KISAH TEMAN-TEMAN
VISAKHA
Dhammapada XI: 146
Terdapat 500 orang pria dari Savatthi, mereka
mengharapkan istri-istrinya menjadi orang yang murah hati, baik hati dan
bersusila seperti Visakha. Kelima-ratus pria tersebut mengirim para istrinya
kepada Visakha agar menjadi teman dekat Visakha. Pada pesta Bacchanalian yang
berlangsung salama 7 hari, istri-istri tersebut mengambil semua minuman keras
yang ditinggalkan suami mereka dan kemudian meminumnya tanpa diketahui oleh
Visakha. Karena perbuatan yang tidak baik itu, mereka dipukuli oleh suami
mereka. Pada keajadian lainnya, dikatakan bahwa mereka hendak mendengarkan
khotbah Sang Buddha, mereka memohon agar Visakha membawa mereka kepada Sang
Buddha, tetapi secara diam-diam mereka masing-masing membawa sebotol kecil
minuman keras yang disembunyikan dalam bajunya.
Pada saat tiba di vihara, mereka meminum semua minuman
keras yang mereka bawa dan membuang botol-botol tersebut. Visakha memohon
kepada Sang Buddha untuk mengajarkan Dhamma kepada mereka. Pada saat itu, para
wanita menjadi mabuk, bernyanyi, menari, bertepuk tangan, melompat-lompat di
dalam vihara. Sang Buddha melihat Mara yang membuat tingkah laku yang memalukan
wanita-wanita tersebut.
Sang Buddha berkata pada diri sendiri, "Mara
tidak boleh diberi kesempatan".
Oleh karena itu, tubuh Sang Buddha memancarkan sinar
biru gelap yang menyebabkan wanita-wanita tersebut ketakutan dan mulai sadar.
Kemudian Sang Buddha menghilang dari tempat duduknya dan berdiri diatas Gunung
Meru, dari tempat itu Beliau memancarkan sinar putih yang menerangi langit
bagaikan diterangi seribu bulan.
Setelah itu Sang Buddha berkata kepada kelima ratus
wanita tersebut, "Sebagai wanita, kalian tidak seharusnya datang ke vihara
dalam keadaan batin tidak sadar. Karena kalian telah lalai, Mara mendapat
kesempatan membuat kalian berkelakuan yang memalukan, tertawa, menyanyi
keras-keras dalam vihara. Sekarang berusahalah untuk memadamkan api hawa nafsu yang
terdapat dalam diri kalian".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
146 berikut:
Mengapa tertawa,
mengapa bergembira kalau dunia ini
selalu terbakar?
Dalam kegelapan, tidakkah engkau ingin
mencari terang?
Lima ratus wanita itu mencapai tingkat kesucian
sotapatti setelah khotbah Dhamma berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar