KESALAHPAHAMAN TENTANG KEMAHATAHUAN SANG BUDDHA
Upa. Amaro Tanhadi
Mereka yang mengatakan dan menganggap bahwa Sang Buddha sebagai orang yang maha-tahu dan maha-melihat, memiliki pengetahuan dan penglihatan lengkap ( Sabbaññūta-nana), baik pada saat berjalan, berdiri, tidur atau terjaga, secara terus menerus tanpa terputus; Maka mereka telah salah memahami dan keliru menggambarkan tentang Sang Buddha.
Tetapi, mereka yang mengatakan bahwa Sang Buddha memiliki TIGA PENGETAHUAN SEJATI yaitu,
pengetahuan tentang :
- Kehidupan masa lampau
- Proses sebab-akibat dari karma
- Hancurnya noda-noda
Dengan demikian, mereka menggambarkan Sang Buddha dengan benar.
Sang Buddha adalah maha-tahu dalam makna bahwa, semua hal-hal yang dapat diketahui adalah terjangkau oleh-Nya. Akan tetapi, Beliau tidak dapat mengetahui segala sesuatu pada saat bersamaan dan harus mengarahkannya pada apapun YANG BELIAU KEHENDAKI UNTUK DIKETAHUI. Ini berarti bahwa, semua hal dapat Beliau ketahui secara satu per-satu dan bukan secara bersamaan. (MN.71 : Tevijjavacchagotta sutta)
Pengertian tentang Maha-tahu ( Sabbaññū) yang dimiliki oleh Sang Buddha adalah termasuk pengetahuan Beliau tentang asal-usul bumi, manusia yang mula-mula ada di bumi, adanya banyak bumi dan matahari di alam semesta, adanya makhluk lain yang ada di planet-planet lainnya (karena yang disebut sebagai makhluk hidup bukan hanya berada di bumi kita ini saja), demikian juga Beliau mengetahui bagaimana bumi ini hancur lebur dan lain sebagainya. (DN 27: Aggañña Sutta)
Sang Buddha mengatakan bahwa, adalah tidak mungkin dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dan melihat segala sesuatu secara bersamaan. (Karena pada "satu saat hanya ada satu kesadaran (citta) yang muncul ). (MN 90 : Kaṇṇakatthala Sutta).
Semoga bermanfaat.
Mettacittena,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar