Jumat, Juni 17, 2011

Dhamma Vibhaga I (Penggolongan Dhamma) Kelompok 9-10



DHAMMA VIBHAGA I
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
Kelompok 9-10


(Sumber : Dhamma Vibhaga - Penggolongan Dhamma;
oleh: H.R.H. The Late Patriarch Prince Vajirananavarorasa;
alih bahasa : Bhikkhu Jeto, Editor : Bhikkhu Abhipanno;
Penerbit : Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta; Cetakan Pertama 2002)


NAVAKA - KELOMPOK SEMBILAN

1. Sembilan Mala - noda-noda bathin:
1.  Kemarahan.
2.  Merendahkan kesucian dan perbuatan baik orang lain.
3.  Iri hati.
4.  Kekikiran.
5.  Munafik.
6.  Kesombongan.
7.  Berbohong atau ucapan tidak benar.
8.  Nafsu-nafsu rendah.
9.  Pengertian salah.

Vbh. 390 – 916


DASAKA - KELOMPOK SEPULUH

1. Sepuluh Akusalakammapatha- cara-cara perbuatan-perbuatan buruk.

1. Tiga macam Kayakamma - perbuatan-perbuatan secara jasmaniah.
1.Panatipata : menyebabkan kematian makhluk hidup; dengan kata lain, membunuh makhluk-makhluk hidup.
2.Adinnadana : mengambil barang-barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya, perbuatan seperti yang dilakukan oleh pencuri.
3.Kamesu micchacara : kelakuan salah berkenaan dengan seks.

2. Empat macam Vacikamma - perbuatan-perbuatan secara ucapan.
1.    Musavada : berbohong.
2.    Pisunavaca : memfitnah, membicarakan hal-hal yang jelek dari orang lain.
3.    Pharusavaca : ucapan dan kata-kata yang kasar.
4.    Samphappalapa : omong kosong dan pembicaraan yang tidak berguna.

3. Tiga macam Manokamma - perbuatan-perbuatan secara pikiran:
1.    Abhijha : serakah dan menginginkan barang orang lain.
2.    Byapada : ingin melukai atau merugikan orang lain
3.    Miccaha ditthi : bentuk-bentuk pengertian salah dan tidak sesuai dengan  Buddha Dhamma.

Sepuluh bentuk-bentuk Kamma ini adalah cara-cara yang merugikan dan tidak seharusnya dilakukan.

D. II. 320; D. III. 269; M. I. 286.

2. Sepuluh Kusalakammapatha - cara-cara perbuatan baik

1. Tiga macam Kayakamma - perbuatan-perbuatan secara jasmaniah:
1.    Panatipata veramani : menahan diri untuk tidak menyebabkan terbunuhnya makhluk hidup; dengan kata lain menahan diri dari pembunuhan.
2.    Adinanadana veramani : menahan diri dari mengambil barang-barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya.
3.    Kamesu micchacara veramani : menahan diri dari kelakuan seks yang salah.

2. Empat macam Vacikamma - perbuatan-perbuatan secara ucapan:
4.    Musavada veramani : menahan diri dari ucapan berbohong.
5.    Pisunavaca veramani : menahan diri dari ucapan memfitnah dan menjelek-jelekkan orang lain.
6.    Pharusavaca veramani : menahan diri dari ucapan dan kata-kata kasar.
7.    Samphappalapa veramani : menahan diri dari omong kosong dan ucapan yang tidak berguna.

3. Tiga macam Manokamma - perbuatan-perbuatan secara pikiran:
8.    Anabhijha : tidak serakah dan tidak menginginkan barang orang lain.
9.    Abyapada : tidak ingin melukai atau merugikan orang lain.
10. Samma ditthi : memiliki pengetian benar sesuai dengan jalan Dhamma.

Sepuluh bentuk-bentuk kamma ini adalah cara-cara yang membawa faedah dan sudah seharusnya dilakukan.

D. II. 322; D. III. 269; M. I. 287

3. Sepuluh Puññakiriyavatthu - dasar-dasar perbuatan berjasa.

  1. Danamaya : jasa yang diperoleh dengan memberikan dana.
  2. Silamaya : jasa yang diperoleh dengan menjaga sila (kelakuan bermoral).
  3. Bhavanamaya : jasa yang diperoleh dengan mengembangkan bhavana (perkembangan batin).
  4. Apacayanamaya : jasa yang diperoleh dengan berendah hati dan menghormati mereka yang lebih tua.
  5. Veyyavaccamaya : jasa yang diperoleh dengan membantu dan bersemangat di dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan.
  6. Patidanamaya : jasa yang diperoleh dengan memberikan kesempatan pada orang lain untuk ikut menikmati hasil perbuatan baik kita.
  7. Pattanumodanamaya : jasa yang diperoleh dengan menerima dan bergembira karena ikut menikmati hasil perbuatan baik orang lain.
  8. Dhammasavanamaya : jasa yang diperoleh dengan mendengarkan dhamma.
  9. Dhammadesanamaya : jasa yang diperoleh dengan memberikan khotbah dhamma.
  10. Ditthjukakamma : membenarkan pengertian yang salah.

Abhs: Bagian V - 8; D. A. III. 999.

4. Sepuluh macam dhamma di mana seorang Bhikkhu harus sering merenungkannya.

  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa : "Sekarang kedudukanku telah berbeda dari kedudukan orang awam, dan perbuatan serta kelakuan-kelakuanku haruslah sesuai dengan kedudukan seorang Samana". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa : "Kebutuhan-kebutuhan hidupku tergantung pada umat awam, dan saya harus menjadi seorang yang mudah dirawat dengan kebutuhan itu". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Bentuk-bentuk perbuatan badan jasmani dan ucapan yang akan saya lakukan harus lebih baik daripada apa yang sedang saya lakukan sekarang. Masih ada yang harus dilakukan dan apa yang telah dilakukan belum cukup". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa : "Apakah ia sudah cukup sempurna di dalam melakukan sila atau belum, dan apakah ia masih dapat mencela dirinya sendiri atau tidak". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Apakah seorang bijaksana dapat mengetahui sesuatu yang patut dikritik pada diri saya di dalam melaksanakan sila atau tidak". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Kita pasti akan berpisah dari hal-hal yang kita cintai dan hal-hal yang memberikan kesenangan pada kita". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Kamma seseorang itu adalah miliknya sendiri. Apabila seseorang melakukan perbuatan baik, maka ia akan menerima akibat yang baik; apabila seseorang melakukan perbuatan jahat, maka ia akan menerima akibat yang buruk". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Pada saat sekarang ini juga waktu terus berlalu dan apakah yang sedang saya lakukan". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Apakah saya senang tinggal di tempat-tempat yang sunyi atau tidak". 
  1. Seorang Bhikkhu harus sering merenungkan bahwa: "Apakah saya telah mengembangkan suatu sifat-sifat mulia atau belum, sehingga saya tidak akan merasa bingung apabila ditanya oleh kawan-kawan Bhikkhu di masa yang akan datang". 
A. V. 87.

5. Sepuluh macam Nathakaranadhamma - dhamma yang membantu dan melindungi.

  1. Sila : menjaga perbuatan-perbuatan secara jasmani dan ucapan, sehingga mereka benar dan pantas.
  2. Bahusacca : banyak mendengar dan memiliki pengetahuan luas.
  3. Kalyanamittata : memiliki kawan-kawan yang baik dan bijaksana.
  4. Sovacassata : menjadi seseorang yang mudah diajar dan dibimbing.
  5. Kimkaraniyayesudakkhata : memiliki kepandaian dan kemampuan. Rajin membantu dan memperhatikan pekerjaan sesama kawan Bhikkhu dan Samanera.
  6. Dhammakamata: menginginkan dhamma yang benar.
  7. Viriya : usaha yang bersemangat untuk meninggalkan perbuatan jahat dan untuk melakukan apa yang baik
  8. Santutthi : puas dengan apa yang telah dimiliki.
  9. Sati : mampu untuk mengingat apa yang telah dilakukan dan kata apa yang telah diucapkan walaupun telah lama sekali.
  10. Pañña : kebijaksanaan.

A. V. 25.

6. Sepuluh macam Kathavatthu - pembicaraan yang sesuai bagi para bhikkhu.

  1. Appicchakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah berkurangnya nafsu-nafsu keinginan.
  2. Santutthikatha : pembicaraan yang menjurus ke arah kepuasan dan kegembiraan dengan kebutuhan-kebutuhan hidup (paccaya) apapun yang telah diperoleh.
  3. Pavivekakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah kesunyian, baik jasmani maupun batin.
  4. Asamsaggakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah penghindaran terlalu banyak bergaul.
  5. Viriyarambhakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah keteguhan hati untuk berusaha dengan bersemangat.
  6. Silakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah pelaksanaan sila.
  7. Samadhikatha : pembicaraan yang menjurus ke arah pemusatan pikiran dan ketenangan batin.
  8. Paññakatha : pembicaraan yang menjurus ke arah timbulnya kebijaksanaan.
  9. Vimuttikatha : pembicaraan yang menjurus ke arah pembebasan pikiran dari kekotoran-kekotoran.
  10. Vimuttiñanadassanakatha: pembicaraan yang menjurus ke arah timbulnya pengetahuan dan pengertian akan pembebasan pikiran dari kekotoran-kekotoran. 
A. V. 129.

7. Sepuluh Anussati - sepuluh pokok perenungan :

  1. Buddhanussati : perenungan terhadap sifat-sifat mulia Sang Buddha.
  2. Dhammanussati : perenungan terhadap sifat-sifat mulia Dhamma.
  3. Sanghanussati : perenungan terhadap sifat-sifat mulia Sangha.
  4. Silanussati : perenungan terhadap kesucian sila kita sendiri.
  5. Caganussati : perenungan terhadap sifat kemurahan hati dan dana yang telah diberikan.
  6. Devatanussati : perenungan terhadap sifat-sifat mulia yang menjadikan seseorang terlahir di alam dewa.
  7. Maranasati : perenungan terhadap kematian yang tidak dapat dihindarkan oleh semua orang.
  8. Kayagatasati : perenungan terhadap seluruh bagian-bagian badan jasmani, sehingga seseorang dapat melihat corak yang sebenarnya, yaitu kotor dan menjijikan.
  9. Anapanasati : pemusatan pikiran pada keluar masuknya nafas; perenungan terhadap pernafasan.
10.  Upasamanussati : perenungan terhadap sifat tenang dari Nibbana, di   mana kilesa-kilesa dan dukkha telah berakhir.


Vism. I. 197.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar