Sabtu, Maret 29, 2014

Agama Apa Ini ? (Bagian : 1)

AGAMA APA INI ?
Oleh: Dr. K. Sri Dhammananda Nayaka Mahathera
Naskah asli berjudul:
What this Religion?
Diterjemahkan oleh: Wartono
Dibantu oleh Bapak Budhiarta, B. Sc.


PESAN UNTUK SEMUA ORANG

Setiap orang harus beragama dan agama itu harus merupakan agama yang sejalan dengan pemikiran intelektual. Tanpa suatu agama, manusia menjadi bahaya di dalam masyarakat. Para ilmuwan dan ahli ilmu jiwa telah memperluas wawasan kita, tetapi mereka tidak memberikan suatu tujuan hidup kepada kita. Hanya agamalah yang dapat memberikan tujuan hidup kepada kita. Oleh karena itu, manusia harus memilih agama yang rasional dan bersifat ilmiah sesuai dengan keyakinannya. Tak seorangpun hendaknya memanfaatkan kemiskinan, kebutahurufan, atau perasaan emosional manusia untuk memaksa orang lain untuk menerima suatu agama tertentu.

Manusia hendaknya bebas memilih agamanya sendiri sesuai dengan kesukaan dan kemampuan intelektualnya. Menganut suatu agama secara membuta, tanpa suatu pengertian, akan mengaburkan nilai-nilai spiritual agama itu. Manusia bukanlah binatang. Mereka memiliki kecerdasan dan akal sehat untuk membedakan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Mereka dapat menyeseuaikan diri mereka sendiri dengan keadaan di sekitarnya. Oleh karena itu, mereka dapat memilih suatu agama yang secara logis sehat dan dapat membangkitkan semangat.

JALAN TENGAH

Agama yang diperkenalkan dalam artikel ini adalah suatu sistem pendidikan ilmiah yang diungkapkan kepada dunia sekitar dua puluh lima abad yang lalu oleh seorang guru yang telah mencapai pencerahan sempurna dan penuh dengan kasih sayang. Agama ini dikenal juga sebagai “Jalan Tengah”, jalan hidup yang selaras, sistem filsafat etika dan suatu agama yang berkebebasan serta beralasan. “Janganlah berbuat kejahatan, berbuatlah kebaikan dan sucikanlah pikiran”.

Perilaku moral warga masyarakat memainkan peranan yang sangat penting dalam agama ini. Guru Agungnya pernah mengatakan, “Ajaranku tidak untuk datang dan percaya, tetapi datang, lihat, dan laksanakan”. Ini mendorong orang-orang untuk mempelajarinya sepenuhnya dan dengan demikian memungkinkan mereka menggunakan pertimbangan sendiri untuk memutuskan apakah mereka akan menerima ajaran itu atau sebaliknya. Tak seorangpun diminta datang untuk memeluk agama ini tanpa terlebih dahulu memilki pengertian tentang ajaran ini.

Upacara-upacara dan ritual-ritual yang berlebihan tidak mempunyai nilai atau arti penting keagamaan sejati. Tak ada kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek takhayul atau doktrin rahasia dalam agama ini. Segalanya terbuka untuk dipilih oleh orang yang berkebebasan untuk menyelidiki dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bilamana mereka ingin melenyapkan kesangsian-kesangsian mereka. Menurut pendiri agama besar ini, seseorang hendaknya tidak mempercayai sesuatu semata-semata hanya karena suatu hal itu telah diajarkan oleh seorang guru besar, atau karena telah diterima sebagai tradisi, tetapi seseorang hendaknya menggunakan akal sehat dan kecerdasan, dan menerimanya hanya jika hal itu bermanfaat dan pantas untuk dilakukan.

Agama ini mengajarkan bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan yang terdiri atas Pengertian benar, Pikiran benar, Ucapan benar, Perbuatan benar, Penghidupan benar, Daya upaya benar, Perhatian benar, dan Pemusatan pikiran benar, sebagai Jalan Tengah yang unik untuk melenyapkan penderitaan hidup, yang dialami oleh semua makhluk dalam pengembaraannya.

Jalan Tengah ini bukanlah suatu jalan untuk bersifat metafisik ataupun suatu jalan ritualistis; bukanlah dogmatisme, bukan skeptisme, bukan kemelekatan pribadi, bukan pengorbanan pribadi; bukanlah ajaran eternalisme atau nihilisme; jalan ini adalah suatu jalan pencerahan, suatu sarana pembebasan dari penderitaan. Agama ini tidak pernah mengajarkan bahwa umat manusia menderita dalam dunia ini karena “dosa-dosa” yang dilakukan oleh para leluhur; sebaliknya, setiap orang membawa jasa baik atau keburukan masing-masing. Manusia semata-semata bertanggung jawab atas penderitaan atau kebahagiaan dirinya sendiri.

Orang yang mengikuti Jalan Tengah ini yang diperkenalkan oleh agama ini niscaya akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

MEMETIK APA YANG ANDA TABURKAN

Agama ini memenuhi aspirasi-aspirasi manusia yang sangat dalam dan agung dan bahkan dapat menahan tekanan dan ketegangan kehidupan manusia setiap hari dengan membantunya dalam hubungan mereka dengan sesamanya, di samping memberikan tujuan hidup. Agama ini tidak menanamkan ketakutan pada warga masyarakat. “Kebaikan akan menghasilkan kebaikan dan kejahatan akan menghasilkan kejahatan”.

“Setiap perbuatan mendatangkan akibat”. Ini adalah hukum yang universal.

Agama ini benar-benar sejalan dengan hukum-hukum ini sehingga orang harus “memetik apa yang mereka taburkan”. Perbuatan-perbuatan jahat dilakukan oleh orang-orang karena keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan. Kelemahan tersebut hanya dapat diatasi melalui penyadaran diri sendiri. Dengan alasan ini, agama ini mengatakan : “Kita adalah hasil dari apa yang pernah kita lakukan dan akan menjadi hasil dari apa yang kita lakukan”.

Menurut ajaran ini, sebab dan akibat memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan. Dalam lingkaran sebab akibat, suatu sebab pertama tak dapat dibayangkan karena sebab pertama menjadi akibat dan suatu akibat pada gilirannya akan menjadi sebab.

SEORANG GURU AGUNG

Pendiri agama yang unik ini bukanlah suatu mitos, melainkan seorang guru agung yang benar-benar hidup di dunia ini. Beliau tidak pernah mencoba memperkenalkan dirinya sebagai makhluk adikodrati, tetapi sebagai makhluk biasa yang telah menyelami kebenaran, rahasia kehidupan dan sebab penderitaan dan kebahagiaan yang sebenarnya. Sekarang guru agung ini tidak hanya dihormati oleh ratusan juta pengikutnya, tetapi juga oleh setiap orang yang beradab dan berakal di seluruh dunia. Manusia mulia, pembebasan, pembaharuan sosial, demokrat, pendorong dan pemberi inspirasi dalam kehidupan yang jauh lebih luhur, beliau wafat pada usia 80 tahun , dengan meninggal pesan bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dalam keadaan sekarang ini maupun keadaan yang akan datang dan akhirnya untuk mencapai kebahagiaan yang langgeng.

Guru agung ini menyenangkan orang yang putus asa dengan kata-kata menghibur. Beliau menolong orang yang miskin dan terlantar. Beliau memuliakan kehidupan mereka yang tertipu dan membersihkan kehidupan kota kaum penjahat. Beliau mendorong mereka yang lemah, menyatukan mereka yang terpecah, menerangi mereka yang dihinggapi ketidaktahuan, menjernihkan mistik, membimbing mereka yang mau dibimbing, mengangkat kaum hina dan menghargai kaum yang mulia. Baik orang kaya maupun orang miskin, orang suci maupun orang jahat sama-sama mencintai-Nya. Para raja yang lalim atau raja yang budiman, pangeran, para jutawan yang murah hati dan kikir, para sarjana yang sombong atau yang rendah hati, fakir miskin, pemakan bangkai, para algojo, para pelacur yang hina – semuanya mendapat manfaat melalui ujar-ujar kebijaksanaan dan welas asih-Nya.

Teladan mulia-Nya merupakan sumber aspirasi bagi kita semua. Wajahnya yang tenang dan damai benar-benar menyejukkan pandangan mata yang saleh. Pesan-Nya tentang perdamaian dan toleransi disambut oleh semua orang dengan suka cita yang tak terlukiskan dan selalu menguntungkan setiap orang yang mendapat kemujuran untuk mendengar dan melaksanakannya. Kemauan-Nya yang membaja, kebijaksanaan-Nya yang mendalam, cinta universal, welas asih yang tak terbatas, pelayan tanpa pamrih, pelepasan duniawinya yang histeris, kesucian-Nya yang sempurna, kepribadian-Nya yang magnetis, cara-cara teladan yang digunakan, untuk menyebarkan ajaran-Nya dan sukses akhir Beliau – semua itu telah mendorong sekitar seperlima penduduk dunia sekarang ini untuk menyambut guru ini sebagai Guru Besar Keagamaan Utama mereka.

Guru yang mulia ini mengorbankan kebahagiaan duniawi-Nya untuk kepentingan umat manusia yang menderita untuk mencari kebenaran guna menunjukkan jalan pembebasan dari penderitaan. Beliau mengunjungi orang-orang miskin, sementara para raja dan para menteri mengunjungi beliau. Selama 45 tahun setelah pencapaian penerangan sempurna, Beliau mengabdikan hidup-Nya demi umat manusia yang menderita.

Guru Agung ini tidak pernah merasa khawatir dan tidak akan menanamkan kekhawatiran kepada siapapun. Ini adalah salah satu prinsip yang harus dikembangkan di dalam dunia kita yang dilanda peperangan ini, tempat satu-satunya hal yang paling berharga – yaitu kehidupan sampai-sampai dikorbankan di atas kekuatan biadab yang dilengkapi dengan sifat menakut-nakuti, kecurigaan dan kebencian.

Beliau adalah ilmuwan sempurna dalam bidang kehidupan; begitu pengaruh Beliau sehingga ajaran-ajaran-Nya dianggap sebagai agama bercorak ilmu pengetahuan. Beliau melihat manusia itu melalui penelitian yang seksama dalam arti Nama Rupa dan membuktikan kemampuan sejati manusia di atas landasan Kebenaran. Beliau memancarkan secercah cahaya Penerangan Agung yang menguak kegelapan ketidaktahuan.

Sebagai seorang moralis, Beliau mempunyai aturan disiplin termulia dan Beliau adalah teladan sempurna dari semua kebajikan yang Beliau khotbahkan.

Tak pelak lagi Beliau adalah guru agama yang paling meyakinkan meskipun tidak menggunakan unsur-unsur menakut-nakuti sebagai cara memperoleh pengikut.

Beliau adalah pelayan yang paling rendah hati dilihat dari segi kemanusiaan, penuh keseimbangan jiwa terhadap pujian atau celaan, dan tak tergoyahkan oleh penderitaan yang sangat parah sekalipun.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar