Jumat, September 25, 2009

Kisah Sebuah Baut


KISAH SEBUAH BAUT

by : NN

Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula.

Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!"

Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.

Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas.

Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.

Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu resiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. 
Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"

Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga.






Tuhanmu bukan Tuhanku


TUHANMU BUKAN TUHANKU

by: NN

tuhanmu, ya tuhanmu
tuhanku, ya tuhanku

tuhanmu berbeda dengan tuhanku

menurutmu, tuhanku bukan tuhan
menurutku, tuhanmu bukan tuhan

tuhanmu menciptakan agama yang kamu anut
tuhanku menciptakan agama yang aku anut

agamamu, ya agamamu
agamaku, ya agamaku

menurutmu, aku ini kafir
menurutku, kamu itu kafir

tuhanmu menciptakan surga untukmu
tuhanku menciptakan surga untukku

surga buatan tuhanmu bukan untukku
surga buatan tuhanku bukan untukmu

tuhanmu menciptakan neraka
katamu, neraka buatan tuhanmu itu untukku
tuhanku juga menciptakan neraka
karena neraka buatan tuhanku itu untukmu

tapi kamu berteriak, "kau harus percaya pada tuhanku,
agar tak dibuang ke dalam neraka jahanam buatan tuhanku!"

aku pun berteriak, "kau yang harus mengakui tuhanku,
agar tak disiksa habis-habisan dalam neraka buatan tuhanku!"

"goblok!" bentakmu. "menurut agamaku, tuhanmu itu hantu!"
"bodoh!" sergahku. "menurut agamaku, justru tuhanmu itu hantu!"

"biadab!" umpatmu. "kau menghujat tuhanku!"
"bedebah!" makiku. "kau menghujat tuhanku!"

maka kamu dan aku saling naik pitam, saling mencabut parang
saling menyerang hingga parang bersarang dalam erang kesakitan

kamu mati
aku juga mati

kamu menghadap tuhanmu
aku menghadap tuhanku

di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan
karena tuhanmu tidak rela menerima kematianmu
dan tuhanku pun tidak rela menerima kematianku
pertemuan menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga demikian
lantas tuhanmu berkelahi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba

langit bergemuruh
halilintar runtuh 

di bumi, anakmu bilang, "wah tuhanku marah."
anakku pun bilang, "tuhanku-lah yang marah."

"goblok!" bentak anakmu. 
"tuhanku marah, gara-gara kau tidak mau
menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"
"bodoh!" balas anakku. 
"tuhankulah yang marah, gara-gara kau tidak mau 
menyembah tuhanku, bertobat dari kafirmu lalu masuk agamaku!"

"biadab!" umpat anakmu. "kau menghina agamaku!"
"bedebah!" maki anakku. "kau menghina agamaku!"

maka anakmu dan anakku saling bersitegang, 
saling mencabut parang
saling menyerang 
hingga parang bersarang dalam erang kesakitan

anakmu mati
anakku juga mati

anakmu menghadap tuhanmu
anakku menghadap tuhanku

di langit tuhanmu dan tuhanku mengadakan pertemuan lagi
karena tuhanmu tidak ikhlas menerima kematian anakmu
dan tuhanku pun tidak ikhlas menerima kematian anakku

pertemuan kembali menjadi debat tanpa batas
kesabaran tuhanmu habis
kesabaran tuhanku juga begitu

lantas tuhanmu berkelahi lagi dengan tuhanku
perkelahian seru dari dendam kesumat purba

langit bergemuruh
halilintar runtuh

di bumi, cucumu bilang, "wah tuhanku murka,
sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"
cucuku pun bilang, "tuhanku-lah yang murka,
sebab ia membenci adanya orang-orang kafir semacam kau!"

lantas, lagi-lagi saling tebas
sama-sama nyawa lepas

di suatu tempat, iblis, setan, ruh jahat dan sesamanya
berkumpul melingkari meja, menyaksikan semua
mereka tertawa terbahak-bahak 
sambil menikmati perjamuan darah non alkohol
"sesungguhnya, 
kita tahu siapa tuhan yang sebenarnya itu," kata mereka



Pelajaran yang Diperoleh dari Hukum Karma


PELAJARAN YANG DIPEROLEH DARI HUKUM KARMA
oleh : Tanhadi

Sungguh kita merasa bersyukur dapat mengenal dan mempelajari Hukum Karma ini, karena dengan demikian kita dapat memetik pelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat dalam hidup ini, a.l :

1. KESABARAN
Dengan mengetahui bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri kita adalah merupakan akibat dari perbuatan kita sendiri, maka dengan sendirinya kita akan selalu ber-hati-hati dalam setiap tindakan yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain. Kita akan mengerti bahwa bila kita hidup selaras dengan hukum ini, ia akan bermanfaat sebagai pelindung dari hal-hal yang dapat merugikan atau mencelakakan kita, sehingga kita dapat belajar untuk lebih bersabar, tidak mudah marah dan memahami bahwa tidak ada gunanya untuk bersikap kurang sabar, terburu nafsu dan gelisah.

Dikala penderitaan sedang menimpa, kita mengerti bahwasanya kita sedang “membayar hutang” atas perbuatan-perbuatan buruk yang pernah kita lakukan, dan dengan memahami bahwa apapun yang berkondisi adalah selalu mengalami perubahan dan tidak kekal adanya..., maka kita dapat lebih bersabar dalam usaha untuk mencari “ jalan keluar” dari keadaan yang buruk ini serta menjadikan pikiran kita menjadi lebih tenang dalam menghadapinya, dan didalam Kebahagiaan, kita dapat mensyukuri atas kenikmatan dari hasil perbuatan baik yang telah kita lakukan, sehingga senantiasa kita dapat lebih bijaksana untuk menambah perbuatan-perbuatan baik. Dengan demikian,..Kesabaran dapat memberikan ketenangan, kebahagiaan dan keamanan bagi diri kita.

2. KEYAKINAN
Tidak ada sesuatupun yang perlu kita takuti, kecuali perbuatan kita sendiri yang tidak baik. Hukum Karma adalah sangat adil dan benar. Keragu-raguan akan hal ini adalah tanda bahwa kita kurang memahami dan kurang memiliki keyakinan akan kebenaran hukum universal ini. Hukum Karma dapat membuat seseorang menjadi teguh atas segala sesuatu yang hendak diperbuatnya dan dapat menumbuhkan keyakinannya terhadap kemampuan diri sendiri. Keyakinan ini sangatlah penting untuk ditumbuhkan dengan pemahaman yang benar, karena ia dapat menguatkan, memperdalam ketenangan dan kebahagiaan kita, membuat kita merasa tenteram dan berani kemanapun kita pergi, karena kita tahu bahwa hukuk Karma adalah pelindung kita.

3. KEPERCAYAAN PADA DIRI SENDIRI
Jika saat ini adalah merupakan kumulatif dari hasil perbuatan di masa lampau, maka apa yang kita perbuat sekarang ini juga akan menentukan keadaan kita di masa yang akan datang.

Dengan memahami akan hal ini, kita dapat mempertebal kepercayaan pada diri kita sendiri bahwa kita tidak seharusnya menggantungkan nasib kita pada pertolongan dari sosok Adikuasa , yang pada hakekatnya memang bukan pertolongan. Hanya perbuatan baik dari kita sendiri-lah yang mampu memberikan pertolongan pada nasib kita.

Sang Buddha bersabda :
“ Semua makhluk memiliki kammanya sendiri,
mewarisi kammanya sendiri,
lahir dari kammanya sendiri,
berhubungan dengan kammanya sendiri,
terlindung oleh kammanya sendiri.
Kammalah yang membuat semua makhluk
menjadi berbeda, hina atau mulia “.
( Majjhima Nikaya 55 )

4. PENGENDALIAN DIRI
Keyakinan tentang adanya Hukum Karma ,akan membuat kita mampu mengendalikan diri kita sendiri, karena kita akan senantiasa sangat berhati-hati dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh Pikiran , ucapan dan badan jasmani , terutama dalam niat untuk tidak berbuat jahat, demi kepentingan diri kita sendiri maupun bagi makhluk lain.

5. KEMAMPUAN
Bila perilaku dan perbuatan kita sehari-hari telah diselaraskan dengan hukum Karma, maka kita akan memperoleh kemampuan untuk tidak hanya dapat menentukan nasib kita sendiri dikemudian hari akan tetapi juga untuk menolong makhluk-makhluk lain dengan lebih bermanfaat.

Melakukan dan mengembangkan perbuatan-perbuatan baik setiap saat, akan menghilangkan rintangan-rintangan dan kejahatan-kejahatan, untuk kemudian dapat menghancurkan  belenggu-belenggu yang menghalangi kita dalam menyelami Kesunyataan Mutlak,....Nibbana.




Bagaimana Mengatasi Kemelekatan ?



by : tanhadi

Bagi kita yang masih ingin membangun sebuah bahtera rumah tangga, harus diakui bahwa sangatlah sulit untuk melepas kemelakatan ini..., karena selanjutnya akan banyak penghalang kehidupan yang menanti dihadapan anda yang berupa kewajiban-kewajiban al: mencari nafkah, memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kesejahteraan lain2 bagi anak dan isteri.

Lalu apakah semua umat Buddhis harus hidup men-Jomblo ? tentu saja tidak demikian pengertiannya , karena hidup adalah pilihan..., setelah menetapkan sebuah pilihan.., Berjuanglah dengan sungguh-sungguh dengan tetap memelihara perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh Pikiran, ucapan dan perbuatan jasmani. Sedangkan yang jelek-jelek di peti kemaskan saja !


Keterlibatan batin dan jasmani, senantiasa seiring dengan keinginan-keinginan yang semakin tumbuh dan berkembang dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda...dan inilah kenyataan hidup kita saat ini, mengapa harus dipungkiri, mengapa pula harus dihindari ? Hadapi saja-lah......karena menghindar adalah bersifat sementara yang semu adanya, ia sewaktu-waktu akan muncul lagi bila situasi dan kondisinya tepat. 


Kita tidak perlu munafik dan bersembunyi di balik Buddha Dhamma dengan memutar balikkan fakta kehidupan kita saat ini, Buddha Dhamma hanyalah berfungsi sebagai " Penunjuk Jalan" menuju kesempurnaan hidup yang hakiki.., kita-lah sang pelaku kehidupan ini ..., Disadari atau tidak disadari sesungguhnya Fakta hidup dan kehidupan kita sebagai umat awam ini telah banyak "melenceng" dan melanggar Dhamma dan Vinaya-Nya... 


Yah...sudahlah...., yang terpenting adalah ; kita telah menyadari bahwasanya kita sebagai umat awam masih belum dapat menerapkan semua Ajaran-ajaran Mulia dari Sang Buddha ini, Namun paling tidak..., kita telah mengerti dan memahami inti Ajaran Agung Sang Buddha dan kita telah berupaya keras, tulus dan bersungguh-sungguh melaksanakannya , untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi disetiap langkah perbuatan yang dilakukan oleh Pikiran , ucapan dan perbuatan jasmani kita dalam kehidupan sehari-hari.


Salah satu Cara yang dapat membantu untuk mengurangi kemelekatan itu adalah : 

"Penyadaran sepenuhnya bahwasanya segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami perubahan dan tidak kekal adanya "


Sehingga....., didalam Pikiran kita akan selalu tertanam pengertian bahwa;

- Apapun yang kita miliki, suatu saat nanti akan berubah menjadi bukan milik kita lagi.. 


- Apapun dan siapapun yang pernah datang, ia pasti akan pergi lagi..., 


- Apapun bentuk sebuah Cinta-kasih yang telah kita berikan, berikanlah tanpa berharap sebuah balasan darinya... 


maka:
Raihlah sesuatu itu bila memang pantas untuk diraih, lepaskanlah sesuatu itu bila memang pantas untuk dilepas .. tidak perlu dipaksakan, tapi amatilah dan sadarilah ....dan tetaplah pada jalur Dhamma dan Vinaya-Nya .

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Selasa, September 22, 2009

Tuntunan Kebajikan Avalokitesvara ( Kwan Se Im Po sat )

 DUNIA SUDAH SEMAKIN GELAP

Avalokitesvara Bodhisattva bersabda :

" Untung ada orang yang memberitahu 
kalau jalan didepanmu itu buntu, 
kembalilah cepat kembalilah, 
selagi kau lihat ada sinarku.
Sebentar lagi gelap akan tiba, 
kau mudah tersesat, kau akan disesatkan,
Nampaknya jalan yang mudah ditempuh 
adalah jalan yang menyesatkan
Nampaknya jalan yang sulit ditempuh 
adalah jalan yang membahagiakan."


TUNTUNAN KEBAJIKAN AVALOKITESVARA
( KWAN SE IM PO SAT)

1. MELIHAT
Janganlah melihat kesalahan orang lain, 
tetapi lihatlah kesalahan diri sendiri, 
itulah  kebenaran yang harus dilakukan.

2. BERKORBAN
Janganlah mengutamakan kepentingan diri sendiri, 
tetapi selalu berani berkorban 
demi kepentingan orang banyak, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

3. BERMURAH HATI
Janganlah berbuat sewenang-wenang, 
tetapi berlakulah murah hati dan welas asih 
kepada sesama umat manusia, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

4. KEJUJURAN
Tidak memfitnah, berbohong dan memutar-lidah,
tetapi berlaku jujur, setia dan adil, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

5. APA ADANYA
Tidak tamak kedudukan, harta 
dan segala kemilauan dunia, 
tetapi menerima apa adanya, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

6. DURI-DURI
Jangan menanam duri-duri dalam hati,
yaitu menyimpan rasa benci dan dendam 
pada orang yang tidak disenangi.
Jangan melawan duri-duri dari luar, 
yaitu dengan rasa emosi menanggapi 
tantangan dari orang yang mencari keributan.

7. TEGAK LURUS
Tidak mondar-mandir kesana-kemari 
walaupun terkena hujan lebat, 
angin topan dan terik matahari, 
melainkan tegak-lurus dan tumbuh ke atas, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

8. MENGASIHI
Tidak membenci, menyesatkan 
atau menjerumuskan orang lain, 
melainkan mengasihi dan menuntun 
ke Jalan yang benar kepada semua orang, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

9. NAFSU DAN BERZINAH
Tidak menuruti nafsu dan keinginan 
untuk selalu menyenangkan tubuh, 
tetapi melenyapkan segala nafsu dan berusaha 
meredam keinginan tubuh yang buruk 
agar pikiran tidak menjadi kotor, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

10. BERTOBAT SELAMANYA
Jangan seperti orang sakit, diobati sembuh, 
berhenti berobat kambuh, tetapi sebaliknya 
sekali bertobat selamanya 
harus membuang segala macam bentuk 
perbuatan dan pikiran yang buruk, 
melakukan kebaikan dan menyongsong 
kehidupan baru yang bersih dari noda, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

11. BERSIH
Jangan hanya penampilan saja yang dibersihkan, 
tetapi segala yang tidak terlihatpun 
jangan lupa dibersihkan juga, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

12. SEPENUH HATI
Bila membantu orang harus sepenuh hati ,
tidak memikirkan upah dan imbalan besar, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

13. MENOLONG
Tidak memanfaatkan seseorang 
untuk kepentingan pribadi, 
ibarat memancing ikan tanpa kail; 
artinya mengorbankan diri sendiri 
untuk menolong kepentingan orang lain 
tanpa pamrih apapun, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

14. RAJIN BEKERJA
Tidak berpangku tangan dan berbuat curang, 
tetapi rajin bekerja dan tidak merugikan orang lain, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

15. BERBUAT BAIK
Berbuatlah kebaikan tanpa sekejap matapun 
melakukan kejahatan untuk selama-lamanya, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

16. OBAT
Jangan memberikan obat kepada orang yang tidak sakit, 
tetapi berikanlah obat untuk menyembuhkan penderitaan,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

17. MEMILIH
Tidak semua jalan dipilih, 
tetapi memilih satu diantaranya yang baik dan benar, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

18. MENERKAM
Tidak hanya menerkam keinginan 
dan nafsu yang kecil saja, 
melainkan menerkam semua keinginan dan nafsu, 
bagaikan harimau 
yang menerkam mangsa besar maupun kecil, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

19. BEBAN
Jangan karena merasa berat lalu beban itu tidak diangkat, 
tetapi dengan berbagai cara 
bagaimanapun beban itu tetap harus diangkat, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

20. JALAN
Tidak memilih jalan yang gelap dan menurun, 
tetapi pilihlah jalan yang mendaki dan terang, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

21. MATA
Jangan melihat kebenaran dengan mata terbuka, 
melainkan dengan menutup mata melihat kebenaran,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

22. KENDALIKAN
Jangan membiarkan kemauan tubuh semakin 
menjadi liar dan tak terkendali, 
tetapi kendalikan kemauan tubuh itu menuju kesucian, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

23. KEKERASAN
Jangan melawan kekerasan dengan kekerasan, 
lawanlah kekerasan dengan kesabaran,  
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

24. MULUT
Jangan menggunakan mulut untuk 
menjelek-jelekan dan memfitnah orang, 
sebaliknya bersihkan mulut dan 
hanya gunakan untuk memuja dan memuji,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

25. KESOMBONGAN
Jangan melawan kesombongan dengan kesombongan, 
melainkan lawanlah kesombongan dengan kerendahan hati, 
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

26. KEJAHATAN
Jangan melawan kejahatan dengan kejahatan,
melainkan mengimbanginya dengan kelemah-lembutan,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

27. TELINGA
Tidak hanya untuk mendengan pujian dan sanjungan,
tetapi juga untuk mendengar teguran dan nasehat,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

28. PIKIRAN
Tidak membiarkan untuk berpikir
hal-hal yang tidak baik hingga menjadi kotor,
melainkan rela mengosongkan pikiran
dan mengisinya dengan kebenaran-kebenaran,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

29.MENCARI
Tidak mencari kebenaran disertai debu-debu kotoran dunia,
tetapi mencari kebenaran harus disaring
supaya kotoran-kotoran itu dapat tertinggal seluruhnya,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

30. WAJAH
Tidak memandang wajah, tetapi menilai hatinya yang baik,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

31. MELIHAT
Tidak melihat ke bawah yang berkemilauan,
melainkan melihat ke atas yang kosong melompong,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

32. KEKUATAN
Tidak menggunakan kekuatan untuk menakuti
dan menyiksa yang lemah,
melainkan untuk melindungi yang lemah,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

33. HATI
Tidak membiarkan hati menjadi semakin gelap,
melainkan sebaiknya menjaga agar hati tetap terang,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

34. TAHAN UJI
Tidak mengindahkan godaan,
melainkan mengejar kebenaran supaya tahan uji,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

35. SADAR
Tidak berbuat kejahatan dahulu baru kemudian sadar,
melainkan sadar dahulu supaya tidak berbuat kejahatan,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

36. KEBENARAN
Tidak mencari kebenaran sesudah gelap tiba,
melainkan mencari kebenaran disaat fajar menyingsing,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

37. PERBUATAN BAIK
Tidak melakukan perbuatan baik
hanya pada orang yang disenangi,
melainkan berbuat baik kepada semua orang,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

38. KESENANGAN
Tidak mencari jalan hanya untuk kesenangan diri sendiri,
melainkan juga untuk orang lain,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

39. PENDAPAT
Tidak memaksakan pendapat diri sendiri
kepada orang banyak,
melainkan menerima pendapat orang banyak
bagi diri sendiri,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

40. MEMBUAHKAN
Tidak membuahkan kejahatan,
melainkan membuahkan kebenaran dimana-mana,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

41. PERCAYA
Tidak menyatakan percaya hanya dimulut saja,
melainkan harus dengan melaksanakan perbuatan baik,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

42. MENGAKUI
Tidak menuduh orang lain,
melainkan mengakui kesalahan diri sendiri,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

43. MENYENANGKAN
Tidak membuat susah hati orang lain,
melainkan selalu menyenangkan hati orang,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

44. BEKERJA KERAS
Tidak diam berpangku tangan dan bermalas-malasan saja,
melainkan bekerja keras
untuk mencapai hari esok yang lebih cerah,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

45. TAMAK
Tidak tamak,
melainkan selalu merasa bersyukur
atas apa yang sudah dimiliki,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

46. JASA
Tidak mengingat-ingat jasa sendiri,
melainkan selalu ingat akan kebaikan orang lain,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

47. MEMBERI DAN MENERIMA
Tidak selalu hanya menerima saja,
melainkan juga memberi,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

48. RAHASIA
Tidak membongkar rahasia orang lain,
melainkan selalu menjauhkan diri dan seolah-olah tidak mengetahui,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.

49. BERCERMIN
Tidak bercermin hanya melihat wajah sendiri
yang indah elok,
melainkan juga mau mengamati watak sendiri
yang kurang sempurna,
itulah kebenaran yang harus dilakukan.


AJARAN WELAS ASIH AVALOKITESVARA BODHISATTVA
YANG HARUS DIINGAT DAN DILAKSANAKAN
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


1. Jika orang membuat kita susah,
anggaplah itu suatu tumpuan rejeki

2. Mulai hari ini,
belajarlah untuk setiap hari dapat menyenangkan
hati orang lain.

3. Jika engkau merasakan kepahitan dalam hidupmu
dengan memiliki suatu tujuan,
itulah bahagia.

4. Berlarilah yang cepat untuk mengejar hari esok.

5. Setiap hari engkau harus merasa puas
dengan apa yang sudah kau miliki saat ini.

6. Setiap kali bila ada orang yang memberi “satu”,
engkau harus mengembalikannya 10 kali lipat.

7. Nilailah kebaikan orang lain terhadapmu,
tetapi hapuslah semua jasa
yang kau berikan kepada orang lain.

8. Dalam keadaan benar engkau difitnah,
dipersalahkan dan dihukum,
tetapi engkau menerimanya,
maka selanjutnya
engkau akan menerima kebaikan-kebaikan.

9. Dalam keadaan salah engkau dipuji dan dibenarkan,
itu adalah merupakan penjara bagi dirimu sendiri.

10. Orang yang benar kita bela,
tetapi orang yang salah harus kita nasehati.

11. Tidak mau selalu melihat kesalahan orang lain,
tetapi selalu mawas diri,
itulah kebenaran.

12. Orang yang baik diajak bergaul,
tetapi orang yang jahat patut untuk dikasihani.

13. Kalau wajahmu murung, sedih dan cemas,
janganlah mendekatiku atau datang ke istanaku,
namun bila wajahmu tersenyum,
hatimu senang dan tenang,
maka kau akan kuterima.

14. Dua orang saling mengakui
kesalahannya masing-masing,
maka dua orang itu akan bersahabat sepanjang masa,
namun bila mereka saling menyalahkan,
maka mereka akan putus hubungan.

15. Bila engkau rela menolong orang
yang dalam keadaan susah,
maka jangan sampai diketahui
bahwa engkau adalah sebagai penolongnya.

16. jangan mengucapkan sedikitpun
kejelekan seseorang dibelakangnya,
sebab engkau akan dinilai jelek
oleh orang yang mendengarnya.

17.Bila engkau tahu orang itu berbuat salah,
maka tegurlah secara langsung
dengan kata-kata yang lemah-lembut
sehingga orang itu menyadari akan kesalahannya.

18.Permohonanmu akan kuterima,
apabila engkau bisa bersabar dan mengikuti jalanku.


Editor : Tanhadi
Sumber :Tuntunan kebenaran Avalokitesvara 
(Kwan Se Im Posat )- by :Mulyono

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia