kita bisa ketemu Tuhan yg benar
BalasHapusSaya setujy bhwa Tuhan tdk mungkin kita sembh dan percya keberadaanya hanya dengn sebuah konsep semata.tetapi kita juga harus percya bhwa langit dan bumi jdi krna Tuhan.
BalasHapusuntuk mengetahui benar2 kita sudah ada pada jalan yg benar dan menyembh kepda Tuhan yg esa.kita membutuhkn petunjuk lngsung dr Tuhan melalui Tokoh2/orng terpilih u/ membuktikan keberadaan Tuhan
coba saudra membaca kitab taurat musa dan juga kitab injil.disitu banyak sekali petunjuk tentang keberadaan Tuhan.tentulh tdk hnya konsep saja.tapi di sertai dgn mujizat/tanda2 ajaib yg di lakukan atas seijin Tuhan
seperti memangkitkn orng mati,mentahirkn penyakit dgn sekli perktaan tnpa obat2..
tentu jga hal trsbt trjdi sampai skrng.
Tuhan kan memang satu. Tapi kenapa myslim ngotot Namanya tdk boleh lain. Lagian walaupun mslim bilang satu Tuhan namun konsepnya justru Satu wujud (tdk bisa berubah wujud) yg bertolak belakang dg konsep Tuhan Esa versi Hindu (Istilahnya Brahman , tanpa wujud) dan Budha ( yg mutlak).
BalasHapusSalam damai
BalasHapusmohon maaf sebelumnya.
setelah memahami arah perbincangan dari awal sampai akhir tentang sosok seorang tuhan di dalam agama Budhha, pada akhirnya saya tau kalau budhha masih dalam keraguan tentang adanya tuhan, sering sekali saya menanyakan kepada teman" yang beragama buddha mereka hanya menjawab Tuhan yg maha esa, tanpa bisa menjelaskan.
dan menerangkan arti tuhan. jadi apakah begitu keyakinan orang buddha tentang Tuhannya?.
dan sampai saat ini belum puas dengan info" yang saya search di google akan jawaban tsb, termasuk dlm forum ini,
melainkan saya menemukan jawaban dari sebuah ayat di dalam Al'qur'an
surat HUD ayat 109, yang artinya. "Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikit pun.
benar sekali setiap jawaban telah ada di dalam Al qur'an,
dengan ini bukan berarti saya bermaksud mengadakan permusuhan, akan tetapi hanya ikut berkomentar sesuai pengalaman dan kapasitas saya.
thx.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFakta atas eksistensi Tuhan tidak pernah ada yang bisa melihatnya, sekiranya Tuhan itu ada, seharusnya dan lebih mudah untuk di buktikan atau dirasakan. Kiranya cukup hanya dengan membuka mata atau ruh seseorang .
BalasHapusKebanyakan kaum teolog dan beberapa filsuf melangkah lebih jauh untuk meyakinkan bahwa Tuhan itu ada. Betapa baiknya mereka, namun akan jauh lebih sederhana dan lebih efektif apabila sudi kiranya Dia menampakkan diriNya kepada kami.
Apakah persamaan antara orang yang mempercayai adanya Tuhan dengan orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan ? yaitu : Kedua-duanya tidak pernah dapat membuktikan bahwa Tuhan itu ada ataupun tidak ada !
Untuk menjelaskan sesuatu yang tidak pernah dilihat dan diketahui sendiri, bagaimana Ia dapat menjelaskan semua detail wujud dan sifat-sifatnya?
Percaya akan Tuhan selalu mengemban upaya untuk menjelaskan sesuatu yang tidak kita mengerti (alam semesta, kehidupan, kesadaran manusia). Bagaimana mungkin pemikiran seperti itu dapat memuaskan kita secara intelektual?
bagaimana anda tidak mempercayai tuhan jika disaat kita (manusia di timpa kesusahan tanpa ada seorangpun yang menolong kita), kepada siapakah manusia mengadu dan memohon pertolongan?. sejatinya kita yakin setiap yang ada selalu ada yang menciptakan.
HapusSaya dulu adalah seorang pemeluk agama yg percaya kepada ketuhanan, dan saya sering mempertanyakan tentang ada yg mengatakan Tuhan dr semua agama itu sama. Tetapi saya tidak pernah puas dgn jawaban itu. Kalau memang tuhan itu satu kenapa harus menurun org2 pilihan dalam tanda kutip nabi2 dan dengan ajaran yg ada perbedaannya yg bis menimbulkan perang agama yg akhirnya memakan banyak korban yg sangat memiliukan hanya utk mempertahankan kebenarannya masing2. Disitu timbul pertanyaan dalam diri saya apakah yg ii disebut tuhan yg adil, pengasih, maha tahu dll. Dan setelah itu sya membaca artikel agama budhay sabda budha mengatakan jangan pecaya dgn apa yg saya ajarkan tapi carilah kbenaran itu sendiri. Itu membuat saya semakin ingin tahu ajaran budha. Dan setelah sya sering membaca buku tentang budha akhirnya sedikit demi sedikit sya mengerti inti dr ajaran budha dgn adanya hukum karma, cr melatih diri agar terbebaskan dr alam samsara, cra hidup yg benar dgn menyucikan pikiran, perkataan dan pebuatan. Budha besabda setiap org mempunyai biibit budha tergantung apakah dia mau ato tidak dn membebaskan diri dr alam samsara dn tummibal lahir. Saya sangat setuju dgn bpk tanhadi yg mengatakan kalau memang tuhan itu sempurna, maha adil, maha tahu dlll kenapa harus ada kelaparan, kemiskinan, manusia yg cacat dan harus murka kpda umatnya dgn mendatangkan musibah yg menghabisi umatnya. Dan kalau memang dia bis menciptakan manusia sesuai rupanya kenapa manusia tidak bisa mempunyai pikiran, perilaku yg sama dgn dia yg serba sempurna. Dan satu lg yg sering dipedebatkan tentang penciptaan alam semesta di dlm kitab suci dr agama yg monotheis tertulis kisah penciptaan alam semesta dan manusia banyak hal yg menimbulkan tnda tnya. Khususya penciptaan manusia adam hawa, ular yg mengoda hawa agar makan buah telarang itu. Kalau yuhan maha tahu ngapa dia kok tidak menghabisi ular itu dgn kuaanya yg maha tahu. Trs setelah ketahuan mereka diusir dr taman eden, lalu mereka mempunyai 2 anak akhirnya yg satu membunuh saudaranya dan di usir. Dan pergi terus menikah dgn seorang gadis dr daerah lain. Berhenti disini kalau secara gampang kita bisa tarik kesimpulan bukan hanya adam dan hawa aja yg diciptakan bearti ada manusia lain dgn tempart yg berbeda setelah itu. Dan jg ada ayat yg menuliskan kita keturunan adam dan hawa mengapa dunia ini terbagi menjadi ratusan ras dgn bahasa, warna kulit, secara fisik. Dan kenapa kita bisa brbeda kalau kita memang anak satu dari keturunan yg sama yaitu adam dan hawa. Trs tentang brpa lama dr kisah penciptaan bumi, manusia, alamsemesta sampai hari ini saya ukur dgn paling lama 50000 tahun itu sya hitung dgn rata umur dr adam sampai sekarang dgn rata2 hidup 1000 tahun. Menurut ahli bumi ini udah ada sekitar jutaan tahun yg lalu di tambah lg penemuan mahluk purba dgn fosil yg jutaan tahun dri binatang sampai manusia. Dr sini itu udah akan timbul banyak pertanyaan yg tidak bisa dijawab atau bertolak belakang. Juga tentang tadi salah satu komentar yg bilang ayat suci agama lain palsu karna ditulis pake tangan. Terus punya mereka gimana.. apakah langsung jadi 1 buku dan diturunkan dr rlangit. Tidak khan,,,, semua itu jg ditulis pake tangan. Dan ada lagi yg bilang yg punya dia benar jd lain palsu dan masuk neraka. Coba dipikirkan dgn kepala dingin. Mari kita semua hidup bertoleransi,,,, sadhu sadhu sadhu
BalasHapusAnda dulu kristen ya?...
HapusSebenarnya apa yg anda tanyakan dlm komen anda di atas, semua ada jawabannya dlm Islam.
Wallahua'lam.
Semoga semua mahkuk bahagia amituofo
BalasHapusIman saya, setelah mati saya ingin bertemu Tuhan. Itulah iman, kalo dipikirkan menjadi tidak pasti. Kalo diharapkan, menjadi kepastian buat saya.
BalasHapusJadi saya menunggu, merindukan Tuhan. Thank you hehehe
Al Quran adalah jawaban hidupku.
BalasHapusTanda-tanda keberadaan Tuhan sungguh nyata dan merata di seluruh jagat raya bagi orang yang mau berfikir, namun kebanyakan manusia larut dalam kesenangan duniawi.
Petunjuk tanpa akal akan sia-sia.
Akal tanpa petunjuk akan binasa.
Akal dan petunjuk haruslah selalu berdampingan agar mencapai keseimbangan iman yang sempurna.
Kita manusia telah dibekali akal oleh Tuhan, agar manusia mampu menyerap petunjuk yang Tuhan berikan.
3.Āli 'Imrān : 190
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
lu dibilang atheis karna memang ga da tuhan di buddha, lihat aja ayatmu sendiri diatas dibilang yang mutlak itu "sesuatu" kan, tapi diayat yang kedua disebut "tuhan yang jahat" jadi sesuatu atau (yang mutlak) itu tidak merujuk ke tuhan.
BalasHapuslagi pula tuhan itu dalam bahasa apapun adalah yang maha memiliki segala nama yang baik termasuk pencipta. jadi sebaiknya lu bikin aja istilah sendiri jangan sebut tuhan.
apa yg di sampaikan buddha benar bahwa tuhan sesuatu yg mutlak dan tidak di gambarkan...
BalasHapushal itu juga berlaku dalam islam bahwa tuhan itu adalah dzat dan tidak di gambarkan...cobalah lihat di masjid ..apa ada gambar sosok tuhan.?
dalam buddha ..tuhan bukanlah sosok,..tetapi umat buddha menganggap tuhan dalam islam sebagai sosok...itu karena umat buddha terbiasa dg gambar dan sosok.
cobalah ke vihara...lihat di situ banyak gambar sosok sosok patung dewa dewi ..ini dan itu...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTuhan maha sempurna dan tidak bisa di di gambarkan.
BalasHapusuntuk menujukan kesempurnaanya tuhan menciptakan hal hal yg tidak sempurna.
untuk menujukan exsistensinya .
jika ingin menang berarti harus bisa mengalahkan.
jika ingin kuat berarti harus bisa melemahkan.
tuhan di anggap sempurna karena umat islam tidak sempurna
tuhan di anggap maha kuasa karena umat islam tidak berkuasa.
umat buddha sempurna.untuk menujukan kesempurnaanya maka umat buddha menunjukan hal hal yg tidak sempurna sosok dewa dewi.
jika kalian menganggap orang lain kuat itu karena kalian lemah.
jika kalian menganngap orang lain kuat itu karena kalian lemah.
tuhan adalah tuhan itu sendiri yg sejati tuhan menurut tuhan dan pandangan tuhan..
bukan tuhan menurut kalian..
bukan tuhan maunya kalian..
bukan tuhan menurut pandangan kalian...
tuhan adalah tuhan..yg sejati.
makan adalah makan..
gerak adalah gerak sejati.
kebajikan adalah kebajikan yg sejati
Bodoh anda adalh bodoh abadi..ngerti loe
HapusSudah.. tidak usah memperdebatkan tentang Tuhan.. Saya umat Buddha.. Semua agama itu pasti ber-Tuhan.. jika agama Buddha disebut atheis seperti yang dibicarakan oleh Saudara Satria Agung tadi itu kesalahan besar!! Karena jika umat Buddha itu tidak ber-Tuhan, tidak mungkin rasanya jika Buddha bisa bisanya menyebut dirinya sebagai guru dan mengatakan ada sesuatu Yang Mutlak.. sekarang saya tanya dan apa pemikiran saudara, Apa Buddha itu Mutlak? Tidak kan? Buddha meninggal dan Buddha dilahirkan.. sementara dalam khotbah Budha ada sesuatu yang tidak dilahirkan? Apa Tuhan itu dilahirkan? Tentu tidak kan? Dan tolong jika memosting komemtar jangan menjelek jelekan tentang agama.. Semua agama jelas sama.. tidak mungkin kalau agama Buddha itu atheis.. kalau agama Buddha itu atheis, kenapa bisa diterima di Indonesia?? Padahal mayoritas Masyarakat Indonesia itu BERTUHAN..
BalasHapusTERIMA KASIH
NAMO BUDDHAYA
Sudah.. tidak usah memperdebatkan tentang Tuhan.. saya umat Buddha.. kesalahan besar jika ada yang mengatakan Agama Buddha itu Atheis.. jika agama Budha tidak ber-Tuhan, tidaklah mungkin sang Buddha mengatakan dirinya hanya sebagai guru.. dalam sabdanya ada sesuatu yang dilahirkan.. apa Tuhan itu dilahirkan, tidak! Sementara Buddha dilahirkan.. semua sabda sabda itu menunjukkan kalau itu Tuhan.. jika Agama Buddha atheis, tidak mungkin akan diterima di Indonesia karena mayoritas Indonesia itu agamanya BerTuhan..
BalasHapusTERIMA KASIH
kami muslim. Nabi Muhammad sruh tdk usah membuat patungnya, muslim taat kpdnya! Sedangkan kalian buddha? Buddha tdk ad menyuruh tpi kalian membuatny , brrti kalian melanggar , bilang untuk d kenang , biar tdk lupa , buktinya skrng nabi muhammad tdk ad patung namany msih trkenal d khalayak mna pun. Then kalian yg ad patung kok kalah sm yg tdk ad patung? Knpa rata" islam lebih pesat? then agama kalian trlalu menyombongkan diri! Kalian tdk tau kalau buddha itu hnya seorang guru yg membimbing kalian k jalan benar, sedangkan nabi muhammad adlh utusan dr tuhan, utusan sm guru lbh tnggi utusan, tpi muhammad tdk ingin ad patung dan mukanya d pamer, sedangkan kalian , hha lucu kalau d pikir, bila d bahas panjang lebar yg namanya kafir tetap kafir , mati tdk akan prnah injak surga , apkh lu tdk tkut mati msuk neraka slamny? Tdk menyesal? Tdk memikirkan pnjang? sbnrny allah itu maha pengampun , jd tobat tdk ad slahnya
BalasHapusTerima kasih atas komennya,semoga kesejahteraan dan kebahagiaan ada pada Anda dan merasa terpuaskan dengan pandangan-pandangan Anda.
Hapusmaklum lah pak, kami agama bumi yang mengajarkan ajaran moral ajaran untuk hidup luhur, agama kami diciptakan oleh manusia. kalian agama langit mendapat ajaran dari tuhan. kalau capek liat langit tinggal nunduk hahahaha
Hapusdari mana Lu tau kalo yg beragama Islam pasti mausk surga ? perampok, pembunuh, pemerkosa juga pasti masuk surga yah yg penting dia Islam..... wow..... :D ... Lu pernah mati n keneraka ? kalo org seperti lu suka menkafirkan org agama lain n menebar kebencian Aku optimis lu pasti masuk neraka. cepatlah bertobat sebelum lu mati tar.
HapusSaya setuju dengan pendapat anda.. Jika mereka mengkafirkan orang agama lain? Berarti mereka juga kafir dari agamanya sendiri.. setahu saya agama mereka tidak pernah mengajarkan berbuat kafir pada orang lain. Dan menjelek jelekan agama lain, itu sesuatu yang kafir bukan?
Hapuskami muslim. Nabi Muhammad sruh tdk usah membuat patungnya, muslim taat kpdnya! Sedangkan kalian buddha? Buddha tdk ad menyuruh tpi kalian membuatny , brrti kalian melanggar , bilang untuk d kenang , biar tdk lupa , buktinya skrng nabi muhammad tdk ad patung namany msih trkenal d khalayak mna pun. Then kalian yg ad patung kok kalah sm yg tdk ad patung? Knpa rata" islam lebih pesat? then agama kalian trlalu menyombongkan diri! Kalian tdk tau kalau buddha itu hnya seorang guru yg membimbing kalian k jalan benar, sedangkan nabi muhammad adlh utusan dr tuhan, utusan sm guru lbh tnggi utusan, tpi muhammad tdk ingin ad patung dan mukanya d pamer, sedangkan kalian , hha lucu kalau d pikir, bila d bahas panjang lebar yg namanya kafir tetap kafir , mati tdk akan prnah injak surga , apkh lu tdk tkut mati msuk neraka slamny? Tdk menyesal? Tdk memikirkan pnjang? sbnrny allah itu maha pengampun , jd tobat tdk ad slahnya
BalasHapusCuy, lu tau bingit kalo kafir masuk neraka ? lu sudah pernah ke surga / neraka ke ? sudah pernah lihat dgn mata mu sendiri kalo surga hanya ditempatin oleh moslem ? sok amat jd org... belagu tingkat dewa.
HapusMau taya mas,,klo kerajaan langit,kaisar langit dewi langit, yg istananya di atas awan,raja pagoda,raja naga laut timur sampe barat yg istananya di atas awan itu sbenernya apa ya? Perasaan pas naek pesawat ga ada bangunan di atas awan,,,ditunggu jawabanya,,,salam damai,,,makasih
BalasHapusPertanyaan sudah terjawab oleh komen Anda sendiri, terima kasih.:)
HapusKalau benar ada pun, orNg seperti anda gak bakal dapat keberuntungan untuk melihatnya.
HapusRamai geh...ikut komentar,...menurut pendapat saya, masalah agama Dan Tuhan adalah bersifat pribadi,.. Bersifat keimanan, dibenarkan dg hati,..agama itu nasehat, petunjuk untuk perbaikan akhlak,..puncaknya etika/aklak/ikhsan,..bukan ilmu pengetahuan,.. Kalau tentang ilmu pengetahuan gak Ada habis dibahas berdasarkan fenomena terbaru yg gak Ada habis,.. Perdebatan gak manfaat,.. Lebih baik kesepakatan he he semua agama baik,.. dan jika Ada umat pemeluknya yg berkelakuan buruk itu karena gak mendalami dg baik,.. Karena disetiap agama pasti Ada perpecahan jg,.. Salam damai selamat sejahtera tuk semua, terutama p Tanhadi yg punya blog keren ini 😊🙏
BalasHapusTuhan dan makhluk . Tuhan adalah sang maha pencipta , dan makhluk adalah ciptaan . alam semesta beserta isinya(bintang2,matahari,bumi,manusia ,hewan,batu,air dll) adalah makhluk . ada buatan(hasil karya) pasti ada pembuatnya . pembuat pasti tidak sama dgn buatannya
BalasHapusSalam damaki,Saya sedih sekali dengan paman nabi muhammad yang baik tapi masuk neraka. Orang baik bagaimanapun akan mendapatkan balasan yang baik sedangkan orang jahat walau setiap jam sembahyang, setiap hari puasa pub percuma. Itu menurut saya, thx and peace
BalasHapusSaya sedih sekali liat komen diatas yg bilang paman nabi muhammad baik tapi malah masuk neraka, menurut saya perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan juga sedNgkan perbuatan jahat di balas kejahatan juga, itu baru namanya ADIL !!. Mau tiap jam sholat tiap hari puasa juga percuma cuy, kalao tidak.didasari dengan perbuatan baik. Thx and peace
BalasHapusBlog Pak Tanhadi adalah Blog bagi yang percaya agama Buddha saya rasa sudah jelas.. tidak perlu ada pencerahan dari sisi keimanan yang berbeda.
BalasHapusYang paling damai adalah tidak perlu sibuk mengomentari agama atau iman orang lain.
Apapun agamanya islam kristen buddha hindu dllnya pemuka agama dari masing2 agama tersebut awalnya mengajarkan untuk mempercayai adanya sang pencipta (tuhan) apapun sebutannya dari masing2 agama. Tuhan itu hanya satu dan apapun agama kita bila kita tergolong orng yg beriman terhadap agama kita, kita harus mempercayai adanya sang pencipta. Permasalahan siapa yg salah siapa yg berdosa siapa yg masuk neraka dan surga hanya tuhan yg tau sesama manusia kita tidak bisa bilang kamu salah kamu masuk neraka karna hanya tuhan yg tau kmana kita nanti setelah kematian. Kita yg sudah beragaman dan memiliki keimanan dan mempercayai ada tuhan sudah lah lbh baik dri pada yg tidak memiliki agama dan tidak mempercayai adanya tuhan. Saya beragama islam saya muslim untuk saudara semuslim kita. Agama kita agama islam bukan agama yg memaksa semua orang untuk mengikuti agama kita karna agama bukan paksaan tetapi dorongan dri hati seseorang ingin beriman atau tidak ingin masuk surga atau neraka itu adalah pilihan. Krna tuhan pun lbh melihat manusia yg tulus mengimaninya dri hati bukan yg dipaksa atau ada alasan lain mengimaninya
BalasHapusApapun agamanya islam kristen buddha hindu dllnya pemuka agama dari masing2 agama tersebut awalnya mengajarkan untuk mempercayai adanya sang pencipta (tuhan) apapun sebutannya dari masing2 agama. Tuhan itu hanya satu dan apapun agama kita bila kita tergolong orng yg beriman terhadap agama kita, kita harus mempercayai adanya sang pencipta. Permasalahan siapa yg salah siapa yg berdosa siapa yg masuk neraka dan surga hanya tuhan yg tau sesama manusia kita tidak bisa bilang kamu salah kamu masuk neraka karna hanya tuhan yg tau kmana kita nanti setelah kematian. Kita yg sudah beragaman dan memiliki keimanan dan mempercayai ada tuhan sudah lah lbh baik dri pada yg tidak memiliki agama dan tidak mempercayai adanya tuhan. Saya beragama islam saya muslim untuk saudara semuslim kita. Agama kita agama islam bukan agama yg memaksa semua orang untuk mengikuti agama kita karna agama bukan paksaan tetapi dorongan dri hati seseorang ingin beriman atau tidak ingin masuk surga atau neraka itu adalah pilihan. Krna tuhan pun lbh melihat manusia yg tulus mengimaninya dri hati bukan yg dipaksa atau ada alasan lain mengimaninya
BalasHapusApapun agamanya islam kristen buddha hindu dllnya pemuka agama dari masing2 agama tersebut awalnya mengajarkan untuk mempercayai adanya sang pencipta (tuhan) apapun sebutannya dari masing2 agama. Tuhan itu hanya satu dan apapun agama kita bila kita tergolong orng yg beriman terhadap agama kita, kita harus mempercayai adanya sang pencipta. Permasalahan siapa yg salah siapa yg berdosa siapa yg masuk neraka dan surga hanya tuhan yg tau sesama manusia kita tidak bisa bilang kamu salah kamu masuk neraka karna hanya tuhan yg tau kmana kita nanti setelah kematian. Kita yg sudah beragaman dan memiliki keimanan dan mempercayai ada tuhan sudah lah lbh baik dri pada yg tidak memiliki agama dan tidak mempercayai adanya tuhan. Saya beragama islam saya muslim untuk saudara semuslim kita. Agama kita agama islam bukan agama yg memaksa semua orang untuk mengikuti agama kita karna agama bukan paksaan tetapi dorongan dri hati seseorang ingin beriman atau tidak ingin masuk surga atau neraka itu adalah pilihan. Krna tuhan pun lbh melihat manusia yg tulus mengimaninya dri hati bukan yg dipaksa atau ada alasan lain mengimaninya
BalasHapusBetapa lucunya membayangkan dlm beberapa tahun kedepan yg berkomentar disini saya pun juga suatu saat bakal mati/lenyap/musnah(bahkan mungkin saat ini sdh ada).
BalasHapusApapun yg kamu lakukan kerjakan untuk dirimu tanpa merugikan org lain.
Percaya yg kamu yakini tanpa menggugat kepercayaan org lain itu lebih bijak. Ibarat 2 org mengangkat karung berkilo-kilo dgn berat yg sama.
Org yg pertama terus mengeluh dan berceloteh dgn apa yg ia kerjakan.
sdgkan yg satunya diam dan tekun dgn apa yg dikerjakan.
Asal mereka berdua mau bekerja sampai akhir pasti hasilnya sama selesai. Hanya saja org yg pertama pasti akan lebih lelah dari pada org yg tekun mengerjakan pekerjaannya.
Untuk hasil baik atau buruk yg mempertanggung jawabkan hasilnya tetap kita sendiri. Menggugat apa yg dikerjakan org lain belum tentu kita peduli dan kasihan pada dia, sadari mungkin kita saja tdk puas dgn apa yg kita kerjakan.
:)
Super sekali.
BalasHapusBagi Kalian yg tidak percaya adanya Tuhan, coba pikir baik2 semua yg tercipta di ALAM sana,siapakah yg menciptakan semua itu... Lihatlah sekelilingmu, Pohon,bunga,tanaman-tanaman ,manusia, dll, Apakah semuanya itu Hanya datang begitu saja, wake up people and think about it, sadarlah itu semua adalah buatan atau ciptaan Tuhan. Kalau Kalian engga percaya sama Tuhan, cobalah berseruh kepadanya,panggil Tuhan itu saya percaya Dia Akan datang kepadamu, kenapa saya tahu ,karna saya telah merasakan HadiratNya,makanya saya tahu Tuhan itu benar benar ada. Sekali lags berseruh kepadaNya, Bilang sama Tuhan pencipta langit Dan Bumi kalau Engkau benar benar Ada aku keepingin bertemu dengan Engkau, kalau kamu benar benar memohan kepadaNya, Dia pasti akan datang kepadamu, coba Aja...kamu Akan tahu....
BalasHapus