Jumat, Desember 27, 2013

Paritta Suci Theravada (II. Tuntunan Puja Bakti) : 11. Mangala Sutta


11.    MANGALA SUTTA
(Sutta tentang Berkah Utama)

Pemimpin puja bakti :

Handa mayang manggalasuttang bhanama se.

Marilah kita membaca Sutta tentang Berkah .  

Bersama-sama :

Ewamme suttang.
Ekang samayang bhagawa ,
Sawatthiyang wiharati,
Jetawane anathapindikassa, arame.  

Atha kho annyatara dewata,
abhikkantaya rattiya abhikkantawanna
kewalakappang jetawanang obhasetwa,
Yena bhagawa tenupasangkami.

Upasangkamitwa Bhagawantang abhiwadetwa
ekamantang atthasi,
ekamantang thita kho sa dewata
bhagawantang gathaya ajjhabhasi :  

Bahu Dewa manussa ca
Manggalani acintayung
Akangkhamana sotthanang
Bruhi manggalamuttamang.

Asewana ca balanang
Panditanan ca sewana
Puja ca pujaniyanang
Etammanggalamuttamang.

Patirupadesawaso ca
Pubbe ca katapunnyata
Attasammapanidhi ca
Etammanggalamuttamang.  

Bahusaccan ca sippan ca
Winayo ca susikkhito
Subhasita ca ya waca
Etammanggalamuttamang.  

Matapitu-upatthanang
Puttadarassa sanggaho
Anakula ca kammanta
Etammanggalamuttamang.  

Danan ca dhammacariya1 ca
Natakanan ca sanggaho
Anawajjani kammani
Etammanggalamuttamang. 

Arati wirati papa
Majjapana ca sannyamo
Appamado ca dhammesu
Etammanggalamuttamang.  

Garawo ca niwato ca
Santutthi ca katannyuta
Kalena Dhammasawanang
Etammanggalamuttamang. 

Khanti ca sowacassata
Samananan ca dassanang
Kalena Dhammasakaccha
Etammanggalamuttamang.  

Tapo ca Brahmacariyanca
Ariyasaccana dassanang
Nibbanasacchikiriya ca
Etammanggalamuttamang.  

Phutthassa lokadhammehi
Cittang yassa na kampati
Asokang wirajang khemang
Etammanggalamuttamang. 

Etadisani katwana
Sabbatthamaparajita
Sabbattha sotthing gacchanti
Tantesang manggalamuttaman ti.

Demikian telah saya dengar.
Pada suatu ketika Sang Bhagava
Berdiam di Jetavana,
Arama milik hartawan Anathapindika,
Di dekat kota Savatthi.

Saat itulah sesosok dewa, ketika hari menjelang pagi,
Dengan bercahaya cemerlang menerangi seluruh Jetavana,
Mengunjungi Sang Bhagava.

Setelah datang, menghormat Sang Bhagava,
Ia berdiri di satu sisi yang layak.

Dengan berdiri di satu sisi yang layak itulah,
Ia memohon Sang Bhagava dengan syair berikut ini :

Banyak dewa dan manusia
Yang mengharapkan kebahagiaan,
Mempersoalkan tentang berkah.
Mohon uraikan, apakah berkah utama itu.

Tak bergaul dengan orang-orang dungu,
Bergaul dengan para bijaksanawan,
Dan menghormat yang patut dihormat,
Itulah berkah utama.

Bertempat tinggal di tempat yang sesuai,
Memiliki timbunan kebajikan di masa lampau,
Dan membimbing diri dengan benar,
Itulah berkah utama.

Berpengetahuan luas, berketerampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Dan bertutur kata dengan baik,
Itulah berkah utama.

Membantu ayah dan ibu,
Menunjang anak dan istri,
Dan bekerja dengan sungguh-sungguh,
Itulah berkah utama.

Berdana, melakukan kebajikan,
Menyokong sanak saudara,
Dan tidak melakukan pekerjaan tercela,
Itulah berkah utama.

Menjauhi, menghindari perbuatan buruk,
Menahan diri dari minuman keras,
Dan tak lengah melaksanakan Dhamma,
Itulah berkah utama.

Memiliki rasa hormat, berendah hati,
Merasa puas dengan yang dimiliki, ingat budi baik orang,
Dan mendengarkan Dhamma pada waktu yang sesuai,
Itulah berkah utama.

Sabar, mudah dinasehati,
Mengunjungi para petapa,
Dan membahas Dhamma pada waktu yang sesuai,
Itulah berkah utama.

Bersemangat dalam mengikis kilesa2( pengotor-batin ), menjalankan hidup suci,
Menembus Empat Kebenaran Mulia,
Dan mencapai Nibbana,
Itulah berkah utama.

Meski disinggung oleh hal-hal duniawi3
Batin tak tergoyahkan,
Tiada sedih, tanpa noda, dan penuh damai,
Itulah berkah utama.

Setelah melaksanakan hal-hal seperti itu,
Para dewa dan manusia tak akan terkalahkan dimana pun,
Mencapai kebahagiaan dimana pun berada.
Itulah berkah utama bagi para dewa dan manusia.
______________
1 Dhammacariya artinya melaksanakan Dhamma; ' Dhamma' dalam hal ini adalah 10 jalan perbuatan bajik (dasakusalakammapatha).

2 Kilesa : pengotor batin.

3 Delapan Kondisi Alam:
1.     labha (mendapatkan),
2.     alabha (tak mendapatkan),
3.     yasa (berkedudukan/berketenaran),
4.     ayasa (tak berkedudukan/tak beketenaran),
5.     ninda (hujatan),
6.     pasangsa (sanjungan),
7.     sukha (kebahagiaan),
8.     dukkha (penderitaan).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar