DHAMMA DAN VINAYA ADALAH GURU KITA
Bila kita perhatikan lebih jauh di forum-forum diskusi
ajaran Buddha yang bertebaran di internet, ternyata masih sangat banyak orang
yang mengaku sebagai umat Buddhis tapi sangat minim pengetahuannya tentang
ajaran Buddha (Dhamma dan Vinaya). Ini adalah fakta yang menyedihkan.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa ‘membaca/mempelajari Sutta-sutta itu tidak penting, itu
hanya teori, hanya sebuah konsep, yang penting adalah praktiknya…, lagipula
belum tentu ajaran yang di sutta itu adalah benar-benar ucapan dari Buddha
sendiri.’, dsb….
Orang-orang yang berpikiran sempit seperti itulah yang
pada perjalanan diskusinya cenderung menggunakan penafsiran-penafsiran pribadi
dan melenceng dari ajaran Buddha (adhamma), berbelit-belit dan penuh dengan
pandangan salah.
Bagaimanapun juga, sebagai umat Buddhis, kita seharusnya mengenali
Sutta-Sutta dan mempelajarinya dengan sebaik-baiknya. Untuk hal
tersebut mari kita ingat kembali nasihat-nasihat Sang Buddha tersebut dibawah
ini :
Di dalam Maha
Parinibbana Sutta (Digha Nikaya Sutta 16), Sang Buddha
menasehati para bhikkhu: “Dhamma-Vinaya apapun yang
telah Aku tunjukkan dan rumuskan untuk kalian, itulah yang akan menjadi Guru
kalian ketika Aku tiada.”
Ini adalah pernyataan yang sangat penting yang
maknanya telah diabaikan oleh banyak umat Buddhis. Karena banyak umat Buddhis
tidak pernah mendengar nasihat ini atau mengerti maknanya, maka mereka lebih banyak
menyenangi untuk mempelajari buku-buku belakangan ini yang berisi banyak Dhamma
dan beberapa adhamma
(yakni yang bertentangan dengan Dhamma) ditambahkan di sana-sini.
Dan untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan yang
tersebar di sana-sini di sepanjang teks hanya bisa diketahui jika seseorang
cukup jeli dan benar-benar mengenal kumpulan Sutta tertua. Jika tidak,
seseorang akan merasa sangat sulit untuk membedakan buku-buku belakangan dari
yang lebih awal.
Demikian pula,
di dalam Samyutta Nikaya, sutta 20.7, Sang Buddha
telah pula memperingatkan bahwa di masa depan (yakni sekarang ini), orang-orang
akan menolak untuk mendengarkan khotbahNya (Sutta). Tentu saja hal itu akan
berdampak merusak pada dua hal, yaitu :
- Sutta
- Sutta akan hilang, dan
- Orang-orang
akan memperoleh pemahaman yang salah tentang Dhamma.
Jika
kita tidak mengenal Sutta, atas dasar apa dan bagaimana kita bisa mempraktikkan
Ajaran Buddha dengan ‘Pandangan yang benar?’
Oleh karena itulah, kita sebagai umat Buddhis harus
mengenal Sutta, jadi kita bisa menilai apakah buku-buku Dhamma atau instruksi
para bhikkhu atau beberapa guru lainnya adalah sesuai dengan ajaran Sang
Buddha. Inilah sebabnya mengapa kita sebagai umat Buddhis harus selalu
mengingat Dhamma-Vinaya sebagai Guru kita yang Utama; khususnya bagi kita adalah
kumpulan Sutta tertua di dalam Nikaya.(Th)
Semoga bermanfaat.
10 Desember 2014
Mettacittena,
Tanhadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar