KISAH BRAHMANA
ANATTHAPUCCHAKA
Dhammapada VIII: 104-105
Suatu ketika, seorang brahmana bernama Anatthapucchaka
mengunjungi Sang Buddha dan berkata, "Bhante, saya berpikir bahwa Anda
hanya mengetahui praktek-praktek yang bermanfaat dan tidak mengetahui
praktek-praktek yang tidak bermanfaat".
Sang Buddha menjawab bahwa Beliau juga mengetahui
praktek-praktek yang tidak bermanfaat dan merugikan. Kemudian Sang Buddha
menyebutkan satu per satu enam praktek yang dapat memboroskan kekayaan, sebagai
berikut:
1. Tidur sampai matahari terbit,
2. Kebiasaan bermalas-malasan,
3. Bertindak kejam,
4. Gemar minum minuman keras yang menyebabkan mabuk
dan lemahnya kesadaran,
5. Berkeliaran sendiri di jalan pada waktu yang tidak
tepat, dan
6. Perilaku seks yang salah.
Setelah itu Sang Buddha bertanya kepada brahmana
tersebut bagaimana ia menghidupi dirinya.
Brahmana itu menjawab bahwa ia menghidupi dirinya
dengan berjudi, sebagai contoh: bermain dadu.
Selanjutnya Sang Buddha bertanya kepadanya apakah ia
menang atau kalah. Ketika sang brahmana menjawab bahwa ia kadangkala menang dan
kadangkala kalah.
Sang Buddha berkata kepadanya, "Menang dalam
permainan dadu tidak dapat diperbandingkan dengan kemenangan melawan kekotoran
batin".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
104 dan 105 berikut ini:
Menaklukkan diri sendiri
sesungguhnya lebih baik daripada
menaklukkan makhluk lain;
orang yang telah menaklukkan dirinya
sendiri
selalu dapat mengendalikan diri.
( 104)
Tidak ada Dewa, Mara, Gandhabba, atau
pun Brahmana
yang dapat mengubah kemenangan
dari orang yang telah dapat menaklukkan
dirinya sendiri.
(105)
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar