KISAH SEEKOR GAJAH
Sebuah cerita pengorbanan seekor binatang
untuk menyelamatkan manusia.
Pada suatu ketika Sang Maha Agung kembali ke dunia sebagai
seekor gajah. Tempat ditinggalnya di dalam hutan. Di dalam hutan ini terdapat
gunung-gunung dan sebuah danau yang dalam. Dan seluruhnya dikelingi padang
pasir yang sangat luas. Untunglah tak ada manusia hidup di sini. Dan walaupun
gajah itu hidup sebatang kara, ia merasa aman dan bahagia.
Pada suatu hari, ketika sedang bercengkrama di tepi hutan,
terdengar olehnya suara manusia. Suara itu datang dari arah padang pasir. Dan
karena tidak mungkin orang berada di padang pasir untuk bersenang-senang, maka
tentulah suara itu ratapan manusia tersesat atau yang dalam kesusahan.
Dan…demikianlah kenyataannya!
Aku tak dapat menghitung berapa mengitung berapa ratus orang
yang ada pada waktu itu. Dan semuanya dalam keadaan payah. Mereka meratap-ratap
minta tolong, karena lapar dan dahaga. Dan ketika mereka melihat seekor gajah
besar menuju ke tempat mereka, maka mereka berpikir bahwa ajal sudah sampai.
Gajah itu tentu akan membunuh mereka semua. Sebab mereka tidak tahu, bahwa
gajah itu adalah Sang Bodhisattva, yang hatinya penuh dengan rasa belas kasihan
terhadap mereka yang sedang ditimpa mala-petapa. Ia hanya memberi pertolongan.
Dengan suaranya meraung seperti terompet, gajah itu
menanyakan hal ihkwal mereka. Maka barulah orang-orang itu mengerti, bahwa
mereka berhadapan dengan seekor gajah yang luar biasa.
Maka diterangkan kepadanya, bahwa mereka adalah orang-orang
buangan. Beberapa ratus di antara mereka telah meninggal di tengah jalan dan
sekarang mereka sendiri tak tahu lagi apa yang harus mereka jalankan. Padang
pasir itu sangat luas; makanan dan minuman mereka telah habis.
Gajah tahu benar, bahwa di dalam hutan tak ada makanan untuk
mereka. Ia juga mengerti bahwa orang-orang itu tidak bisa meneruskan perjalanan
mereka, jika tidak membawa bekal yang cukup banyak. Bagi dia masih ada satu
jalan jika hendak menolong mereka. Dan ia bertetap hati akan memberi
pertolongan mereka. Dan apa yang akan diperbuatnya nanti sangat memilukan hati
kita, tetapi tidak usah disesalkan nantinya.
Sambil menunjuk ke sebuah gunung, gajah berkata kepada
orang-orang itu, supaya mereka pergi ke gunung itu, kalau mereka hendak
selamat. Di kaki gunung itu ada sebuah danau dengan airnya yang jernih dan di
dekatnya mereka akan mendapatkan seekor gajah yang sudah mati. Dagingnya supaya
dipakai untuk persediaan makanan mereka. Lalu usus-ususnya dapat dipakai untuk
kantong-kantong air dari danau itu. Dengan demikian mereka akan tertolong.
Orang-orang buangan itu menjalankan petunjuk-petunjuk gajah. Sementara itu ia
sendiri mendaki gunung itu dari sisi lain dan dari puncaknya ia menjatuhkan
diri ke bawah, dengan keyakinan bahwa perbuatannya yang penuh perikemanusiaan
itu akan mengangkat dirinya menjadi Buddha.
Segala apa yang diberitahukan oleh gajah tadi telah
ditemukan oleh orang-orang buangan itu, yaitu : danau yang jernih dan tubuh
gajah yang sangat menyerupai gajah yang menolong mereka. Maka mengertilah
mereka apa yang terjadi.
Mula-mula mereka hendak membakar gajah itu sebagai
penghormatan terakhir. Tetapi beberapa orang di antara mereka mengemukakan,
bahwa dengan cara demikian pengorbanan gajah itu tak ada gunanya sama sekali.
Sungguh benar pendapat itu!
Maka mereka jalankan apa yang dinasihatkan oleh gajah itu,
sehingga mereka berhasil melewati padang pasir dengan selamat.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar