TUBUH SAKIT DAN
BATIN JUGA SAKIT
Oleh : Upa. Amaro Tanhadi
"Semua makhluk memiliki tubuh,
dan karena tubuh itulah
mereka harus mengalami penderitaan jasmani
"
(Buddha-SN.22.1)
Dari Cuplikan Sutta
tersebut, kita dapat segera memahami bahwa kelahiran inilah merupakan penyebab
dari munculnya penderitaan-penderitaan jasmani. Segala jenis rasa sakit yang di
alami oleh tubuh yang disebabkan karena terluka, terkena penyakit, dan
kerapuhan akibat usia tua, semuanya itu adalah merupakan penderitaan jasmani
yang sangat sulit bahkan tak dapat kita hindari.
Hal yang dapat kita
lakukan hanyalah upaya-upaya untuk menjaga serta memelihara agar tubuh ini
tidak terluka dan tidak mudah jatuh sakit, misalnya dengan berolahraga secara
teratur, makan makanan yg sehat,
istirahat yang cukup, dan selalu waspada terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh tubuh
kita yang dapat menimbulkan kerugian/kecelakaan pada diri kita..
"Cukuplah sudah, tubuh ini yang
mengalami penderitaan,
jangan kita tambah lagi dengan penderitaan
batin."
(Tanhadi)
Lalu, apalah yang dimaksudkan dengan
penderitaan batin ini?
KEMELEKATAN terhadap
perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran indra, inilah yang
disebutkan sebagai penderitaan batin.
Bagaimana "Lima Unsur Pembentuk
Kehidupan" (Pancakhandha) dapat menimbulkan penderitaan batin dan jasmani?
Bagi mereka yang
menganggap tubuh, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran indra
adalah 'MILIKKU', ketika semuanya itu mengalami perubahan, (dan mereka tidak
memahami sifat alamiah dari semua unsur itu memang selalu berubah-ubah), maka
kesedihan, rasa sakit, kekecewaan, ketidakpuasan, ratap tangis dan keputusasaan
muncul pada diri mereka. Inilah yang membuat batin dan jasmani mereka
menderita. Demikianlah yang disebut Tubuh sakit dan Batin juga sakit.
Sumber
:
Samyutta
Nikaya 22.1 : Nakulapita Suttta.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar