KETIKA SANG BUDDHA ‘BERSIN’
Pada suatu hari, ketika Sang bhagava sedang membabarkan
Dhamma dengan dikelilingi banyak Bhikkhu, beliau Bersin..
Para Bhikkhu serempak berseru : “ Semoga panjang umurmu,
Guru !”
Kegaduhan itu sesaat memotong wejangan Dhamma. Kemudian Sang
Bhagava berpesan kepada para Bhikkhu itu demikian : “ Para Bhikkhu, bila ‘
Semoga panjang umur’ ditujukan kepada seseorang yang bersin, dapatkah ia akan hidup atau mati karenanya ?”
“ Tidak, Guru !” jawab mereka.
“ Para Bhikkhu,’ Semoga panjang umur’ jangan diucapkan
kepada orang yang bersin; siapapun yang mengucapkannya berarti melakukan
pelanggaran.”
Suatu saat ketika seorang Bhikkhu bersin dan orang-orang
perumah-tangga mengucapkan “ Semoga panjang umurmu, Guru “...mereka menjadi
bingung dan tidak menjawab.
Orang-orang menjadi tidak senang, bersungut-sungut dan
protes :” Bagaimana Bhikkhu-Bhikkhu ini, putra-putra Sakya, tidak dapat
menjawab ketika orang mengucapkan ‘ Semoga panjang umurmu, Guru’ “
Para Bhikkhu menyampaikan hal ini kepada Sang Bhagava.
Beliau berkata : “ Para Bhikkhu, orang-orang perumah-tangga itu sudah terbiasa
dengan hal-hal takhayul. Untuk selanjutnya Aku mengijinkan kepadamu untuk
menjawab ‘ Semoga engkau juga panjang umur’ bila orang mengucapkan ‘ Semoga
panjang umurmu, Guru.’” ( Vin. Cv. Kh.5 )
* Disini dapat kita lihat bahwa
Sang Buddha cukup luwes dalam menentukan suatu peraturan ( Vinaya ) bagi para
Bhikkhu dan mempunyai rasa toleransi yang sangat tinggi terhadap kepercayaan-kepercayaan
dari Tradisi masyarakat setempat.
Sumber :
Kehidupan Sang Buddha jilid I
Editor by :- Phra Chaluai Sujivo Thera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar