KISAH CINTA PANGERAN SUDHANA
DAN MANOHARA
(Berdasarkan Kisah pada Relief Candi Borobudur)
Kisah pangeran Sudhana
(Bodhisatta) dan putri Kinnari Manohara adalah sebuah kisah percintaan yang
sangat popular di kalangan Buddhis. Kisah ini pertama kali muncul dalam
Mahavastu Avadana bagian Kinnari Jataka, sebuah teks dari sekte Mahasanghika.
Kemudian ditemukan juga versi cerita ini di kitab-kitab sekte Sarvastivada dan
Mulasarvastivada seperti Bhaisajyavastu (Mulasarvastivada Vinaya),
Sudhanakumaravadana (Divyavadana) dan Avadanakalpalata. Belakangan, pada abad
15 M, sekte Theravada memasukkan kisah ini dalam kumpulan Pannasa Jataka
(Pannyasa Chadok).
Kisah Sudhana dan Manohara ini
diceritakan oleh Sang Buddha kepada Yasodhara. Di Mahavastu, Sang Buddha menceritakan kisah tersebut para bhikkhu
bahwa di kehidupan lampau Yasodhara istrinya dimenangkan olehnya ‘setelah
kelelahan besar (khedana), usaha yang
keras (sramena) dan keberanian agung (viryena).’
Sedangkan dalam Divyavadana, Buddha mengisahkan kisah
tersebut pada seorang raja untuk menggambarkan kedermawanan-Nya dan
kebajikannya serta penyelesaian dari virya-paramita…‘Demi
Yasodhara- Sang Buddha menarasikan kisah tersebut dalam penggambaran, Ia
mengaitkannya dengan purvayoga.’
Sedangkan Avadanakalpalata mencatat:
“Setiap Sang Buddha memasuki
ibukota, Yasodhara, tinggal di dalam istananya, bersedih dan akan selalu
mencoba untuk melemparkan (menjatuhkan) dirinya dari teras. Sang Buddha
kemudian menyelamatkan mantan istri yang dicintainya itu dengan welas asih.
Suatu hari ketika ditanyai oleh para bhikkhu yang ingin tahu, Sang Buddha
berkata: “Yasodhara, o bhikkhu, karena perpisahan
dirinya dengan diriku, sedih dan berusaha untuk melakukan tindakan ceroboh
tersebut. Aku juga, para bhikkhu, di masa lampau mengalami bencana besar ketika
berpisah dengannya.”
Kemudian Sang Buddha menceritakan kisah Sudhana dan
Manohara.
RELIEF 1
Kerajaan di Negara Pancala
Alkisah di negara Pancala
terdapat dua kerajaan yang saling berbeda. Kerajaan bagian Utara disebut sebagai
Kinnara, hidup makmur, rukun dan tenteram, dipimpin oleh Raja Druma. Kerajaan
bagian Selatan justru sebaliknya, memperlakukan rakyatnya dengan kejam dan tak
berperikemanusiaan. Lama-kelamaan, rakyat Kerajaan Selatan yang diperlakukan
tidak adil dan manusiawi oleh rajanya, pindah ke Kerajaan Utara.
RELIEF 2
Raja Kerajaan Selatan Menghadapi Kenyataan Negaranya
Raja Kerajaan Selatan yang
melihat kenyataan ini menjadi marah, daerah kerajaannya makin lama menjadi
kosong karena ditinggalkan penduduknya menuju Utara. Ia lalu membuat sayembara,
barangsiapa yang bisa membawa naga sakti bernama Janmacitraka yang tinggal di
Kerajaan Utara dan membuat kemakmuran di negeri itu ke kerajaannya, akan
mendapatkan hadiah berupa emas yang banyak.
RELIEF 3
Memikat dan Menolong Naga Sakti Janmacitraka
Banyak ksatria yang tergiur
dan mencoba memindahkan Janmacitraka ke Kerajaan Selatan, memasang jebakan
untuk menangkapnya. Sang naga sakti mengetahui perihal itu, meminta bantuan
seorang ksatria yang tinggal di dekat danau bernama Halaka. Bersama Halaka,
Janmacitraka menghancurkan setiap jebakan yang diperuntukkan untuknya.
RELIEF 4
Halaka Diterima oleh Janmacitraka
Dalam perjalanan ke tempat
Janmacitraka, sebelumnya Halaka mendatangi tempat pertapaan dan menemui begawan
yang tinggal di sana untuk meminta petunjuk. Sang Begawan menasehati Halaka
untuk berhati-hati pada apa yang dilihat, jangan terpengaruh dan berbalik ikut
menangkap Janmacitraka seperti ksatria lainnya. Setelah berhasil membantu sang
naga sakti, Halaka mendapat hadiah yang banyak dari Janmacitraka.
RELIEF 5
Halaka Menangkap Manohara
Halaka juga bertemu dengan
begawan lain yang memberitahunya bahwa putri bungsu dari Raja Kinnara di
Kerajaan Utara bernama Manohara, berbentuk setengah manusia dan separuh burung,
sering mandi di tepian danau. Manohara punya kekuatan untuk merubah dirinya
menjadi manusia, perempuan yang sangat cantik dengan suara yang mempesonakan.
Halaka diberitahu begawan itu untuk menangkap Manohara. Dengan kesaktiannya,
Manoharapun ditangkap oleh Halaka.
RELIEF 6
Manohara Diberikan pada Pangeran Sudhana
Saat Manohara tertangkap oleh
Halaka, di hari itu Kerajaan Utara sedang mengadakan pesta berburu. Saat
mengetahui itu, Halaka yang tak mau kehilangan tawanannya, bergegas
meninggalkan tempat itu dan menyerahkan tawanannya pada Pangeran Sudhana dari
Kerajaan Selatan, Halaka menyerahkan sepenuhnya Manohara pada pangeran itu, mau
diapakan, mau ditawan atau dilepas, terserah. Namun Pangeran Sudhana malah
terpesona pada kecantikan Manohara, ia berniat mengembalikan putri bungsu Raja
Kinnara. Kemudian, Pangeran Sudhana melamar Manohara dan mereka berdua menikah.
Manohara pun diboyong ke Kerajaan Selatan.
RELIEF 7
Pangeran Sudhana Ditugasi Menumpas Pemberontakan
Satu waktu, penasehat kerajaan
dan mempengaruhi Pangeran Sudhana bahwa ia bisa naik tahta di Kerajaan Selatan.
Mereka juga mempengaruhi ayahnya, raja Kerajaan Selatan akan ambisi Pangeran
Manohara yang bisa menghancurkan wibawanya sebagai raja. para penasehat itu
menyarankan Raja Kerajaan Selatan untuk mengirim Pangeran Sudhana pada misi
yang berat, menumpas pemberontak di mana sudah 7 misi menumpas pemberontakan
yang dikirim selalu gagal.
RELIEF 8
Pangeran Sudhana Meminta Restu pada Ibunda
Pangeran Sudhana menerima
tugas itu. Ia mendatangi ibunya, meminta restu sekaligus menitipkan istrinya
tercinta, Manohara. Istrinya memberikan permata berharga yang sering dipakai di
keningnya. Permata sakti untuk keselamatan.
RELIEF 9
Pangeran Sudhana Mendapat Bantuan dari Pasukan Yaksha
Saat Pangeran Sudhana duduk di
bawah pohon, memikirkan tugas negara yang diembannya, tak jauh dari tempat
pemberontakan. Saat itu ia didatangi oleh Pasukan 'Yaksha' yang dipimpin oleh
Jendral Pancika. Adapun 'Yaksha' adalah sebangsa makhluk halus yang menjaga
alam dan seisinya. Jendral Pancika dan pasukan 'Yaksha'-nya menawarkan diri
untuk membantu Pangeran Sudhana dalam menumpas pemberontakan.
RELIEF 10
Penasehat Kerajaan Menyuruh Mengorbankan Manohara
Raja Kerajaan Selatan, ayah
kandung Pangeran Sudhana bermimpi buruk bahwa anaknya akan merebut tahtanya. Ia
mendatangi para penasehatnya untuk menterjemahkan mimpi itu. Para penasehat
kerajan mengatakan untuk tidak mempercayai mimpi yang tidak benar dan
menganjurkan mengadakan sebuah ritual pengorbanan. Adapun yang dikorbankan itu
haruslah bangsawan Kinnan dari Kerajaan Utara, yang tak lain dan tak bukan
adalah Manohara sendiri.
RELIEF 11
Manohara Melarikan Diri
Dengan konspirasi dari para
penasehat kerajaan, Manohara ditangkap oleh mertuanya sendiri, raja Kerajaan
Selatan untuk dikorbankan. Ibu Pangeran Sudhana tak rela menantunya dijadikan
korban, lalu melepaskannya, menyuruhnya menemui Pangeran Sudhana. Ketika dalam
pelarian itu, Manohara menemui begawan di tepi danau. Ia juga menitipkan cincin
cap Kerajaan Utara pada begawan agar diberikan pada suaminya.
RELIEF 12
Pangeran Sudhana Dalam Perjalanan ke Kerajaan Selatan
Pangeran Sudhana yang sudah
menumpas para pemberontak itu, kini dalam perjalanan menuju Kerajaan Selatan.
Ia ingin melaporkan pada ayahandanya bahwa pemberontakan itu telah berhasil
ditumpas.
RELIEF 13
Pangeran Sudhana Mendapati Kenyataan yang Terjadi
Sesampainya di istana,
Pangeran Sudhana tidak menemui Manohara. Dari ibunya ia mendapat penjelasan
bahwa ayahnya dipengaruhi oleh penasehat kerajaan untuk mengorbankan istrinya.
Pangeran Sudhana kecewa, lalu mencari Halaka untuk mencari tahu keberadaan
istrinya.
RELIEF 14
Manohara Dalam Perjalanan ke Kerajaan Utara
Sementara itu, Manohara yang
dalam pelarian dari Kerajaan Selatan, ia dalam perjalanan menuju kerajaan
ayahnya di Kerajaan Utara.
RELIEF 15
Pangeran Sudhana Mendapat Kabar dari Para Begawan
Halaka mengantarkan Pangeran
Sudhana menemui begawan yang tinggal di tepi danau. Para begawan yang sudah
bertemu Manohara, memberikan cincin cap Kerajaan Utara pada Pangeran Sudhana,
mereka juga memberi petunjuk keberadaan Manohara.
RELIEF 16
Pangeran Sudhana Bertemu Kembali dengan Istrinya
Pangeran Sudhana lalu menuju
Kerajaan Utara untuk mencari Manohara. Dalam perjalanannya, ia melewati tempat
pemandian Manohara di tepi danau. Ia bertemu dengan para dayang Manohara tapi
tidak dengan istrinya. Pangeran Sudhana menanyakan pada dayang-dayang itu,
namun mereka tidak mengetahui karena Manohara memang tengah bersembunyi. Untuk
menunjukkan keberadaannya, Pangeran Sudhana melemparkan cincin pemberian
Manohara ke danau, tanda bahwa ia sudah mencarinya. Ketika cincin itu dilempar,
Manohara muncul. Kemudian mereka berdua menuju Kerajaan Utara.
Ayahanda Manohara, Raja Druma
yang melihat Pangeran Sudhana marah besar dan ingin mencincang-cincangnya, anak
yang dinikahi tak dijaga oleh pangeran dari Kerajaan Selatan ini. Namun begitu
mendengar penuturan suami Manohara, Raja Druma bisa mengerti dan memaafkan,
namun memberikan syarat untuk mendapatkan kembali Manohara sebagai istrinya.
RELIEF 17
Kompetisi Adu Memanah
Raja Druma, menantang Pangeran
Sudhana untuk membuktikan keahliannya memanah pada para jago-jago panah di
Kerajaan Utara. Pangeran Sudhana menyanggupi. Kompetisi digelar, adu memanah
antara Pangeran Sudhana dengan para jagoan panah dari Kerajaan utara
berlangsung. Terbukti, Pangeran Sudhana memang jago memanah dan setiap para
ksatria Kerajaan Utara terkalahkan oleh skill memanahnya.
RELIEF 18
Pangeran Sudhana Mendapati Lagi Istrinya
Raja Druma yang melihat
kenyataan itu memahami bahwa Pangeran Sudhana memang benar mencintai anaknya.
Syarat yang ia berikan pada menantunya itu juga sudah dipenuhi. Iapun
memberikan anaknya tercinta kembali ke suaminya.
RELIEF 19
Pangeran Sudhana dan Manohara di Kerajaan Utara
Pangeran Sudhana dan istrinya,
atas permintaan dari ayahanda Manohara, Raja Druma, mereka tinggal sementara di
Kerajaan Utara. Sekian lama mereka tinggal di kerajaan itu, Pangeran Sudhana
meminta diri untuk kembali ke Kerajaan Selatan dan menuntut atas tindakan
ayahandanya pada istrinya.
RELIEF 20
Pangeran Sudhana Menyatukan Pancala
Pangeran Sudhana memberontak
pada Kerajaan Selatan, merebut tahta itu dari ayahandanya. Tak lama kemudian,
ia berhasil menjadi raja di Kerajaan Selatan, kemudian di Kerajaan Utara, Raja
Druma yang sudah tua turun tahta dan menyerahkannya pada Pangeran Sudhana.
Lewat Pangeran Sudhana, kerajaan di Pancala yang saling berseberangan dan
berbeda ini disatukan untuk hidup dalam kemakmuran dan kedamaian.
-oOo-