Rabu, Maret 21, 2012

Panteisme


PANTEISME
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rujukan KBBI

panteisme /pantéisme/ n 1 ajaran yg menyamakan Tuhan dng kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam semesta; 2 penyembahan (pemujaan) kpd semua dewa dr berbagai kepercayaan

Panteisme atau pantheisme (Yunani: ( 'pan' ) = semua dan ( 'theos' ) = Tuhan) secara harafiah artinya adalah "Tuhan adalah Semuanya" dan "Semua adalah Tuhan". Ini merupakan sebuah pendapat bahwa segala barang merupakan Tuhan abstrak imanen yang mencakup semuanya; atau bahwa Alam Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama. Definisi yang lebih mendetail cenderung menekankan gagasan bahwa hukum alam, Keadaan, dan Alam Semesta (jumlah total dari semuanya adalah dan akan selalu) diwakili atau dipersonifikasikan dalam prinsip teologis 'Tuhan' atau 'Dewa' yang abstrak. Walau begitu, perlu dimengerti bahwa kaum panteis niet percaya terhadap seorang Dewa atau Dewa-Dewa yang pribadi dan kreatif dalam segala bentuk, yaitu merupakan ciri khas utama yang membedakan mereka dari kaum panenteis dan pandeis. Dengan begiru, meskipun banyak agama mungkin mengklaim memiliki unsur-unsur panteis, mereka biasanya sebenarnya sejatinya panenteis atau pandeistik.

Sejarah

Istilah panteis – yang diturunkan dari kata panteisme – pertama kali digunakan secara langsung oleh penulis Irlandia John Toland dalam karyanya yang berasal dari tahun 1705, "Sosinianisme Benar-Benar Dicanangkan oleh seorang panteis". Namun konsep ini telah dibicarakan jauh sebelumnya pada zaman filsuf Yunani Kuna, oleh Thales, Parmenides dan Heraklitus. Latar belakang Yahudi untuk panteisme bahkan mencapai zaman ketika kitab Taurat diturunkan dalam ceritanya mengenai penciptaan dalam kitab Kejadian dan bahan-bahan yang lebih awal berbentuk nubuat di mana secara nyata dikatakan bahwa kejadian alam" [seperti banjir, badai, letusan gunung dst.] semuanya diidentifikasikan sebagai "Tangan Tuhan" melalui idioma personifikasi, dan jadi menjelaskan rujukan terbuka terhadap konsep ini di dalam baik Perjanjian Baru maupun sastra Kabbalistik.

Pada tahun 1785, ada sebuah kontroversi besar yang muncul antara Friedrich Jacobi dan Moses Mendelssohn, yang akhirnya menyangkut banyak orang penting kala itu. Jacobi mengklaim bahwa pantheisme Lessing bersifat materialistik. Maksudnya ialah bahwa seluruh Alam dan Tuhan sebagai sebuah substansi yang luas. Untuk Jacobi, ini adalah hasil dari berbaktinya Zaman Pencerahan untuk mencari logika dan akhirnya ini akan berakhir kepada ateisme. Mendelssohn tidak setuju dengan menyatakan bahwa panteisme adalah sama dengan teisme.       

Panteisme

Istilah panteisme terbentuk dari dua akar kata Yunani yakni pan berarti “semua” dan Theos. Pantheisme berarti paham yang mengajarkan bahwa segala realitas adalah Tuhan. Di dalam realitas tersebut Tuhan diidentikan dengan dan sebaliknya. Sedangkan panentheisme memandang bahwa dunia dipandang atau dianggap sebagai Allah namun tidak identik dengan Allah. Panteisme versi Barat berbeda dengan Timur. Di Barat lebih menekankan pada spekulasi filosofis dan bukan dalam konteks keagamaan (devosi) sedangkan di Tumur muncul dalam konteks devosi keagamaan. berarti “Tuhan”

Di Barat, misalnya:   

·         Heiraklitos: memandang api sebagai unsur ilahi dan pengatur atau menjadi dasar bagi alam semesta. Anggapan Heiraklitos merupakan panteisme imanenistik. Anaxagoras: memandang api sebagai the world of nous. Sehingga Heiraklitos dan Anaaxagoras masuk dalam kategori panteisme imanenis.

·         Parmenides berbeda dari dua filsuf di atas. Ia beranggapan bahwa dunia merupakan suatu realitas mutlak yang tidak berubah. Realitas tersebut melebur dalam satu yang mutlak yang abadi. Pemikiran Parmenides ini masuk dalam kategori panteisme kosmik. Dalam konteks Timur, panteisme muncul dalam penyembahan (devosi). Jenis ini dapat kita jumpai dalam ajaran agama Hindu dan Budha.  

Dalam kitab-kitab Hindu baik Veda maupun Upanizad memandang diri manusia dan yang ilahi identik (Bagus, Kamus Filsafat, 2002:777). Dalam Budhisme, Ashvaghosa beranggapan bahwa dunia merupakan perairan yang  dipusatkan oleh angin yang sewaktu dalam realitas hanya ada yang absolut (Panteisme Akosmik).  

Dalam Kamus Filsafat dijelaskan bahwa istilah “absolute/Ing” dan  “Absolutus/Lat” merupakan partisip perfek dari absolvere. Kata kerja absolvere merupakan penggabungan dari kata ab artinya dari dan solvere yang berarti membebaskan, melepaskan. Sehingga secara hurufiah absolvere berarti terlepas dari. Artinya tidak bergantung pada yang lain, independent, mandiri bahkan tidak relasi ketergantungan dengan yang lain.  

Dengan demikian maka panteisme imanenistik mengidentikan totalitas Allah dengan segala sesuatu. Pemikiran ini seyogyanya identik dengan panteisme materialistic yang mereduksi totalitas Allah dalam materi. Sedangkan panteisme transendental menemukan yang ilahi hanya dalam inti terdalam segala sesuatu khususnya jiwa sehingga makhluk ciptaan menjadi Allah hanya sesudah meninggalkan tubuh / materi. NB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar