KISAH PERTANYAAN JIVAKA
Dhammapada VII: 90
Devadatta, pada suatu kesempatan, mencoba untuk
membunuh Sang Buddha dengan mendorong batu besar dari puncak bukit Gijjhakuta
(Puncak Burung Nasar). Batu tersebut jatuh membentur kaki Sang Buddha. Kemudian
Beliau dibawa ke Vihara Hutan Mangga milik Jivaka. Di sana Jivaka yang dikenal
sebagai seorang tabib, mengobati ibu jari kaki Sang Buddha dan membalutnya.
Jivaka kemudian pergi ke kota untuk mengobati pasien lainnya, tetapi berjanji
untuk kembali dan membuka balutan tersebut pada sore hari. Karena kesibukannya,
Jivaka pulang malam hari, tetapi pintu kota telah ditutup dan ia tidak dapat
menemui Sang Buddha. Ia sangat bingung sebab apabila pembalut tersebut tidak
dibuka pada waktunya, seluruh badan Sang Buddha akan demam dan Sang Buddha akan
sangat menderita.
Pada saat yang sama, Sang Buddha yang telah mengetahui
bahwa Jivaka tidak dapat datang pada waktunya berkata kepada Ananda untuk
membuka balutan dari ibu jarinya dan ternyata luka tersebut telah sembuh.
Jivaka datang ke vihara pada fajar keesokan harinya
dan menanyakan kepada Sang Buddha apakah Beliau merasakan kesakitan pada malam
sebelumnya.
Sang Buddha menjawab, "Jivaka! Sejak Saya
mencapai Ke-Buddha-an, tidak terdapat kesakitan dan penderitaan lagi
bagi-Ku".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
90 berikut:
Orang yang telah menyelesaikan
perjalanannya,
yang telah terbebas dari segala hal,
yang telah menghancurkan semua ikatan;
maka dalam dirinya tidak ada lagi demam
nafsu.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar