SEBUTIR PIL PAHIT UNTUK KITA SEMUA
Aku melihat saudaraku
melalui mikroskop kritik
Dan aku berkata, “
Betapa kasarnya saudaraku itu !”
Aku melihatnya melalui
teleskop penghinaan
Dan aku berkata, “Betapa
kecilnya saudaraku itu !”
Kemudian aku melihat ke
cermin kebenaran
Dan aku berkata, “Betapa
miripnya saudaraku itu dengan diriku.”
(
Bolton Hall )
Kalimat-kalimat di
atas menggambarkan sifat kehidupan kita. Lingkungan kita adalah pantulan dari
pikiran dan kepercayaan kita. Setiap orang masing-masing memberikan pengaruh,
besar atau kecil kepada lingkungannya. Misalnya kita membenci seseorang, lalu
kita menceritakannya kepada orang lain. Kebencian itu akan merambat ke orang
lain, lama-kelamaan di sekitar kita akan penuh dengan kebencian. Kita dan
orang-orang di sekitar kita saling mempengaruhi, oleh karena itu jika kita
menyalahkan orang lain, menjelek-jelekan orang lain, maka itu berarti kita juga
menjelek-jelekan kita sendiri.
Melihat kesalahan
orang lain, sekecil apapun itu, adalah hal yang mudah dilakukan, tetapi
biasanya kita tidak menyadari kesalahan kita sendiri. Kita mudah sekali
menuding orang lain berbuat salah, tetapi kadang kala kita lupa mungkin kita
juga melakukan kesalahan yang sama, mungkin kita juga punya andil dalam
kesalahan itu. Misalnya kita menyelenggarakan suatu acara dan ternyata acara
itu tidak seperti yang kita harapkan, lalu kita mulai mengatakan, “Teman-teman
yang lain tidak membantu, ketua panitia tidak bekerja dengan sunguh-sungguh,
dsb.” Karena terlalu sibuk mencari-cari kesalahan kita lupa bertanya pada diri
sendiri sudahkah kita memberikan yang terbaik ? Jika teman-teman lain tidak
bekerja, mengapa bisa seperti itu ? Apakah bukan karena kita tidak meminta
bantuan mereka ? Atau mereka ingin membantu tetapi tidak tahu apa yang harus
dilakukan, dalam hal ini mungkin kita kurang terbuka terhadap mereka.
Dalam kehidupan ini
kita tidak bisa menghindari kritikan dari
orang lain. Tidak ada seorangpun yang selalu dipuji dan tidak ada yang
selalu dikritik atau disalahkan. Jika kita disalahkan, dikritik oleh orang lain
kita seharusnya berpikir apakah memang kita salah ? Kita tidak boleh membenci
orang yang mengkritik kita, tidak semua orang yang mengkritik kita adalah
musuh. Motivasi orang dalam melontarkan kritikan bermacam-macam, ada yang memeng
bermaksud baik, ada yang ingin menjatuhkan, ada yang mengkritik untuk kepuasan/
kesenangan, ada yang merasa bangga bisa menemukan kesalahan orang lain.
Terlepas dari semua motivasi itu, selama kritikan itu baik dan benar, maka
dapat dijadikan pemacu semangat kita, jika kritikan itu tidak benar kita tidak
perlu berkecil hati. Jangan sampai usaha kita terhalang olehnya. Pujian
menimbulkan kebanggan, membuat kita cepat merasa puas, seperti gula-gula yang
rasanya manis tetapi membuat kita sakit. Tetapi kritikan membuat kita terpacu
untuk berusaha lebih baik lagi, seperti pil yang pahit yang menyembuhkan sakit.
Kita tidak bisa hanya merasakan gula-gula terus-menerus, kita juga perlu
merasakan pil pahit agar kita selalu terpacu untuk maju.
Sumber :
“Why Worry” - Ven.K. Sri Dhammananda
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar