Senin, Februari 28, 2011

Sokrates

SOKRATES


Suatu hari seseorang mendekati Sokrates yang bijaksana itu. Ia berbisik;

"Sokrates, dengarkanlah gosip tentang sahabatmu ini".

"Tunggu!" Sokrates menjawab dengan cepat.
"Sudahkah cerita itu melewati tiga saringan?".

"Apa tiga saringan itu?"

"Ya sobat, tiga saringan.
Sekarang coba kita lihat apakah sesuatu yang mau kau beritahukan kepada saya itu bisa melewatinya.

Saringan yang pertama adalah "kebenaran".
Apakah kamu yakin bahwa apa yang hendak kamu katakan itu merupakan kebenaran?."

"Begini," kata orang itu terbata-bata, "sebenarnya saya mendengarnya dari orang kedua".

"Hmmm" jawab Sokrates yang bijaksana itu.
"Sekarang, kita teruskan apakah ia bisa lolos saringan yang kedua.
Apakah sesuatu yang hendak kau katakan itu "baik?".

"Tidak", kata orang itu. "Ini justru kebalikannya".

"Jadi, hati-hatilah dengan itu.
Sekarang beritahu saya, apakah itu "perlu dan penting sekali?".

"Tidak".

"Kalau apa yang ingin kau beritahukan kepada saya itu tidak benar, tidak baik, tidak penting, maka biarkan saja berlalu".


Christopher Notes

oooOOooo

Cinta dan Perkawinan

CINTA DAN PERKAWINAN
by : NN


Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya? "

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu ranting saja. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut .Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya  ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"

"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? "

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.


oooOOooo

10 Filosofi hidup orang Jawa

10 FILOSOFI HIDUP ORANG JAWA

1. Urip Iku Urup
(Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
(Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
(segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
(Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
(Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
(Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah ngambeg, jangan manja).

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
(Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
(Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
(Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
(Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti)


oooOOooo

Minggu, Februari 27, 2011

BELENGGU

Renungan harian (12)
Oleh : Tanhadi

Tak lama lagi tubuh ini akan bersatu dan terurai dengan tanah,
waktu yang tersisa bagi hidupku pun tinggal sedikit lagi.
Namun ......
Begitu banyak waktu yang kulalui tanpa memberikan arti bagi hidupku sendiri,
terlebih lagi bagi makhluk lainnya...

Sementara...
Semua yang kulakukan hanyalah atas dorongan nafsu keinginan terhadap kesenangan inderawi-duniawi  yang tiada habis-habisnya.
Hingga tanpa kusadari ....
ia telah mengikat, membelenggu , dan memporak-porandakan kondisi batin yang semestinya selalu kujaga dengan kewaspadaan.

Namun semuanya telah terjadi dan berlalu...
dan kini ia telah menjadi  bagian dari sejarah hidupku yang tak dapat ku ubah lagi.

Seiring dengan waktu yang masih tersisa dan tak pasti ini,
tak akan kubiarkan lagi belenggu itu semakin erat mengikatku.
Tiada kata terlambat bagi sebuah kehendak yang telah dibungkus dengan kesadaran , semangat dan tekad untuk membersihkan batin ini.

Dengan bekal keyakinanku yang semakin tebal dan kokoh,
Semoga aku dapat mengurai belenggu yang selama ini mengikatku.
Semoga dalam upaya ini, aku dapat tetap berjalan pada jalan kebenaran yang mulia,
Semoga aku senantiasa dapat tetap sadar dan waspada,
Semoga aku dapat memberikan manfaat demi kebahagiaan makhluk lain.

Hingga pada saatnya nanti,
akupun dapat berbisik pada diriku sendiri,
bahwa ... hidupku tidaklah sia-sia.

Waru, 23 Pebruari 2011

oooOOooo