NASIHAT
SANG BUDDHA
KETIKA ORANG LAIN MERENDAHKAN AJARAN BUDDHA
KETIKA ORANG LAIN MERENDAHKAN AJARAN BUDDHA
Suatu ketika Buddha bersama lima ratus orang siswa-Nya dari
satu kota ke kota lain. Mengikuti di belakang rombongan Sang Buddha, dua orang
petapa pengembara, yaitu seorang guru dan muridnya. Walaupun keduanya guru dan
murid, kedua berbeda pandangan terhadap ajaran Buddha. Selama perjalanan sang
guru menghina dan merendahkan ajaran Buddha, sedangkan muridnya berusaha memuji
dengan berbagai cara. Perdebatan
keduanya berlangsung selama perjalanan hingga akhirnya rombongan Buddha
mendapatkan tempat persinggahan untuk beristirahat.
Saat itu para bhikkhu membicarakan tentang kejadian ini dan
bagaimana Buddha diam saja walaupun jelas-jelas keduanya yang berdebat tentang
ajaran Beliau berada persis di belakang rombongan tersebut.
Ketika Buddha
mengetahui pembicaraan tersebut, Beliau berkata:
“Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma (ajaran
Buddha), atau Sangha (perkumpulan para bhikkhu), kalian tidak boleh marah,
tersinggung, atau terganggu akan hal itu.
Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu,
maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian.
Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan
kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka
katakan itu benar atau salah?”
“Tidak, Bhagava,” jawab para bhikkhu.
“Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka
kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan
mengatakan:
‘Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak
ada pada kami’.”
“Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian
tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu.
Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu,
maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian.
Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian harus
mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan:
‘Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada
pada kami’.”
(Brahmajala
Sutta)
Dengan demikian, Buddha mengajarkan agar para pengikut-Nya
tidak terbawa emosi positif atau negatif saat seseorang memuji ataupun
merendahkan ajaran Beliau, melainkan menjelaskan mana yang benar dan mana yang
tidak benar atas pandangan terhadap ajaran Buddha tersebut sehingga dapat
membebaskan agama Buddha dari pandangan salah orang-orang yang tidak tahu atas
ajarannya.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar