KISAH MARA
Dhammapada XV: 200
Pada satu kesempatan, Sang Buddha dengan kemampuan
batin luar biasa Beliau, melihat lima ratus gadis dari Desa Pancasala yang akan
mencapai tingkat kesucian sotapatti. Oleh karena itu Sang Buddha pergi dan
tinggal di dekat desa tersebut. Kelima ratus gadis pergi mandi ke sungai;
setelah selesai mandi mereka pergi ke desa dengan berpakaian lengkap, karena
hari itu hari festival.
Pada waktu yang bersamaan, Sang Buddha memasuki Desa
Pancasala untuk berpindapatta, tetapi tidak seorang pun penduduk desa memberi
dana kepada Sang Buddha karena mereka telah dipengaruhi oleh Mara.
Pada saat perjalanan pulang Sang Buddha bertemu dengan
Mara, yang dengan cepat bertanya pada Sang Buddha apakah Sang Buddha sudah
menerima dana makanan cukup?
Sang Buddha melihat kedatangan Mara bersamaan dengan
kegagalan Beliau untuk mendapatkan dana makanan pada hari itu dan berkata,
"Kamu Mara jahat, adalah kamu yang menyuruh penduduk desa untuk menolak
saya. Karena kamu telah mempengaruhi mereka untuk tidak memberi dana makanan
pada saya. Apakah Saya bersalah?"
Mara tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi dia
berpikir akan memperolok Sang Buddha dengan membujuk-Nya kembali ke desa,
sehingga penduduk desa akan menghina Sang Buddha dengan memperolok-olokNya.
Maka Mara menyarankan, "O Buddha, mengapa Kamu
tidak kembali ke desa lagi? Kali ini Kamu pasti akan mendapatkan makanan".
Sejenak kemudian, kelima ratus gadis desa tiba di
tempat itu dan menghormat kepada Sang Buddha.
Di tengah kehadiran mereka, Mara mengejek Sang Buddha,
"O Buddha, kamu tidak menerima dana makanan pagi ini, kamu pasti merasa
sakit karena kelaparan!"
Kepada Mara, Sang Buddha menjawab, "O Mara jahat,
meskipun kami tidak mendapatkan makanan, seperti brahma Abhassara yang hidup
dengan kepuasan yang sangat menyenangkan (piti) dan kebahagiaan (suka)
pemusatan pikiran (jhana), kami hidup dengan kepuasan yang menyenangkan dan
kebahagiaan dalam Dhamma".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
200 berikut:
Sungguh bahagia hidup kita ini
apabila sudah tidak terikat lagi oleh
rasa ingin memiliki.
Kita akan hidup dengan bahagia
bagaikan dewa-dewa di alam yang
cemerlang.
(200)
Lima ratus gadis mencapai tingkat kesucian sotapatti
setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar