KISAH LAKUNDAKA BHADDIYA
THERA
Dhammapada VI: 81
Bhaddiya adalah seorang bhikkhu yang tinggal di Vihara
Jetavana. Karena tubuhnya pendek maka ia dikenal dengan sebutan Lakundaka
(pendek) oleh para bhikkhu lainnya. Lakundaka Bhaddiya mempunyai sifat yang
sangat baik; meskipun bhikkhu-bhikkhu muda mengganggunya dengan memutar
hidungnya atau telinganya atau menepuk kepalanya.
Sangat sering mereka mengejek dengan mengatakan
"Paman, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu bahagia, atau, apakah kamu bosan
dengan kehidupan sebagai seorang bhikkhu di sini?" dan lain sebagainya.
Lakundaka Bhaddiya tidak pernah membalas dengan kemarahan
atau mencaci mereka; bahkan dalam hati kecilnya pun ia tidak marah terhadap
mereka.
Ketika berbicara mengenai kesabaran dari Lakundaka
Bhaddiya, Sang Buddha bersabda, "Seorang arahat tidak perbah terlena
pengendalian dirinya, ia tidak punya keinginan untuk berkata kasar atau
berpikir menyakiti orang lain. Ia laksana batu karang yang tak tergoyahkan,
seorang arahat tidak tergoyahkan karena celaan ataupun pujian".
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair
81 berikut:
Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan
oleh badai,
demikian pula para bijaksana
tidak akan terpengaruh oleh celaan
maupun pujian.
]
Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah
Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar