KISAH SEORANG PRIA YANG
ISTRINYA MELAKUKAN PENYELEWENGAN
Dhammapada XVIII: 242-243
Suatu ketika, ada seorang istri yang menyeleweng.
Suaminya begitu malu atas kelakuan istrinya sehingga ia tidak berani menemui
orang lain; ia juga menghindari Sang Buddha. Setelah beberapa waktu, ia pergi
menjumpai Sang Buddha dan Beliau bertanya mengapa laki-laki itu tidak kelihatan
selama ini dan ia pun menjelaskan semuanya.
Setelah mendengarkan alasan ketidak-hadiran laki-laki
itu, Sang Buddha berkata, "Murid-Ku, wanita itu seperti sebuah sungai,
atau jalan, atau toko minuman, atau rumah peristirahatan, atau pot air, yang
berdiri di pinggir jalan, mereka berhubungan dengan semua jenis orang. Tentunya
hubungan intim yang salah merupakan penyebab kehancuran seorang wanita".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
242 dan 243 berikut ini:
Kelakuan buruk adalah noda bagi seorang
wanita,
kekikiran adalah noda bagi seorang
dermawan.
Sesungguhnya, segala bentuk kejahatan
merupakan noda,
baik dalam dunia ini maupun dalam dunia
selanjutnya.
(242)
Yang lebih buruk dari semua noda adalah
kebodohan.
Kebodohan merupakan noda paling buruk.
O, para bhikkhu, singkirkanlah noda ini
dan hiduplah tanpa noda.
(243)
Banyak orang pada saat itu mencapai tingkat kesucian
sotapatti setelah khotbah Dhamma berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar