KISAH PETA ULAR
Dhammapada X: 136
Suatu ketika, Maha Moggallana Thera pergi ke bukit
Gijjhakuta bersama Lakkhana Thera, Moggallana Thera melihat makhluk halus setan
berwujud ular dan ia tersenyum, tetapi tidak mengatakan apapun. Ketika mereka
kembali ke Vihara Jetavana, Maha Moggallana Thera bercerita kepada Lakkhana
Thera di hadapan Sang Buddha perihal makhluk halus yang memiliki tubuh panjang
dan dikelilingi oleh api tersebut.
Sang Buddha kemudian mengatakan, setelah Beliau
mencapai Penerangan Sempurna, Beliau juga telah bertemu dengan bermacam peta,
tetapi Beliau tidak memberitahukan keberadaan makhluk halus itu kepada penduduk
karena mereka mungkin tidak mempercayainya, dan mereka bisa beranggapan keliru
terhadap Sang Buddha.
Demi kasih sayangnya terhadap semua makhluk hidup,
maka Sang Buddha berdiam diri.
Kemudian Beliau melanjutkan, "Sekarang Aku telah
mempunyai saksi yaitu Moggallana, Saya akan menceritakan tentang peta ular
ini".
"Pada masa hidup Buddha Kassapa, peta itu
terlahir menjadi seorang pencuri yang sangat kejam, dia membakar rumah orang
kaya sebanyak tujuh kali. Tidak puas terhadap hal itu, dia juga membakar kuti
harum Buddha Kassapa yang dibangun oleh orang kaya tersebut pada saat Buddha
Kassapa sedang pergi berpindapatta. Sebagai akibat perbuatan jahatnya dia
mengalami penderitaan dalam waktu lama di alam neraka (niraya). Sekarang dia
terlahir sebagai peta yang memiliki badan yang terbakar oleh kobaran api ke
atas dan ke bawah sepanjang badannya. Para bhikkhu, orang bodoh bila melakukan
kejahatan tidak mengerti bahwa perbuatan itu adalah perbuatan jahat; tetapi
mereka tetap tidak akan dapat terlepas dari akibat kejahatannya itu".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
136 berikut:
Apabila orang bodoh melakukan kejahatan,
ia tak mengerti akan akibat perbuatannya. Orang bodoh akan tersiksa oleh
perbuatannya sendiri, seperti orang yang terbakar oleh api.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar