Sabtu, November 13, 2010

ABHINNA ( Kemampuan batin )

Disusun oleh : Tanhadi


Abhinna adalah kemampuan batin yang lebih tinggi, yang hanya dapat dimiliki oleh mereka yang berhasil dalam meditasi, bila kehidupan yang lampau maupun saat ini ia sukses dalam meditasi, maka sisa kemampuan itu masih dapat terlihat dalam kehidupan yang sekarang.

Pencapaian Abhinna sangat beragam bagi setiap orang, karena berkaitan dengan obyek meditasi yang digunakannya ketika bermeditasi.

Contoh : Bila kita menggunakan obyek zat padat (pathavi), maka kita dapat membuat segala sesuatu menjadi padat, walaupun orang lain melihatnya sebagaimana adanya, misalnya seseorang yang dapat berjalan diatas air, baginya air itu telah menjadi padat, tetapi orang lain mengatakan/melihat ia sedang berjalan diatas air.

Dalam pencapaian kemampuan batin ini, Karma pada kehidupan yang lampau sangat kuat pengaruhnya, ada seseorang yang belum lama bermeditasi telah mencapai keadaan ini,tetapi bagi karmanya yang kurang baik, akan sangat kesulitan untuk bermeditasi dan kemampuannyapun sangat terbatas.

MACAM-MACAM ABHINNA

Memiliki Abhinna adalah sangat berguna bagi seseorang untuk memperluas dan memperdalam pandangan kita tentang kehidupan, alam semesta serta dapat menembus “ Pengertian “ yang selama ini belum dimengerti.

Penggunaan Abhinna ini harus sesuai dengan Sila, karena kemampuan ini bisa merosot dan lenyap jika kita melanggar sila.

Ada enam macam Abhinna, yaitu :

1). Kemampuan batin fisik ( Iddhividhi/iddhividha)
Yaitu : seseorang mengarahkan pikirannya pada bentuk iddhi, ia bisa menjadi banyak orang, dari banyak orang kembali menjadi satu lagi, ia berjalan menembus dinding, benteng atau gunung, ia dapat menyelam dan muncul melalui tanah, ia dapat menghilang, berjalan diatas air, dengan duduk bersila ia dapat melayang- layang diangkasa, dengan tangan ia menyentuh matahari, ia juga dapat dengan tubuhnya mengunjungi alam-alam dewa.

Manfaatnya :
Dengan kemampuan ini; kita dapat melakukan banyak perbuatan baik untuk menolong orang lain yang letaknya jauh dari keramaian/terpencil, sehingga ketika orang tersebut membutuhkan bantuan kita  (emergency), dengan segera/ secepat itu pula kita sudah berada disana untuk memberikan pertolongan kepadanya.


Yaitu : kemampuan mendengar suara-suara manusia maupun dewa, yang jauh atau dekat.

Manfaatnya :
Dengan kemampuan ini; kita dapat mendengar percakapan makhluk-makhluk disekitar kita ataupun yang jaraknya jauh, sehingga kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat.

3). Membaca Pikiran (cetopariyanana/paracittavijanana )

Yaitu : kemampuan untuk mengetahui pikiran makhluk lain, termasuk pikiran orang lain.

Manfaatnya :
Dengan kemampuan ini kita dapat membaca/mengetahui pikiran orang lain, sehingga memungkinkan kita dapat memecahkan persoalan orang lain, walalupun orang tersebut tidak mau membuka rahasianya. Demikian pula dengan memiliki kemampuan batin ini, kita tidak dapat ditipu orang lain yang hendak berbuat jahat. 

      ( Pubbenivasanusatti/pubbenivasanussatinana )

Yaitu : Kemampuan untuk mengingat kehidupan yang lampau dari satu kelahiran sampai ribuan kelahiran secara lengkap, tempat, keluarga, nama, suku bangsa, kebahagiaan, penderitaan, batas umur, banyak masa perkembangan dan kehancuran bumi.dsb.

Manfaatnya :
Dengan kemampuan  ini ; kita dapat menjawab banyak masalah yang berkaitan dengan kehidupan masa lampaunya ataupun riwayat hidup para Buddha dan para siswanya. Dengan Abhinna inipun kebenaran kitab suci dapat diuji.


Yaitu : kemampuan untuk melihat apa yang bakal terjadi dimasa yang akan datang , memungkinkan seseorang untuk melihat benda-benda atau makhluk-makhluk surgawi dan duniawi, jauh atau dekat, yang tak kasat mata. Kemampuan untuk mengetahui tentang kematian dan kelahiran makhluk, mengapa ada makhluk yang terlahir sengsara, menderita, atau makhluk terlahir dialam neraka, terlahir menyenangkan, bahagia atau terlahir dialam surga.


Dengan Mata dewa ( Dibbacakkhu ); kita dapat membantu seseorang untuk melihat kelahiran-kelahiran makhluk-makhluk, mengapa seseorang bernasib seperti ini dan itu, mengapa seseorang berwajah buruk, ganteng, cantik, sehat dsb. Kitapun dapat mengetahui kehidupan seseorang dimasa yang akan datang, melacak keberadaan seseorang setelah meninggal dan kemana ia akan terlahir kembali sesuai dengan karmanya sekarang ini. Kita juga dapat membuktikan sendiri apakah 31 alam kehidupan itu betul atau tidak dsb.


 Yaitu : kemampuan yang hanya dimiliki oelh seorang arahat, Pacceka Buddha atau samma sambuddha. Kemampuan ini tidak dapat dihasilkan oleh Samatha bhavana atau dengan mencapai jhana, kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan melaksanakan Vipassana Bhavana.

Manfaatnya :
Adalah lenyapnya semua kekotoran batin, ia mencapai penerangan agung (bodhi) dalam pengertian sebagai orang suci yang bila meninggal dunia tidak akan terlahir kembali.

Bahayanya :

Seseorang yang memiliki Abhinna sering dikenal sebagai orang sakti , Orang sakti belum tentu suci ia telah mencapai kesucian, dan ada kemungkinan masih mempunyai keinginan untuk memuaskan nafsu-nafsunya, sehingga dapat merugikan orang lain. Orang sakti yang tidak bermoral, kesaktiannya dapat luntur, tetapi kesaktian orang suci tak akan pernah luntur karena orang suci tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar sila.

Kemampuan-kemampuan batin ini seolah-olah mustahil bagi pikiran manusia modern ( No. 1 s/d 5 ). Tapi perlu diingat bahwa semua kemampuan 1 s/d 5 ini bukanlah merupakan Tujuan dari ajaran Sang Buddha, namun yang terpenting adalah kemampuan no.6, yaitu melenyapkan kekotoran batin secara mutlak atau mencapai nibbana.

Sumber bacaan :
- Buku pedoman guru pendidikan agama Buddha.- team penyusun
- Sang Buddha dan Ajaran- ajaranNya.- Ven. Narada mahathera

11 komentar:

  1. Apakah setiap orang dapat mencapai kemampuan-kemampuan batin ini?

    BalasHapus
  2. Didalam Ajaran Buddha semua pencapaian Batin/kemampuan batin ini telah diajarkan oleh Beliau, sehingga 'siapapun' yang berniat untuk mempelajarinya maka ia dapat mencapai kemampuan-kemampuan batin itu. Tentu saja yang dimaksud disini adalah kemampuan setiap orang tidak sama dan sangat tergantung pada Niat, ketekunan dan tujuan penggunaannya. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa : "Penggunaan Abhinna ini harus sesuai dengan Sila, karena kemampuan ini bisa merosot dan lenyap jika kita melanggar sila.".

    Mettacittena.

    BalasHapus
  3. Saya baru belajar Dharma dan mempelajari agama Buddha saya merasa sangat senang dan cocok dengan ajaran Buddha yang sangat universal, dimanakah saya dapat belajar meditasi untuk pencapaian batin yg sdh disebutkan diatas dan mengembangkan Sila dan Jalan Berfaktor Delapan sesuai ajaran Sang Buddha.
    Apakah Arahat sama dengan Moksa?
    Terimakasih Pak Tanhadi atas blognya yang sangat bermanfaat. Anumodana

    BalasHapus
  4. Dear JackPot,

    Namo Buddhaya,

    Untuk belajar Dhamma ataupun Meditasi, anda dapat memulainya dari belajar di Vihara-vihara yang memiliki fasilitas dan jadwal rutin untuk meditasi yang biasanya dibimbing langsung oleh seorang Bhikkhu. Untuk informasi lebih lanjut mengenai keberadaan Vihara-vihara tsb. (yang dekat dengan domisili anda) anda bisa mencoba melalui pencarian di Google .

    Adapun untuk pengembangan lebih jauh mengenai Abhinna maupun pencapaian kesucian, sesungguhnya hal itu tergantung pada diri kita masing-masing, yaitu sejauh mana kita dapat dan mampu “melaksanakan” seluruh Ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

    Tentang Arahat dan Moksha

    Arahat
    Adalah merupakan istilah Buddhis yang dipergunakan sebagai “gelar” bagi seseorang yang telah mencapai tingkat kesucian tertentu. Seorang Arahat pada hakekatnya telah mematahkan seluruh “sepuluh belenggu” ; sehingga dengan demikian ia telah mengakhiri dukkha dan semua kelahiran kembali dalam pengalaman Nibbana yang disebut juga sebagai tujuan akhir dari umat Buddha.

    Moksha
    Adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh umat Hindu.
    Dalam Upanishad dikatakan moksha adalah persatuan jiwa (roh) dengan Tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Kalau orang sudah mengalami moksa dia akan bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari hukum karma dan bebas dari penjelmaan kembali (reinkarnasi) dan akan mengalami Sat, Cit, Ananda (kebenaran, kesadaran, kebahagian).

    Jadi kedua sebutan tsb. diatas memang berbeda arti serta maknanya.


    Demikian penjelasan singkat yang dapat saya sampaikan buat anda, semoga bermanfaat.

    Mettacittena,

    Semoga anda berbahagia, terbebas dari penderitaan batin - jasmani dan semoga semua makhluk berbahagia.

    BalasHapus
  5. Namo Budhayana Pak Tanhadi.
    Anda sangat mendalami Buddha Dharma. Saya masih sangat awan dengan Buddha Dharma dan saya tidak salah orang untuk mengajukan pertanya-pertanyaan yang ada di pikiran saya. karena selama ini saya belajar Buddha Dharma melalui buku antara lain buku-buku karangan Ajahn Brahm dan ceramah online.
    dikatakan tujuan akhir umat Buddha adlh Nibbana apakah sama dengan Moksa,
    1.tidak terlahir kembali (reinkarnasi).
    2.penyatuan dengan Brahman.
    3.bebas dari ikatan karma.
    3.mengalami kebahagiaan sejati.

    Terimakasih Pak Tanhadi. Anumodana.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Dear Jackpot yg baik,

    Namo Buddhaya _/|\_

    Sebenarnya point-2 pengertian dasar antara Nibbana dengan Moksa itu ada 'miripnya'.., hanya saja perbedaan 'Pemahamannya' sangat jauh...:)

    Hal ini karena di agama Hindu ada kepercayaan tentang adanya 'Atta' atau 'Atman' (Jiwa, Inti diri,Roh kekal) dan Brahman (Tuhan ), sedangkan di Ajaran Buddha justeru menolak adanya 'Atta' tsb. sehingga Sang Buddha mengajarkan dan menjelaskan tentang 'Anatta" (tiada diri, tiada inti diri, bukan diri), demikian juga didalam Ajaran Sang Buddha ; tidak ada 'sosok makhluk adikuasa' manapun yang dijadikan sebagai tujuan akhir (menyatu dengan 'sosok' tsb)dari menjalani kehidupan Suci ini. Yang disebutkan hanyalah tentang adanya Nibbana, yang merupakan kebebasan akhir dari segala bentuk dukkha.

    Ajaran tentang Anatta ini dapat anda pelajari lebih dalam lagi di Anattalakkhana Sutta:Samyutta Nikaya 22.59 {S 3.66},berikut kitab komentarnya dengan judul yang sama, oleh YM.Mahasi Sayadaw.

    Demikian jawaban singkat dari saya, semoga bermanfaat.

    Mettacittena,

    Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.

    BalasHapus
  8. Halo friend....
    seketar berbaginih......
    Saat saya mengunjungi situs ini, semua pertanyaan saya selama ini terjawab......
    ini menurut pengalamn saya....
    kalian boleh mencobanya jika penasaran....
    http://suaradharma.blogspot.com/

    ini hanya sekedar berbagi.......
    :)

    BalasHapus
  9. Terimakasih ilmunya.. semoga berguna, sbg pedoman bagi kita

    BalasHapus
  10. Terimakasih ilmunya.. semoga berguna, sbg pedoman bagi kita

    BalasHapus