Jumat, Januari 17, 2014

Dhammapada XXIV: 345-346- Kisah Hukuman Penjara

KISAH HUKUMAN PENJARA
 Dhammapada XXIV: 345-346


Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang ke Savatthi untuk berpindapatta. Ketika mereka sedang mengumpulkan dana makanan, mereka melihat beberapa tawanan sedang diangkut dengan kaki dan tangan terikat rantai. Ketika tiba kembali di vihara, setelah mengingat apa yang telah dilihat di pagi hari, mereka bertanya kepada Sang Buddha apakah ada ikatan lain yang lebih kuat daripada itu.

Kepada mereka Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu! Ikatan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nafsu keinginan akan makanan dan pakaian, akan kekayaan, serta akan keluarga. Nafsu keinginan ribuan, ratusan ribu lebih kuat daripada rantai itu, borgol, dan kurungan. Itulah sebabnya mengapa orang bijaksana memotong nafsu dan meninggalkan keduniawian, serta memasuki pasamuan para bhikkhu.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 345 dan 346 berikut ini:

Orang bijaksana menyatakan bahwa
belenggu yang terbuat dari besi, kayu, ataupun rami tidaklah begitu kuat.
Tetapi, ikatan terhadap anak-anak, isteri, dan harta benda,
sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat.
(345)

Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu seperti itu amat kuat,
dapat melemparkan orang ke bawah, halus dan sukar untuk dilepaskan. Walaupun demikian,
para bijaksana akan dapat memutuskan belenggu itu, mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan,
serta melepaskan kesenangan-kesenangan indria.
(346)


]˜

Sumber:
Dhammapada Atthakatha —Kisah-kisah Dhammapada, Bhikkhu Jotidhammo (editor),
Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta, 1997.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar