KISAH HUKUMAN PENJARA
Dhammapada XXIV: 345-346
Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang ke Savatthi untuk
berpindapatta. Ketika mereka sedang mengumpulkan dana makanan, mereka melihat
beberapa tawanan sedang diangkut dengan kaki dan tangan terikat rantai. Ketika
tiba kembali di vihara, setelah mengingat apa yang telah dilihat di pagi hari,
mereka bertanya kepada Sang Buddha apakah ada ikatan lain yang lebih kuat
daripada itu.
Kepada mereka Sang Buddha menjawab, "Para
bhikkhu! Ikatan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nafsu keinginan akan
makanan dan pakaian, akan kekayaan, serta akan keluarga. Nafsu keinginan
ribuan, ratusan ribu lebih kuat daripada rantai itu, borgol, dan kurungan.
Itulah sebabnya mengapa orang bijaksana memotong nafsu dan meninggalkan
keduniawian, serta memasuki pasamuan para bhikkhu.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
345 dan 346 berikut ini:
Orang bijaksana menyatakan bahwa
belenggu yang terbuat dari besi, kayu,
ataupun rami tidaklah begitu kuat.
Tetapi, ikatan terhadap anak-anak,
isteri, dan harta benda,
sesungguhnya merupakan belenggu yang
jauh lebih kuat.
(345)
Orang bijaksana menyatakan bahwa
belenggu seperti itu amat kuat,
dapat melemparkan orang ke bawah, halus
dan sukar untuk dilepaskan. Walaupun demikian,
para bijaksana akan dapat memutuskan
belenggu itu, mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan,
serta melepaskan kesenangan-kesenangan
indria.
(346)
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar