BANGGA SEBAGAI UMAT BUDDHA
Ceramah Bhikkhu Uttamo
Keyakinan pada
Ajaran Sang Buddha akan memberikan kebahagiaan di dalam kehidupan ini maupun
kehidupan yang akan datang.
Dalam kehidupan
sehari-hari tidak jarang seorang umat Buddha berada sendirian di masyarakat.
Kesendirian ini dapat terjadi karena jumlah umat Buddha memang tidak terlalu
banyak di Indonesia. Namun, jumlah sedikit atau bahkan satu-satunya umat Buddha
dalam suatu lingkungan hendaknya tidak membuat seorang umat Buddha kecil hati
atau malah rendah diri. Ia hendaknya justru tetap berusaha mempertahankan
keyakinannya pada Ajaran Sang Buddha.
Upaya
mempertahankan keyakinan walaupun sendirian atau satu-satunya umat Buddha dalam
suatu lingkungan ini hendaknya bisa meniru atau meneladani kehidupan Sang Guru
Agung, Sang Buddha Gotama. Ketika Beliau masih kecil, sekitar umur tujuh tahun,
Beliau sudah mampu bermeditasi sehingga mencapai tingkat konsentrasi yang tinggi.
Jelas kemampuan ini adalah kemampuan langka untuk anak seusia Beliau. Kiranya
Beliau adalah satu-satunya anak yang mampu mencapai tingkat meditasi seperti
itu. Bahkan mungkin sampai saat ini sekalipun. Luar biasa !
Selanjutnya, pada
usia 29 tahun Beliau rela meninggalkan istana yang mewah dan keluarga
bahagiaNya untuk bermeditasi di hutan belantara yang berbahaya. Tujuan kerelaan
Beliau ini adalah untuk berjuang mencari jalan keluar agar umat manusia tidak
lagi menderita ketika mereka harus mengalami usia tua, sakit dan mati. Beliau
menginginkan semua umat manusia berbahagia, terbebas dari semua penderitaan.
Sungguh mulia niat Beliau. Beliau menjadi satu-satunya orang yang berpikir
demikian. Luar biasa !
Selama
bertahun-tahun tinggal di tengah hutan belantara, Beliau bermeditasi dan
berpuasa dengan sangat disiplin. Akibatnya, badan Beliau menjadi sangat kurus
hingga seperti tulang berbalut kulit saja. Latihan meditasi yang sedemikian
hebat tidak pernah dilakukan oleh pertapa lain sebelumnya. Hanya Beliau
satu-satunya pertapa yang mampu melakukannya. Luar biasa !
Namun, karena
puasa yang berlebihan ternyata tidak membawa hasil seperti yang diharapkan,
maka Beliau mengubah cara puasaNya dengan menerima dana makan agar Beliau tetap
mampu menjaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaranNya kembali. Sikap menerima
dana makan ini dianggap sebagai kelemahan dan kemunduran latihan puasaNya
sehingga Beliau ditinggal oleh lima teman pertapaNya. Padahal kelima teman itu
telah bertahun-tahun setia menemani Beliau. Tentu saja, setelah itu, Beliau
menjadi satu-satunya orang yang berlatih meditasi tanpa teman yang membantunya.
Luar biasa !
Selama sendirian
bermeditasi, Beliau akhirnya menemukan cara untuk mengembangkan kesadaran pada
segala gerak gerik pikiran, ucapan dan perbuatan. Beliau menemukan cara
meditasi yang disebut dengan Vipassana Bhavana atau meditasi pandangan terang.
Dengan cara meditasi seperti ini, Beliau akhirnya mencapai Nibbana atau
kesucian sehingga Beliau tidak terlahirkan kembali. Apabila seseorang sudah
tidak terlahirkan kembali, maka ia pasti tidak akan mengalami usia tua, sakit
dan mati. Akhirnya, tujuan luhur inipun tercapai. Beliau telah menemukan dan
mengajarkan satu-satunya cara bermeditasi yang dapat mengkondisikan seseorang terbebas
dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Inilah sistem meditasi yang
khas ditemukan oleh Sang Buddha. Sistem meditasi yang mampu membebaskan
seseorang dari lingkaran kelahiran kembali, sakit, tua dan mati. Luar biasa !
Menyimak berbagai
kelebihan Sang Guru yang luar biasa tersebut, kiranya dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa seseorang yang ingin mencapai suatu keberhasilan, ia hendaknya
mampu mempertahankan berbagai nilai tertentu. Memang, sebagai akibat
keteguhannya dalam mempertahankan nilai tersebut, seseorang mungkin akan
dijauhi oleh lingkungannya. Ini adalah hal biasa dan jangan terlalu dipikirkan.
Ia harus yakin akan kebenaran serta kebaikan nilai yang ia pertahankan selama
ini.
Dalam pengertian
Dhamma, nilai hidup yang perlu dipertahankan walau mungkin beresiko
ditinggalkan oleh siapapun juga yang berada di sekitarnya adalah niat untuk
melaksanakan hidup sesuai dengan Dhamma atau Ajaran Sang Buddha. Pelaksanaan Ajaran Sang Buddha ini
diwujudkan dengan mengembangkan lima latihan kemoralan atau Pancasila Buddhis.
Kelima latihan kemoralan itu adalah latihan untuk tidak membunuh, tidak
mencuri, tidak melanggar kesusilaan, tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukan.
Selain melaksanakan lima latihan kemoralan, ia hendaknya juga mengembangkan
latihan konsentrasi dalam bermeditasi. Latihan kemoralan serta meditasi inilah
yang perlu dipertahankan sampai kapanpun juga dengan segala resiko yang harus
dihadapi.
Bertahan untuk
selalu melaksanakan Pancasila Buddhis tentunya lebih mudah daripada berusaha
keras selalu melaksanakan latihan konsentrasi atau bermeditasi. Pelaksanaan
Pancasila Buddhis biasanya masih didukung oleh masyarakat tempat seseorang
bertinggal. Pada umumnya, masyarakat juga tidak mudah menerima orang yang gemar
melakukan pembunuhan, pencurian, perjinahan, bohong maupun mabuk-mabukan.
Bahkan, kadang undang-undang suatu negara pun melarang warganegaranya melakukan
lima tindakan buruk ini.
Namun, tetap giat
berusaha berlatih meditasi itulah yang agak sulit dilakukan. Apalagi jika ia
tinggal dalam lingkungan yang jarang bermeditasi atau malah anti meditasi.
Buktinya, meskipun umat Buddha telah mengetahui bahwa Pangeran Siddhattha atau
Calon Sang Buddha telah bermeditasi sejak usia tujuh tahun, namun masih sangat
banyak umat Buddha yang tidak berusaha menirunya bahkan mereka yang sudah
berusia tujuh puluh tahun sekalipun. Padahal, Dhamma lebih mementingkan
perubahan perilaku, ucapan maupun pikiran daripada sekedar rajin mengikuti
upacara ritual kebaktian. Adapun perubahan perilaku, khususnya cara berpikir
hanya bisa dicapai dengan melatih meditasi.
Melaksanakan
kemoralan memang bagus namun masih belum lengkap. Kemoralan, walaupun tidak
diajarkan Sang Buddha, seseorang masih bisa mendapatkannya dari tata tertib
yang berlaku dalam masyarakat, maupun adat setempat. Dasar pelaksanaan
kemoralan adalah upaya menjaga kedamaian dan ketenangan dalam hidup
bermasyarakat. Namun, melatih meditasi dengan cara seperti yang telah diajarkan
oleh Sang Buddha yaitu Vipassana Bhavana kiranya sangat perlu untuk dipelajari
dan dilaksanakan secara rutin. Dengan melaksanakan latihan meditasi ini
seseorang akan dapat mencapai kebebasan dari kelahiran kembali. Pelaksanaan
yang paling sederhana dari latihan meditasi ini adalah dengan selalu bertanya
dalam batin, ‘Saat ini saya sedang apa?' Kemampuan seseorang untuk selalu
menjawab dengan tepat pertanyaan ini menunjukkan bahwa ia telah mampu
mengembangkan kesadaran pada setiap saat kehidupannya. Inilah tujuan latihan
Vipassana Bhavana.
Apabila seseorang
telah mampu berlatih meditasi Buddhis yang disebut dengan Vipassana Bhavana ini
maka sesungguhnya ia baru layak merasa bangga sebagai seorang umat Buddha.
Kebanggaan sebagai umat Buddha bukan timbul karena ia telah lama mengenal
Dhamma ataupun rajin melaksanakan upacara ritual. Bukan itu. Kebanggaan sebagai
umat Buddha baru layak dimiliki apabila ia telah mampu melaksanakan Ajaran Sang
Buddha dan mampu mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Ia yang semula penuh
ketamakan, kebencian serta kegelapan batin, apabila setelah mengenal dan
melaksanakan Ajaran Sang Buddha menjadi terbebas dari ketiga akan perbuatan itu
maka pada tingkat seperti inilah ia layak berbangga.
Sebagai dasar agar
seseorang mampu selalu bertanya, ‘Saat ini saya sedang apa?' ia hendaknya mulai
berlatih meditasi konsentrasi secara rutin. Lakukan meditasi konsentrasi setiap
pagi bangun tidur dan malam menjelang tidur sekitar 15 sampai 30 menit setiap
kali duduk. Carilah posisi duduk di lantai dengan bersila yang enak, tegak
namun tetap santai. Letakkan kedua tangan di pangkuan. Telapak tangan kanan
diletakkan di atas telapak tangan kiri dengan kedua ujung ibu jari
dipertemukan. Pejamkan kedua mata dan pusatkan seluruh perhatian pada pengamatan
saat nafas masuk dan keluar yang mengalir secara alamiah. Tanpa diatur maupun
ditahan. Apabila pikiran memikirkan hal lain, maka segera pusatkan kembali
pikiran pada obyek meditasi tersebut. Demikian seterusnya sampai waktu meditasi
yang telah ditentukan selesai.
Dengan
rutin melatih meditasi konsentrasi seperti ini, maka pelaku meditasi akan
mendapatkan banyak manfaat. Adapun sebagian manfaat yang dapat disebutkan di
sini adalah:
Bila
ia seorang pedagang yang selalu sibuk, meditasi menolong membebaskan dirinya dari ketegangan
sehingga ia menjadi relaks kembali.
Kalau
ia sering berada dalam kebingungan, meditasi akan menolong menenangkan diri dari kebingungan
dan meditasi membantu mendapatkan ketenangan yang bersifat sementara maupun
permanen.
Bila
ia mempunyai banyak persoalan yang seolah-olah tidak putus-putusnya, meditasi dapat menolong menimbulkan
ketabahan dan keberanian serta mengembangkan kekuatan untuk mengatasi persoalan
tersebut.
Bila
ia tergolong orang yang kurang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, meditasi dapat menolong mendapatkan
kepercayaan terhadap diri sendiri yang sangat dibutuhkan. Memiliki kepercayaan
terhadap diri sendiri adalah kunci rahasia kesuksesan.
Kalau
ia mempunyai rasa ketakutan dan keraguan, meditasi dapat menolong mendapatkan pengertian yang benar
terhadap keadaan yang menyebabkan ketakutan itu, dengan demikian, ia dapat
mengatasi rasa takut tersebut.
Jika
ia selalu merasa tidak puas terhadap segala sesuatu dalam kehidupan ini atau
yang berada dalam lingkungannya, meditasi akan memberi perubahan dan perkembangan pola pikir
sehingga menumbuhkan rasa puas dalam batin.
Jika
ia ragu-ragu dan tidak tertarik terhadap agama, meditasi akan dapat menolong
mengatasi keragu-raguan itu sehingga ia dapat melihat nilai-nilai praktis dalam
bimbingan agama.
Jika
pikiran kacau dan putus asa karena kurang mengerti sifat kehidupan dan keadaan
dunia ini, maka meditasi akan
dapat membimbing dan menambah pengertian bahwa pikiran kacau itu sebenarnya
tidak ada gunanya.
Kalau
ia seorang pelajar, meditasi dapat
menolong menimbulkan dan menguatkan daya ingat sehingga apabila ia belajar akan
lebih seksama dan berguna.
Kalau
ia seorang kaya, meditasi dapat
menolong untuk melihat sifat kekayaan dan mampu menggunakannya dengan
sewajarnya, untuk kebahagiaan sendiri maupun kebahagiaan orang lain.
Jika
ia seorang miskin, meditasi dapat
menolong agar ia memiliki kepuasan dan ketenangan batin. Dengan demikian, ia
akan terhindar dari keinginan untuk melampiaskan rasa iri hatinya kepada orang
lain yang lebih mampu atau yang lebih berada daripadanya.
Kalau
ia seorang pemuda yang kebingungan sehingga tidak mampu menentukan jalan hidup
ini, meditasi dapat
menolong untuk mendapatkan pengertian tentang kehidupan sehingga ia dapat
menempuh salah satu jalan yang benar untuk mencapai tujuan hidupnya.
Kalau
ia seorang yang telah lanjut usia dan merasa bosan terhadap kehidupan ini, meditasi akan menolong untuk mengerti
secara mendalam mengenai hakekat kehidupan ini sehingga timbullah semangat
hidup.
Kalau
ia seorang pemarah, dengan
bermeditasi ia dapat mengembang kan kekuatan kemauan untuk mengendalikan
kemarahan, kebencian, rasa dendam dsb.
Kalau
ia seorang yang bersifat iri hati, dengan meditasi ia akan menyadari bahaya yang timbul dari
sifat iri hati itu.
Jika
ia seorang yang selalu diperbudak oleh kemelekatan panca indria, meditasi dapat menolong mengatasi
nafsu dan keinginan tersebut.
Kalau
ia seorang yang selalu ketagihan minuman keras / sesuatu yang memabukkan, dengan bermeditasi ia dapat menyadari
dan melihat cara mengatasi kebiasaan yang berbahaya itu. Kebiasaan yang
memperbudak dan mengikatnya.
Kalau
ia seorang yang pintar ataupun tidak, meditasi memberi kesempatan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan pengetahuan yang sangat berguna bagi kesejahteraan sendiri,
keluarga serta handai taulan.
Kalau
ia dengan sungguh-sungguh melaksanakan latihan meditasi ini, maka semua nafsu emosi tidak
mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Kalau
ia seorang yang bijaksana, meditasi akan membawanya menuju ke kesadaran yang lebih tinggi dan
mencapai "Penerangan Sempurna", ia akan melihat segala sesuatu
menurut apa adanya (sewajarnya).
Sedemikian banyak
manfaat berlatih meditasi secara rutin yang bisa disebutkan dalam kesempatan
ini. Tentu saja masih jauh lebih banyak manfaat lain yang tidak dapat
disebutkan di sini. Namun, dengan mengerti sedemikian banyak manfaat meditasi
yang mungkin bisa diperolehnya, seseorang hendaknya makin bersemangat untuk
selalu berlatih meditasi secara rutin walaupun mungkin lingkungan tidak
mendukung. Manfaat meditasi yang layak dijadikan kebanggaan ini tidak dapat
dijumpai atau ditemukan dalam buku, apalagi dapat dibeli di warung. Uang tidak
dapat dipakai untuk memperoleh- nya. Seseorang hanya akan mendapatkan semua
manfaat tersebut apabila ia mau melaksanakan latihan meditasi secara rutin. Ia
akan menemukan semua manfaat meditasi dalam pikirannya sendiri.
Menyadari
sedemikian besar manfaat meditasi yang telah diajarkan oleh Sang Buddha, para
umat hendaknya berbangga dengan ‘kehebatan' Sang Guru Agung. Beliaulah
satu-satunya guru yang pada usia 7 tahun telah mencapai tingkat tinggi dalam
meditasi. Beliau pula yang dalam usia 29 tahun rela meninggalkan keduniawian,
istana dan keluarga, untuk berusaha menolong penderitaan semua mahluk. Beliau
juga yang pada usia 35 tahun mencapai kesucian karena usahanya sendiri. Beliau pula
yang menjadi guru terlama karena mengajar Dhamma selama 45 tahun tanpa
memancing timbulnya permusuhan dari fihak manapun juga. Inilah berbagai faktor
yang ada dalam diri Sang Guru yang layak menjadi kebanggaan setiap umat Buddha.
Namun, umat Buddha hendaknya jangan hanya merasa puas dan berbangga atas
sedemikian banyak kelebihan yang dimiliki oleh Sang Buddha. Umat Buddha
hendaknya berusaha meniru dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, umat Buddha akan memperoleh manfaat dan
kebahagiaan dalam Buddha Dhamma. Umat Buddha yang mampu mengubah perilakunya
menjadi lebih baik bahkan mencapai kesucian setelah melaksanakan Ajaran Sang
Buddha, maka umat seperti inilah yang sesungguhnya layak berbangga.
Oleh karena itu,
mulai sekarang juga jangan ada keraguan lagi dalam diri umat Buddha. Walaupun
umat Buddha mungkin hanya satu-satunya dalam suatu kelompok masyarakat. Atau,
ia satu-satunya umat Buddha dalam keluarga. Ia hendaknya menjadikan kesendirian
ini sebagai pembangkit semangat seperti yang telah diteladankan oleh Sang Guru
Agung dalam berbagai kisah di atas. Tunjukkanlah kepada lingkungan bahwa umat
Buddha seperti sekuntum teratai yang mampu tumbuh indah dan bersih walaupun
berasal dari lingkungan yang basah dan penuh lumpur. Laksanakanlah Ajaran Sang
Buddha, khususnya berlatih meditasi dengan tekun serta penuh semangat sehingga
umat Buddha dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini, kebahagiaan dalam
kehidupan-kehidupan mendatang dan bahkan kebahagiaan ketika ia berhasil
mencapai kesucian yaitu Nibbana. Inilah kebanggaan yang layak dimiliki oleh
seorang umat Buddha.
Semoga penjelasan
ini akan membangkitkan kebanggaan positif umat Buddha karena ia telah mampu
melaksanakan dan mendapatkan manfaat dari Buddha Dhamma.
Sesungguhnya orang
yang yakin dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha akan berbahagia dalam kehidupan
ini maupun dalam kehidupan-kehidupan yang akan datang.
Semoga semuanya
selalu berbahagia.
Sabbe
satta bhavantu sukhitatta.
Transkrip: Umat Buddha Medan
Editor : B.
Uttamo