CETANA ADALAH KAMMA
Misalnya saja, seseorang diserang dan
dibunuh secara kejam oleh sekelompok orang. Dalam perbuatan keji ini, hantaman
dan pukulan sebagian besar penyerangnya tidaklah begitu efektif, tetapi hanya
seorang diantara para penyerang itu, terdorong oleh keinginan kuat, dengan
kejam melancarkan serangan demi serangan dan menyebabkan kematian korban. Jadi
hanya satu orang ini saja yang menjadi sebab utaman tewasnya korban.
Demikian pula, ketika citta dan cetasika secara bersama melakukan perbuatan baik seperti derma (dana) atau melakukan perbuatan jahat
seperti membunuh (panatipata), cetana
diantara citta dan cetasika itulah yang paling kuat dan
giat melakukan perbuatan tersebut. Oleh karena itu, hanya kekuatan cetana yang tertinggal dalam kesinambungan
batin setiap makhluk.
Jadi, ketika kita mencoba menemukan siapa yang benar-benar
bertanggung jawab atas setiap perbuatan, jawabannya adalah cetana.
Oleh karena itu, ketika menyatakan
bahwa cetana yang bertanggung jawab,
Buddha berkata : “Cetanaham bhikkhave kammam vadami“ (Bhikkhu, cetana inilah
yang Kunyatakan sebagai kamma).
Berdasarkan pernyataan tersebut, perlu
dicatat bahwa ketika cetana sangat
kuat, kamma juga kuat; ketika cetana lemah, kamma juga lemah.
Sumber buku : Abhidhamma
sehari-hari – Ashin Janakabhivamsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar