KISAH ANURUDDHA THERA
Dhammapada VII: 93
Suatu hari Anuruddha Thera mencari beberapa kain bekas
di dalam timbunan sampah untuk dibuat jubah, sebab jubah lamanya telah kotor
dan koyak. Jalini, istrinya pada kehidupan yang lampau, dan sekarang berada di
alam dewa melihatnya. Mengetahui bahwa sang thera seang mencari beberapa kain
bekas, ia mengambil tiga lembar kain dari alam dewa dan menaruhnya ke dalam
timbunan sampah, serta membuatnya terlihat. Anuruddha Thera menemukan kain
tersebut dan membawanya ke vihara.
Ketika beliau sedang membuat jubah, Sang Buddha datang
beserta murid-murid utama dan beberapa murid senior Beliau. Mereka menolong
menjahit jubah.
Ketika itu, Jalini, dalam ujud gadis muda datang ke
desa dan memberitahukan kedatangan Sang Buddha beserta murid beliau dan juga
bagaimana mereka menolong Anuruddha Thera. Ia menganjurkan penduduk desa untuk
mengirimkan makanan yang lezat ke vihara dan sebagai akibatnya terjadi
kelebihan makanan. Bhikkhu yang lain melihat terlalu banyak makanan tersisa,
mencela Anuruddha Thera.
"Anuruddha Thera seharusnya berkata kepada
keluarga dan murid-muridnya agar mengirim makanan secukupnya; mungkin ia ingin
menunjukkan bahwa ia mempunyai banyak pengikut".
Kepada para bhikkhu itu, Sang Buddha berkata,
"Bhikkhu janganlah berpikir anak-Ku telah berkata kepada keluarga dan
murid-muridnya untuk mengirimkan bubur nasi dan makanan lainnya; seorang arahat
tidak membicarakan perihal makanan dan pakaian. Jumlah makanan berlebihan yang
dikirimkan ke vihara pagi hari ini berasal dari kemauan makhluk alam lain dan
bukan dari manusia".
Kemudian Sang Buddha membanbarkan syair
93 berikut:
Ia yang telah memusnahkan semua
kekotoran batin,
yang tidak lagi terikat pada makanan,
yang telah menyadari Kebebasan Mutlak,
maka jejaknya tidak dapat dilacak,
bagaikan burung-burung di angkasa.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar