AGAMA APA INI ?
Oleh:
Dr. K. Sri Dhammananda Nayaka Mahathera
Naskah
asli berjudul:
What
this Religion?
Diterjemahkan oleh: Wartono
Dibantu oleh Bapak Budhiarta, B. Sc.
PESAN UNTUK SEMUA ORANG
Setiap orang harus beragama dan agama itu harus merupakan agama
yang sejalan dengan pemikiran intelektual. Tanpa suatu agama, manusia menjadi
bahaya di dalam masyarakat. Para ilmuwan dan ahli ilmu jiwa telah memperluas wawasan
kita, tetapi mereka tidak memberikan suatu tujuan hidup kepada kita. Hanya
agamalah yang dapat memberikan tujuan hidup kepada kita. Oleh karena itu,
manusia harus memilih agama yang rasional dan bersifat ilmiah sesuai dengan keyakinannya.
Tak seorangpun hendaknya memanfaatkan kemiskinan, kebutahurufan, atau perasaan
emosional manusia untuk memaksa orang lain untuk menerima suatu agama tertentu.
Manusia hendaknya bebas memilih agamanya sendiri sesuai dengan
kesukaan dan kemampuan intelektualnya. Menganut suatu agama secara membuta, tanpa
suatu pengertian, akan mengaburkan nilai-nilai spiritual agama itu. Manusia
bukanlah binatang. Mereka memiliki kecerdasan dan akal sehat untuk membedakan
antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Mereka dapat menyeseuaikan
diri mereka sendiri dengan keadaan di sekitarnya. Oleh karena itu, mereka dapat
memilih suatu agama yang secara logis sehat dan dapat membangkitkan semangat.
JALAN TENGAH
Agama yang diperkenalkan dalam artikel ini adalah suatu sistem
pendidikan ilmiah yang diungkapkan kepada dunia sekitar dua puluh lima abad
yang lalu oleh seorang guru yang telah mencapai pencerahan sempurna dan penuh
dengan kasih sayang.
Agama ini dikenal juga sebagai “Jalan Tengah”, jalan hidup yang selaras,
sistem filsafat etika dan suatu agama yang berkebebasan serta beralasan. “Janganlah berbuat
kejahatan, berbuatlah kebaikan dan sucikanlah pikiran”.
Perilaku moral warga
masyarakat memainkan peranan yang sangat penting dalam agama ini. Guru Agungnya
pernah mengatakan, “Ajaranku tidak untuk datang dan percaya, tetapi datang, lihat,
dan laksanakan”. Ini
mendorong orang-orang untuk mempelajarinya sepenuhnya dan dengan demikian
memungkinkan mereka menggunakan pertimbangan sendiri untuk memutuskan apakah mereka
akan menerima ajaran itu atau sebaliknya. Tak seorangpun diminta datang untuk
memeluk agama ini tanpa terlebih dahulu memilki pengertian tentang ajaran ini.
Upacara-upacara dan
ritual-ritual yang berlebihan tidak mempunyai nilai atau arti penting keagamaan
sejati. Tak ada kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek takhayul atau
doktrin rahasia dalam agama ini. Segalanya terbuka untuk dipilih oleh orang
yang berkebebasan untuk menyelidiki dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
bilamana mereka ingin melenyapkan kesangsian-kesangsian mereka. Menurut pendiri
agama besar ini, seseorang hendaknya tidak mempercayai sesuatu semata-semata
hanya karena suatu hal itu telah diajarkan oleh seorang guru besar, atau karena
telah diterima sebagai tradisi, tetapi seseorang hendaknya menggunakan akal
sehat dan kecerdasan, dan menerimanya hanya jika hal itu bermanfaat dan pantas
untuk dilakukan.
Agama ini mengajarkan bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan yang
terdiri atas Pengertian benar, Pikiran
benar, Ucapan benar, Perbuatan benar, Penghidupan benar, Daya upaya benar,
Perhatian benar, dan Pemusatan pikiran benar, sebagai Jalan Tengah
yang unik untuk melenyapkan penderitaan hidup, yang dialami oleh semua makhluk
dalam pengembaraannya.
Jalan Tengah ini
bukanlah suatu jalan untuk bersifat metafisik ataupun suatu jalan ritualistis;
bukanlah dogmatisme, bukan skeptisme, bukan kemelekatan pribadi, bukan
pengorbanan pribadi; bukanlah ajaran eternalisme
atau nihilisme; jalan ini adalah
suatu jalan pencerahan, suatu sarana pembebasan dari penderitaan. Agama ini
tidak pernah mengajarkan bahwa umat manusia menderita dalam dunia ini karena
“dosa-dosa” yang dilakukan oleh para leluhur; sebaliknya, setiap orang membawa
jasa baik atau keburukan masing-masing. Manusia semata-semata bertanggung jawab
atas penderitaan atau kebahagiaan dirinya sendiri.
Orang yang mengikuti
Jalan Tengah ini yang diperkenalkan oleh agama ini niscaya akan menemukan
kedamaian dan kebahagiaan sejati.
MEMETIK APA YANG ANDA TABURKAN
Agama ini memenuhi aspirasi-aspirasi manusia yang sangat dalam
dan agung dan
bahkan dapat menahan tekanan dan ketegangan kehidupan manusia setiap hari
dengan membantunya dalam hubungan mereka dengan sesamanya, di samping
memberikan tujuan hidup. Agama ini tidak menanamkan ketakutan pada warga masyarakat.
“Kebaikan
akan menghasilkan kebaikan dan kejahatan akan menghasilkan kejahatan”.
“Setiap
perbuatan mendatangkan akibat”. Ini adalah hukum yang universal.
Agama ini benar-benar
sejalan dengan hukum-hukum ini sehingga orang harus “memetik
apa yang mereka taburkan”. Perbuatan-perbuatan jahat dilakukan oleh orang-orang
karena keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan. Kelemahan tersebut hanya dapat
diatasi melalui penyadaran diri sendiri. Dengan alasan ini, agama ini
mengatakan : “Kita
adalah hasil dari apa yang pernah kita lakukan dan akan menjadi hasil dari apa
yang kita lakukan”.
Menurut ajaran ini, sebab dan akibat memainkan peranan yang
sangat penting dalam setiap kehidupan. Dalam lingkaran sebab akibat, suatu
sebab pertama tak dapat dibayangkan karena sebab pertama menjadi akibat dan
suatu akibat pada gilirannya akan menjadi sebab.
SEORANG GURU AGUNG
Pendiri agama yang unik ini bukanlah suatu mitos, melainkan
seorang guru agung yang benar-benar hidup di dunia ini. Beliau tidak pernah
mencoba memperkenalkan dirinya sebagai makhluk adikodrati, tetapi sebagai
makhluk biasa yang telah menyelami kebenaran, rahasia kehidupan dan sebab
penderitaan dan kebahagiaan yang sebenarnya. Sekarang guru agung ini tidak
hanya dihormati oleh ratusan juta pengikutnya, tetapi juga oleh setiap orang
yang beradab dan berakal di seluruh dunia. Manusia mulia, pembebasan, pembaharuan
sosial, demokrat, pendorong dan pemberi inspirasi dalam kehidupan yang jauh
lebih luhur, beliau wafat pada usia 80 tahun , dengan meninggal pesan bagi umat
manusia untuk mencapai kebahagiaan dalam keadaan sekarang ini maupun keadaan
yang akan datang dan akhirnya untuk mencapai kebahagiaan yang langgeng.
Guru agung ini menyenangkan orang yang putus asa dengan
kata-kata menghibur.
Beliau menolong orang yang miskin dan terlantar. Beliau memuliakan kehidupan
mereka yang tertipu dan membersihkan kehidupan kota kaum penjahat. Beliau
mendorong mereka yang lemah, menyatukan mereka yang terpecah, menerangi mereka
yang dihinggapi ketidaktahuan, menjernihkan mistik, membimbing mereka yang mau
dibimbing, mengangkat kaum hina dan menghargai kaum yang mulia. Baik orang kaya
maupun orang miskin, orang suci maupun orang jahat sama-sama mencintai-Nya.
Para raja yang lalim atau raja yang budiman, pangeran, para jutawan yang murah
hati dan kikir, para sarjana yang sombong atau yang rendah hati, fakir miskin,
pemakan bangkai, para algojo, para pelacur yang hina – semuanya mendapat
manfaat melalui ujar-ujar kebijaksanaan dan welas asih-Nya.
Teladan mulia-Nya merupakan sumber aspirasi bagi kita semua. Wajahnya yang
tenang dan damai benar-benar menyejukkan pandangan mata yang saleh. Pesan-Nya
tentang perdamaian dan toleransi disambut oleh semua orang dengan suka cita
yang tak terlukiskan dan selalu menguntungkan setiap orang yang mendapat
kemujuran untuk mendengar dan melaksanakannya. Kemauan-Nya yang membaja,
kebijaksanaan-Nya yang mendalam, cinta universal, welas asih yang tak terbatas,
pelayan tanpa pamrih, pelepasan duniawinya yang histeris, kesucian-Nya yang
sempurna, kepribadian-Nya yang magnetis, cara-cara teladan yang digunakan,
untuk menyebarkan ajaran-Nya dan sukses akhir Beliau – semua itu telah
mendorong sekitar seperlima penduduk dunia sekarang ini untuk menyambut guru
ini sebagai Guru Besar Keagamaan Utama mereka.
Guru yang mulia ini mengorbankan kebahagiaan duniawi-Nya untuk
kepentingan umat manusia yang menderita untuk mencari kebenaran guna
menunjukkan jalan pembebasan dari penderitaan. Beliau mengunjungi
orang-orang miskin, sementara para raja dan para menteri mengunjungi beliau.
Selama 45 tahun setelah pencapaian penerangan sempurna, Beliau mengabdikan
hidup-Nya demi umat manusia yang menderita.
Guru Agung ini tidak pernah merasa khawatir dan tidak akan
menanamkan kekhawatiran kepada siapapun. Ini adalah salah satu prinsip yang harus
dikembangkan di dalam dunia kita yang dilanda peperangan ini, tempat satu-satunya
hal yang paling berharga – yaitu kehidupan sampai-sampai dikorbankan di atas
kekuatan biadab yang dilengkapi dengan sifat menakut-nakuti, kecurigaan dan
kebencian.
Beliau adalah ilmuwan sempurna dalam bidang kehidupan; begitu
pengaruh Beliau sehingga ajaran-ajaran-Nya dianggap sebagai agama bercorak ilmu
pengetahuan.
Beliau melihat manusia itu melalui penelitian yang seksama dalam arti Nama Rupa
dan membuktikan kemampuan sejati manusia di atas landasan Kebenaran. Beliau
memancarkan secercah cahaya Penerangan Agung yang menguak kegelapan
ketidaktahuan.
Sebagai seorang
moralis, Beliau mempunyai aturan disiplin termulia dan Beliau adalah teladan
sempurna dari semua kebajikan yang Beliau khotbahkan.
Tak pelak lagi Beliau
adalah guru agama yang paling meyakinkan meskipun tidak menggunakan unsur-unsur
menakut-nakuti sebagai cara memperoleh pengikut.
Beliau adalah pelayan
yang paling rendah hati dilihat dari segi kemanusiaan, penuh keseimbangan jiwa
terhadap pujian atau celaan, dan tak tergoyahkan oleh penderitaan yang sangat
parah sekalipun.
….Selanjutnya > Kedamaian, Kebahagiaan,dan Penyelamatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar