PENYELEWENGAN
PERSEPSI
Para bhikkhu, ada empat penyelewengan persepsi,
empat penyelewengan buah-pikir dan
empat penyelewengan pandangan.
Apakah yang empat itu?
Berpegang bahwa di dalam ketidak-kekalan ada kekekalan:
ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
Berpegang bahwa di dalam penderitaan ada kebahagiaan:
ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
Berpegang bahwa di dalam apa yang tanpa-diri ada suatu diri:
ini adalah
penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
Berpegang bahwa di dalam hal-hal yang menjijikkan ada
keindahan:
ini adalah penyelewengan persepsi, pemikiran dan pandangan.
Para bhikkhu, inilah empat penyelewengan persepsi, pemikiran
dan pandangan.
Mereka yang memahami apa yang berubah sebagai kekal,
Penderitaan sebagai suka-cita, diri di dalam tanpa-diri, Dan yang melihat tanda
keindahan di dalam hal yang menjijikkan Orang ini berpegang pada pandangan yang
terselewengkan, Secara mental kacau,
terkena ilusi.
Terperangkap oleh Mara, tidak bebas dari belenggu, Mereka
masih jauh dari keadaan yang aman.
Makhluk-makhluk itu berkelana melalui lingkaran yang
menyakitkan dan pergi berulang-ulang dari kelahiran menuju kematian.
Tetapi ketika para Buddha muncul di dunia, Pembuat cahaya di
pekatnya kegelapan, Mereka mengungkapkan
Ajaran ini, Dhamma nan agung, Yang membimbing menuju akhir penderitaan.
Ketika orang-orang yang bijaksana mendengarkannya, Mereka
akhirnya memperoleh kewarasan lagi.
Mereka melihat yang tidak kekal sebagai tidak kekal, Mereka melihat penderitaan semata-mata
sebagai penderitaan.
Mereka melihat tanpa-diri sebagai kosongnya diri, Dan di
dalam yang menjijikkan mereka melihat sifat menjijikkan.
Dengan menerima pandangan benar ini, Mereka mengatasi semua
penderitaan.
(Angguttara Nikaya
IV, 49)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar