KISAH BANYAK BHIKKHU
Dhammapada XXII : 315
Dalam bulan pertama mereka berdiam di pinggir kota,
para bhikkhu diperlakukan dan dirawat dengan baik oleh penduduk kota tersebut.
Bulan berikutnya, kota itu dijarah oleh beberapa perampok, bahkan beberapa
penduduk diculik sebagai sandera. Karena itu penduduk kota harus memperbaiki
kota mereka dan memperkuat pertahanan. Sehingga penduduk tidak dapat lagi
memperhatikan kebutuhan para bhikkhu sebanyak mereka inginkan, dan para bhikkhu
harus menjaga diri mereka sendiri.
Pada akhir masa vassa, para bhikkhu tersebut datang
untuk memberi hormat pada Sang Buddha di Vihara Jetavana, Savatthi.
Ketika mengetahui kesulitan yang telah mereka lewati
selama masa vassa, Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para bhikkhu,
jangan terus berpikir tentang ini atau hal lainnya. Memang sulit untuk
mempunyai suatu kehidupan yang tanpa masalah sama sekali. Seperti halnya
penduduk kota tersebut menjaga kota mereka, demikian pula seorang bhikkhu
seharusnya menjaga dan memelihara pikirannya tetap pada tubuhnya".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
315 berikut:
Bagaikan perbatasan negara yang dijaga
kuat di bagian dalam dan luar,
begitu juga seharusnya engkau menjaga
dirimu;
janganlah membiarkan kesempatan baik
(dalam era ajaran Sang Buddha) ini
berlalu.
Karena mereka yang melepaskan kesempatan
ini
akan bersedih hati bila nanti berada di
alam neraka.
Para bhikkhu tersebut mencapai tingkat kesucian
arahat, setelah khotbah Dhamma berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada,
Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar