KISAH PANGERAN-PANGERAN
LICCHAVI
Dhammapada XVI: 214
Pada suatu hari festival Sang Buddha memasuki kota
Vesali ditemani oleh serombongan bhikkhu. Di perjalanan, mereka bertemu
beberapa pangeran Licchavi yang mengenakan pakaian bagus.
Sang Buddha melihat mereka penuh dengan tanda-tanda
kebesaran, berkata kepada para bhikkhu, "Para bhikkhu, siapa saja yang
tidak pernah ke alam Dewa Tavatimsa seharusnya melihat pangeran-pangeran
Licchavi ini".
Pangeran-pangeran itu menuju ke taman yang indah. Di
sana mereka bertengkar perihal seorang pelacur dan pertengkaran itu menjadi
perkelahian. Sebagai hasilnya beberapa dari mereka berdarah dan dibawa pulang.
Ketika Sang Buddha bersama para bhikkhu berjalan pulang setelah bersantap di
kota, mereka melihat pangeran yang luka-luka dibawa pulang ke rumahnya.
Berkaitan dengan kejadian tersebut para bhikkhu
berkata, "Demi seorang wanita, pangeran-pangeran Licchavi ini
bertengkar".
Kepada mereka, Sang Buddha menjelaskan, "Para bhikkhu,
penderitaan dan ketakutan timbul dari kesenangan duniawi dan kemelekatan
terhadapnya".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
214 berikut:
Dari kemelekatan timbul kesedihan,
dari kemelekatan timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar