LIMA CARA UNTUK
MENGENDALIKAN PIKIRAN DENGAN BENAR
Dalam Vitakkasanthana Sutta, Majjhima Nikaya. 20 ; Sang Buddha menjelaskan tentang lima cara
untuk mengendalikan pikiran dengan benar, yaitu:
1. Apabila timbul
pikiran jahat (keserakahan, kebencian, atau/dan kebodohan batin) pada saat
memperhatikan suatu obyek tersebut dengan yang lain, yang disertai dengan
kebajikan, ini dapat mengusir pikiran jahatnya, dan membuat batinnya menjadi
terpusatkan/terkendali, ibarat tukang kayu yang mengganti pasak kasar dengan
pasak halus.
2. Apabila pikiran
jahatnya tetap muncul walau telah mengganti obyeknya dengan yang disertai
kebajikan, ia hendaknya merenungkan bahaya dari pikiran jahat itu. Ini dapat mengusir ..., ibarat pemuda-pemudi yang suka berdandan
merasa risih dan jijik terhadap bangkai ular atau binatang lain yang bergantung
di lehernya.
3. Apabila pikiran
jahatnya tetap muncul meskipun telah merenungkan bahaya dari pikiran jahat, ia
hendaknya tidak mengacuhkan pikiran jahat tersebut. Ini dapat mengusir ..., ibarat orang yang memiliki penglihatan yang
dapat menutup matanya atau mengalihkan ke arah lain apabila tidak ingin melihat
suatu bentuk.
4. Apabila pikiran
jahatnya tetap muncul kendati tidak mengacuhkannya, ia hendaknya memperhatikan
dasar dan sebab pikiran (untuk mengetahui sebab kemunculannya). Ini dapat mengusir ... , ibarat orang yang
berjalan cept, berjalan lambat, berhenti, berdiri, duduk, berbaring, yang
menghindari sikap badan yang sulit dan memilih sikap badan yang paling leluasa.
5. Apabila pikiran
jahatnya tetap muncul walau telah memperhatikan dasar dan sebab pikiran muncul,
ia hendaknya dengan merapatkan gigi dan menekan lidah ke langir-langit mulut
menaklukkan, mengendalikan dan menguasai batinnya. Ini dapat mengusir ..., ibarat orang kuat
yang menangkap dan mencekik orang lemah, menaklukkan, mengendalikan dan
menguasainya.
Dengan melaksanakan petunjuk tersebut, seseorang dapat
disebut ahli dalam bidang yang berkaitan dengan pengendalian pikiran. Ia dapat
berpikir sesuai dengan yang diinginkannya dan dapat pula tidak berpikir
terhadap sesuatu yangt tidak ingin dipikirkannya.
Na tam mata pita kayira, Anne vapi ca nataka
Samma panihitam cittam, Seyyaso nam tato kare
“Pikiran yang terarahkan secara benar
membuat sesorang menjadi mulia dan memperoleh pahala
kemajuan,
melebihi apa yang dapat diberikan oleh ibu, ayah, atau
sanak keluarga”.
(Dhammapada 43)
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar