MEMAAFKAN
Salah satu tipe pikiran yang berhubungan dengan Penghentian
adalah memaafkan ( khamanasila). Memaafkan adalah menghilangkan pikiran jahat
atau keinginan membalas, yang ditujukan kepada seseorang dan mengganti pikiran
negatif tersebut dengan pikiran untuk rukun kembali. Pada kebanyakan orang,
melepaskan harta miliknya kadang lebih mudah dibanding memaafkan seseorang yang
mungkin telah mempermalukan, mempersulit dan menyakiti kita.
Sang Buddha menekankan betapa pentingnya sikap pemberian
maaf itu sbb :
“ Dari tiga hal, kita dapat mengenal seorang bijaksana,
Apa yang tiga itu ?;
Dia bisa melihat kekurangannya.
Bila dia melihat kekurangannya, dia mencoba
memperbaikinya.
Dan bila seseorang mengakui kekurangannya,
dia memaafkannya sebagaimana mestinya .”
( Anguttara Nikaya I: 103).
Memaafkan adalah penting, sebab akan membebaskan kita dari
api kebencian, dengan melaksanakannya maka dengan sendirinya memungkinkan
pengembangan nilai-nilai positif seperti kesabaran dan cinta kasih. Mempertahankan pikiran membenci hanya akan
mempertajam kebencian, sedangkan melepaskan kebencian akan memungkinkan
timbulnya cinta-kasih.
“ Dia merugikan saya, dia menyakiti saya,
Dia semena-mena pada saya, dia merampok saya .”
Mereka yang tetap berpikiran seperti itu
Tidak pernah dapat meredakan kebenciannya.
“ Dia merugikan saya, dia menyakiti saya,
Dia semena-mena pada saya, dia merampok saya .”
Mereka yang tidak berpikiran seperti itu
Akan dapat meredakan kebenciannya.
Sebab didunia ini,
Kebencian tidak pernah dipadamkan oleh kebencian,
Hanya cinta-kasih yang dapat memadamkan kebencian,
Inilah Hukum yang abadi .”
( Dhammapada: 3 ,4,5 )
Kita semua memiliki pikiran cita-kasih, setidaknya pada
orang-orang tertentu, orang tua, isteri/suami, anak-anak atau teman-teman. Namun
demikian, kita dapat pada waktu tang sama bersikap netral atau malah tidak
menyukai seseorang.
Dalam melaksanakan Pikiran sejati, berarti kita berusaha
untuk mengembangkan Cinta-kasih secara merata pada semua makhluk.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar