KESEJAHTERAAN UMAT AWAM
Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di antara orang-orang Koliya. Di situ ada sebuah kota pasar suku Koliya yang bernama Kakkarapatta. Kemudian seorang kepala keluarga Dighajanu mendekati Yang Terberkahi, memberi hormat, dan duduk pada satu sisi. Setelah duduk, dia berkata kepada Yang Terberkahi:
"Bhante, kami adalah umat awam yang menikmati kesenangan indera, berdiam di rumah yang dipenuhi anak-anak, menikmati kayu cendana Kasia, mengenakan kalungan bunga, wangi-wangian dan minyak-minyakan, menerima emas dan perak. Biarlah Yang Terberkahi mengajarkan kepada kami Dhamma yang akan membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan kami baik di dalam kehidupan sekarang ini maupun kehidupan yang akan datang."
"Byagghapajja, ada empat hal yang akan membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seorang perumah-tangga di dalam kehidupan yang sekarang ini. Apakah yang empat itu? Pencapaian usaha yang tak kenal henti, pencapaian perlindungan, persahabatan yang baik, dan kehidupan yang seimbang.
"Dan apakah pencapaian usaha yang tak kenal henti itu?
Di sini, Byagghapajja, apa pun usaha yang dilakukan oleh perumah-tangga sebagai mata pencahariannya – apakah bertani, berdagang, berternak, memanah atau pelayanan sipil, atau kerajinan lain – dia terampil dan rajin; dia mencari cara-cara yang sesuai dan mampu bertindak serta mengatur segalanya dengan tepat. Inilah yang disebut pencapaian
"Dan apakah pencapaian perlindungan itu?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga membuat perlindungan dan penjagaan terhadap kekayaan yang diperoleh dengan perjuangan yang penuh semangat, yang dikumpulkan dengan kekuatan tangannya, dihasilkan dengan peluh di dahinya, kekayaan sah yang telah diperoleh dengan benar, sambil berpikir: `Bagaimana aku bisa mencegah agar raja-raja dan bandit-bandit tidak mengambilnya, api tidak membakarnya, banjir tidak melandanya, dan pewaris yang tak kukasihi tidak mengambilnya?' Inilah yang disebut pencapaian perlindungan.
"Dan apakah itu persahabatan yang baik itu?
Di sini, Byagghapajja, di desa atau kota mana pun perumah-tangga itu tinggal, dia berteman dengan para perumah-tangga dan putra-putranya – baik muda atau tua – yang matang dalam moralitas, mantap dalam keyakinan, moralitas, kedermawanan, dan kebijaksanaan; dia bercakap-cakap dengan mereka dan berdiskusi dengan mereka. Dia berusaha menyamai berkenaan dengan pencapaian mereka dalam keyakinan, moralitas, kedermawanan, dan kebijaksanaan. Inilah yang disebut persahabatan yang baik.
"Dan apakah kehidupan yang seimbang itu?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga mengetahui pemasukan dan pengeluarannya, dan dia mengarah pada kehidupan yang seimbang. Dia tidak menghambur-hamburkan uang namun juga tidak kikir. Dengan demikian pemasukannya melebihi pengeluarannya, bukan sebaliknya. Sama seperti seorang pandai emas atau pembantunya yang memegang timbangan mengetahui, `Sekian jauh timbangan ini miring ke bawah, sekian jauh timbangan ini miring ke atas', demikian pula seorang perumah-tangga memiliki kehidupan yang seimbang.
"Kekayaan yang telah dikumpulkan itu memiliki empat sumber pembuangan: main wanita, mabuk-mabukan, berjudi, dan persahabatan yang tidak baik. Sama seperti sebuah tangki yang memiliki empat saluran masuk dan pembuangan, jika saluran masuknya ditutup dan saluran pembuangannya dibuka, dan tidak ada curah hujan yang cukup untuk mengisinya, maka dapat diharapkan akan ada pengurangan jumlah air di dalam tangki, bukan penambahan. Seperti itu pula empat hal ini menyebabkan terbuangnya kekayaan yang telah dikumpulkan itu.
"Demikian pula, ada empat sumber untuk bertambahnya kekayaan yang telah dikumpulkan itu: tidak main wanita, tidak mabuk-mabukan, tidak berjudi dan tidak memiliki persahabatan yang tidak baik. Sama seperti sebuah tangki yang memiliki empat saluran masuk dan pembuangan, jika saluran masuknya dibuka dan saluran pembuangannya ditutup, dan ada cukup curah hujan, maka dapat diharapkan akan ada penambahan jumlah air di dalam tangki, bukan pengurangan. Seperti itu pula empat hal ini menyebabkan bertambahnya kekayaan yang telah dikumpulkan itu.
"Empat hal ini, Byagghapajja, membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah-tangga di dalam kehidupan sekarang ini.
"Empat hal ini membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah tangga di dalam kehidupan yang akan datang. Apakah yang empat itu? Pencapaian dalam keyakinan, moralitas, kedermawanan, dan kebijaksanaan.
"Dan bagaimana seorang perumah-tangga mantap dalam keyakinan?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga memiliki keyakinan; dia meletakkan keyakinannya pada pencerahan Sang Tathagata demikian … (lihat Teks 92) … Dengan cara inilah seorang perumah-tangga mantap dalam keyakinan.
"Dan bagaimana seorang perumah-tangga mantap dalam moralitas?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah tangga tidak menghancurkan kehidupan, tidak mencuri, tidak berperilaku seksual yang menyimpang, tidak berbicara yang tidak benar, tidak minum anggur, minuman keras dan apa pun lainnya yang bersifat meracuni yang menjadi landasan kelalaian. Dengan cara inilah seorang perumah-tangga mantap dalam moralitas.
"Dan bagaimana seorang perumah-tangga mantap dalam kedermawanan?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga berdiam di rumah dengan pikiran yang bersih dari noda kekikiran, dia dermawan secara bebas, suka menolong, bergembira dalam berdana, orang yang senang beramal, senang berdana dan berbagi. Dengan cara inilah seorang perumah-tangga mantap dalam kedermawanan.
"Dan bagaimana seorang perumah-tangga mantap dalam kebijaksanaan?
Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga memiliki kebijaksanaan yang melihat ke dalam muncul dan lenyapnya fenomena, yang mulia dan menembus dan menuju pada musnahnya penderitaan secara total. Dengan cara inilah seorang perumah-tangga mantap dalam kebijaksanaan.
"Empat hal ini, Byagghapajja, membawa pada kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah-tangga di dalam kehidupan yang akan datang."
(Anguttara Nikaya ~ Atthaka (VIII, 54))
Semoga bermanfaat
™]˜
Tidak ada komentar:
Posting Komentar