Jumat, Maret 21, 2014

Sebutir Pil Pahit Untuk Kita Semua

SEBUTIR PIL PAHIT UNTUK KITA SEMUA

Aku melihat saudaraku melalui mikroskop kritik
Dan aku berkata, “ Betapa kasarnya saudaraku itu !”
Aku melihatnya melalui teleskop penghinaan
Dan aku berkata, “Betapa kecilnya saudaraku itu !”
Kemudian aku melihat ke cermin kebenaran
Dan aku berkata, “Betapa miripnya saudaraku itu dengan diriku.”
( Bolton Hall )

Kalimat-kalimat di atas menggambarkan sifat kehidupan kita. Lingkungan kita adalah pantulan dari pikiran dan kepercayaan kita. Setiap orang masing-masing memberikan pengaruh, besar atau kecil kepada lingkungannya. Misalnya kita membenci seseorang, lalu kita menceritakannya kepada orang lain. Kebencian itu akan merambat ke orang lain, lama-kelamaan di sekitar kita akan penuh dengan kebencian. Kita dan orang-orang di sekitar kita saling mempengaruhi, oleh karena itu jika kita menyalahkan orang lain, menjelek-jelekan orang lain, maka itu berarti kita juga menjelek-jelekan kita sendiri.

Melihat kesalahan orang lain, sekecil apapun itu, adalah hal yang mudah dilakukan, tetapi biasanya kita tidak menyadari kesalahan kita sendiri. Kita mudah sekali menuding orang lain berbuat salah, tetapi kadang kala kita lupa mungkin kita juga melakukan kesalahan yang sama, mungkin kita juga punya andil dalam kesalahan itu. Misalnya kita menyelenggarakan suatu acara dan ternyata acara itu tidak seperti yang kita harapkan, lalu kita mulai mengatakan, “Teman-teman yang lain tidak membantu, ketua panitia tidak bekerja dengan sunguh-sungguh, dsb.” Karena terlalu sibuk mencari-cari kesalahan kita lupa bertanya pada diri sendiri sudahkah kita memberikan yang terbaik ? Jika teman-teman lain tidak bekerja, mengapa bisa seperti itu ? Apakah bukan karena kita tidak meminta bantuan mereka ? Atau mereka ingin membantu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan, dalam hal ini mungkin kita kurang terbuka terhadap mereka.

Dalam kehidupan ini kita tidak bisa menghindari kritikan dari  orang lain. Tidak ada seorangpun yang selalu dipuji dan tidak ada yang selalu dikritik atau disalahkan. Jika kita disalahkan, dikritik oleh orang lain kita seharusnya berpikir apakah memang kita salah ? Kita tidak boleh membenci orang yang mengkritik kita, tidak semua orang yang mengkritik kita adalah musuh. Motivasi orang dalam melontarkan kritikan bermacam-macam, ada yang memeng bermaksud baik, ada yang ingin menjatuhkan, ada yang mengkritik untuk kepuasan/ kesenangan, ada yang merasa bangga bisa menemukan kesalahan orang lain. Terlepas dari semua motivasi itu, selama kritikan itu baik dan benar, maka dapat dijadikan pemacu semangat kita, jika kritikan itu tidak benar kita tidak perlu berkecil hati. Jangan sampai usaha kita terhalang olehnya. Pujian menimbulkan kebanggan, membuat kita cepat merasa puas, seperti gula-gula yang rasanya manis tetapi membuat kita sakit. Tetapi kritikan membuat kita terpacu untuk berusaha lebih baik lagi, seperti pil yang pahit yang menyembuhkan sakit. Kita tidak bisa hanya merasakan gula-gula terus-menerus, kita juga perlu merasakan pil pahit agar kita selalu terpacu untuk maju.

Sumber :
“Why Worry” - Ven.K. Sri Dhammananda


-oOo-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar