KISAH VAKKALI
THERA
Dhammapada XXV: 381
Vakkali adalah
seorang brahmana yang tinggal di Savatthi. Suatu hari ia melihat Sang Buddha
berpindapatta di dalam kota. Ia sangat terkesan dengan kemuliaan Sang Buddha.
Pada saat itu ia menjadi sangat tertarik dan hormat kepada Sang Buddha. Ia
memohon izin untuk diterima dalam Pasamuan Bhikkhu sehingga ia dapat selalu
dekat dengan Sang Buddha.
Sebagai seorang
bhikkhu, Vakkali selalu dekat dengan Sang Buddha, ia tidak memperhatikan tugas
kewajibannya sebagai bhikkhu lagi, dan tidak berlatih meditasi.
Karena itu Sang
Buddha berkata kepadanya, "Vakkali, tidak akan bermanfaat bagimu yang
selalu dekat dengan-Ku, memperhatikan wajah-Ku. Kamu harus berlatih meditasi,
sebab hanya ia yang melihat Dhamma akan melihat Saya. Ia yang tidak melihat
Dhamma tidak akan melihat Saya".
Ketika mendengar
kata-kata itu Vakkali sangat tertekan.
Ia meninggalkan
Sang Buddha dan memanjat Bukit Gijjhakuta untuk melakukan bunuh diri dengan
cara melompat dari puncak bukit.
Sang Buddha
mengetahui kesedihan dan keputusasaan Vakkali. Karena sedih dan putus asa itu
Vakkali akan melepaskan kesempatan memperoleh tingkat kesucian. Oleh karena
itu, Sang Buddha mengirimkan bayangan Beliau kepada Vakkali, membuat
seolah-olah Beliau berada di hadapannya. Ketika Sang Buddha berada dekat
dengannya, segera Vakkali melupakan segala kesedihannya, ia menjadi sangat
gembira, dan yakin.
Kepadanya Sang Buddha membabarkan syair
381 berikut:
Dengan penuh kegembiraan dan penuh
keyakinan
terhadap ajaran Sang Buddha,
seorang bhikkhu akan sampai pada keadaan
damai (nibbana)
disebabkan oleh berakhirnya semua
ikatan.
Vakkali mencapai
tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar