Sabtu, Juli 17, 2010

KUMPULAN SABDA SANG BUDDHA (Latihan Kejiwaan)

1. Akan sangat bermanfaat membacakan empat bagian pertama dari Nava Puja setiap pagi. Tapi sekali dalam seminggu adalah baik untuk menjalankan bagian 5 dari Nava Puja - Persembahan Utama. Masing-masing dari persembahan itu adalah simbol kekuatan, yang padanya kita dapat mencerminkan diri, pada waktu kita mempersiapkannya, meletakkannya di meja-sembahyang dan membacakan paritta yang sesuai dengan persembahan itu. Persembahan Utama yang pertama adalah cahaya (lilin) yang secara universal dikenal sebagai lambang kebijaksanaan, sedangkan halnya kegelapan yang dihalaunya adalah lambang universal dari ketidak tahuan. Sementara meletakkan lilin diatas meja-sembahyang, kita membacakan paritta sambil mengungkapkan cita-cita atau niat kita untuk mengembangkan pengertian dan kejernihan batin. Persembahan Utama yang berikut adalah bunga, yang dapat berartikan beberapa hal. Dalam agama Buddha, bunga melambangkan kepemilikan dan kesenangan duniawi sebab seperti kedua hal itu, walau indah bagaimanapun bunga akan segera layu dan mati. Kita membayangkan hal itu sambil meletakkan bunga diatas meja-sembahyang, dengan harapan membantu kita mengembangkan sikap ketakterikatan pada kepemilikan dan kesenangan duniawi. Persembahan Utama yang terakhir adalah dupa. Pada zaman India kuno, kebajikan selalu dilambangkan wangi-wangian, karena sama halnya dengan wangi-wangian, kebajikan selalu harum dan dapat menyebar kemana-mana walau jauh sekalipun. Di dalam Dhammapada, sebagai contoh, Sang Buddha bersabda:

Bukanlah keharuman kayu cendana, tagara atau melati
Yang menyebar menentang angin
Tapi keharuman dari kebajikanlah
Menyebarkan bau yang harus ke segala penjuru.
[Dhammapada: 54] 

2. Pada bagian terakhir dari Pemurnian, kita mengingat kembali perbuatan-perbuatan baik yang telah kita perbuat, dan merasakan kebahagiaan karenanya. Adalah penting merenungkan kebajikan diri sendiri, sebab akan menjadi keseimbangan sehat bagi perenungan kesalahan. Pula, keingatan pada perbuatan baik diri sendiri dan berbahagia karenanya, akan menggairahkan keinginan untuk menambah kebaikan. Sang Buddha bersabda:

Si Pembuat kebaikan bahagia disini, bahagia disana,
Berbahagia baik disini, juga disana
Dia berbahagia dan gembira
Begitu mengingat perbuatan-perbuatan baiknya.
[Dhammapada: 16]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar