KISAH RATU MALLIKA
Dhammapada XI: 151
Suatu hari, Mallika pergi ke kamar mandi mencuci
wajah, kaki dan tangannya. Anjing peliharaannya juga masuk, ketika dia
membungkuk untuk mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin
dengannya, dan ratu merasa terhibur dan senang.
Raja melihat kejadian aneh lewat jendela kamarnya,
ketika ratu masuk, dia berkata dengan marah, "Oh kamu wanita hina! Apa
yang kamu lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang
saya lihat dengan mataku sendiri".
Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan
kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun.
Kemudian dia melanjutkan, "Tetapi, ruangan itu
sangat aneh. Jika seseorang masuk ke ruang itu, bagi orang yang melihat dari
jendela ini akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak mempercayaiku,
Raja, silahkan masuk ke ruangan itu dan saya akan melihat lewat jendela
ini".
Raja pergi ke kamar mandi. Ketika dia keluar, Mallika
bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing
betina di kamar itu. Raja menyangkal, tetapi ratu bersikeras bahwa dia melihat
mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seperti orang tolol dia
menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu
benar-benar sangat aneh.
Sejak saat itu,
ratu sangat menyesal karena telah berbohong pada raja dan telah kurang ajar
menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas dengan seekor kambing betina.
Kelak, walaupun hampir meninggal dunia, dia melupakan kemurahan hati yang besar
tiada bandingannya, yang telah diberikan kepada suaminya, dan hanya mengingat
bahwa dia telah bersikap tidak jujur terhadap suaminya. Sebagai akibat dari
perbuatannya, setelah meninggal dunia dia dilahirkan di alam neraka (niraya).
Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja bertanya kepada Sang Buddha, di mana
dia dilahirkan kambali. Sang Buddha ingin menunda perasaan raja, dan juga tidak
ingin raja berkurang keyakinannya terhadap Dhamma. Beliau mengalihkan
pertanyaan itu, bahwa tidak seharusnya pertanyaan itu ditanyakan kepada Beliau
sekarang ini sehingga Raja Pasenadi lupa bertanya pada Sang Buddha.
Setelah tujuh hari di alam neraka (niraya), ratu
dilahirkan kembali di Surga Tusita. Pada saat itu, Sang Buddha pergi ke istana
Raja Pasenadi untuk menerima dana makanan. Beliau berharap dapat beristirahat
di bangsal kereta tempat kereta kerajaan disimpan. Setelah mempersembahkan dana
makanan, raja bertanya kepada Sang Buddha, dimana Ratu Mallika dilahirkan
kembali.
Dan Sang Buddha menjawab "Mallika telah
dilahirkan di Surga Tusita".
Mendengar hal ini raja sangat gembira dan berkata,
"Dimana lagi dia dapat dilahirkan? Dia selalu berpikir tentang perbuatan
baik, selalu berpikir apa yang akan dipersembahkan kepada Sang Buddha besok
hari. Bhante, sekarang ia telah pergi, saya, murid-Mu yang rendah ini, hampir
tidak tahu apa yang harus dikerjakan".
Kepada raja Sang Buddha berkata, "Lihat pada
kereta ayahmu dan kakekmu, semua ini tergeletak sia-sia, sama halnya seperti
tubuhmu yang menjadi sasaran kematian dan kerusakan. Hanya Dhamma yang mulia,
yang tidak menjadi sasaran kehancuran".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
151 berikut:
Kereta kerajaan yang indah sekalipun
pasti akan lapuk,
begitu pula tubuh ini akan menjadi tua.
Tetapi "Ajaran" (Dhamma) orang
suci tidak akan lapuk.
Sesungguhnya dengan cara inilah orang
suci mengajarkan kebaikan.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar