Selasa, September 15, 2009

ALAM SEMESTA

Disusun oleh : Tanhadi 

Dapat dikatakan, hampir setiap agama memiliki mitos yang mencoba menerangkan asal-mula dan segi-segi alami dari alam semesta.

Babilonia kuno, yang mengatakan bahwa dewa-dewa yang paling awal adalah Absu dan Tiamat yang merupakan dewa air tawar dan dewi air asin. Dari perkawinan mereka lahirlah dewa-dewa yang lain seperti Ea, Enlil dan lain sebagainya. Kemudian terjadi perselisihan dan peperangan antara Absu dan Tiamat melawan anak-anaknya. Absu kemudian berhasil dibunuh sehingga tinggal Tiamat yang masih hidup. Kemudian Tiamat menciptakan sepasukan monster untuk mengalahkan pasukan para dewa yang merupakan anak-anaknya. Pasukan para dewa yang dipimpin Marduk pada akhirnya berhasil mengalahkan dan membunuh Tiamat. Selanjutnya Marduk menjadi dewa yang paling berkuasa pada Pantheon Babilonia kuno. la kemudian menciptakan dunia ini beserta manusia dan hewan untuk melayaninya.

Mesir kuno mempercayai bahwa Dewa Khnumm menciptakan alam-semesta kemudian membuat manusia dari tanah liat, lalu Dewi Hathor meniupkan hidup kepada mereka.

Yunani kuno mempercayai, bahwa segala sesuatu dibuat oleh Oceanus, air yang pertama.

Yahudi kuno serta kaum Kristen memiliki dua legenda penciptaan, keduanya tercatat di kitab Bible.

Yang pertama mengatakan ;

* Bahwa  Hebrew  menciptakan  alam  semesta  serta terang dan gelap pada hari pertama, air dan daratan kering pada hari ke dua, semua tumbuhan pada hari ke tiga, matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat, semua burung dan hewan pada hari ke lima, lalu laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam.

Legenda penciptaan yang ke dua menyebutkan;

* Bahwa Tuhan membuat bumi, lalu laki-laki pertama, lalu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, lalu terakhir seorang wanita.

Cina kuno mempercayai Wan Ku memahat alam-semesta yang sebelumnya berantakan, setelah mati tulangnya berubah menjadi bukit, dagingnya menjadi tanah, gigi-nya menjadi kandungan logam dan seterusnya, keseluruhan kejadian itu berjalan selama 18.000 tahun.

Demikian pula, setiap agama mempunyai pemahaman yang berbeda menyangkut umur dan luas alam semesta, tapi kebanyakan masih dalam jangkauan pikir manusia. Kitab Bible misalnya, menunjukkan bahwa alam semes-ta berumur beberapa ribu tahun. Sesuai pergantian zaman lalu mitos dan legenda, kemudian terganti oleh penelitian alam semesta ilmiah yang modern.

Perkembangan dari Ilmu Fisika modern saat ini telah sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta tidak berawal secara serentak. Alam semesta secara berkesinambungan berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, terbentuk dan hancur, suatu proses tanpa awal dan akhir. Dengan sendirinya, bila dinyatakan, bahwa bila alam semesta berawal secara serentak, maka diperlukan energi awal yang terjadi dari sesuatu yang tidak ada dan hal ini jelas bertentangan dengan kaidah ilmu pengetahuan.
Alam semesta (universe) yang terbayang dalam benak orang awam biasanya adalah tentang luar angkasa, planet-planet, bintang, tata surya, galaksi, dan sebagainya. Alam semesta adalah suatu tempat yang sangat luas, di mana semua benda, materi, makhluk, atau apa saja yang pernah kita ketahui ataupun belum kita ketahui terdapat di dalamnya. Namun, apakah hanya sebatas itu gambaran kita (sebagai Buddhis) tentang alam semesta?
Jika  kita  mau  sedikit mengeksplorasi literatur-literatur Buddhisme, maka kita mungkin akan takjub karena ternyata Sang Buddha telah mampu mendeskripsikan dan menguraikan segala sesuatu tentang alam semesta dengan begitu rinci dan jauh.
Ilmu pengetahuan (sains) memang telah melahirkan banyak teori dan penjelasan mengenai asal usul dan komposisi alam semesta. Sebagian dari kita semua sudah banyak belajar sains di bangku pendidikan, dan kemudian kita menjadi tahu bahwa alam semesta menyimpan banyak sekali misteri. Buddha Dhamma memecahkan semua misteri tentang alam semesta dan membuat kita semakin memahami bagaimana sesung-guhnya kehidupan di alam semesta ini berjalan.
Alam semesta merupakan sebuah ruang  yang sangat besar, terisi dengan banyak hal yang bisa mengejutkan kita, termasuk hal-hal yang jauh dari bayangan kita. Pada abad ke-19, Immanuel Kant dan La Place menyatakan teori Kabut atau teori Nebula tentang alam semesta. Teorinya disempurnakan oleh van Wizzacker (1944) dan G.P. Kuiper (1951) menjadi teori Kondensasi. Menurut teori ini, kabut gas dan debu terdiri dari helium dan hidrogen. Bahan kabut ini hilang ke dalam jagad raya dan sisanya terus mendingin. Karena pendinginan maka terus menyusut dan mulai berputar. Selama proses ini bentuknya berubah menjadi bulat pipih dan akhirnya menjadi seperti cakram. Selama menyusut dan berputar, bahan di bagian luar tertinggal. Bahan ini merupakan pembentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Massa intinya menjadi matahari. Menurut teori ini, alam jagad raya terdapat banyak sekali tata surya.


Teori kosmologi modern dimulai oleh Friedman pada tahun 1920 dan dikenal juga sebagai Model kosmologi standar. Model kosmologi standar dimulai dengan prinsip dalam skala besar alam semesta homogen dan  sotropis serta pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Model ini juga menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat.

Namun sesungguhnya, alam semesta yang kita lihat saat ini berbeda jauh dengan masa lalu. Jika manusia  mengalami yang namanya pertumbuhan dari bayi sampai dewasa, alam semesta juga demikian. Di awal sejarahnya, alam semesta merupakan daerah yang sangat panas dan padat. Suatu keadaan yang berbeda jauh dari alam semesta yang ada saat ini yang sudah sangat layak menjadi tempat hunian.

Jika kita menelaah ke masa lalu, maka akan ditemukan pada saat awal sejarah alam semesta, keadaannya yang panas tidak memungkinkan adanya atom, karena elektron bergerak bebas dan pada keadaan yang lebih awal lagi, nuklir terpisah menjadi proton dan netron, dan alam semesta merupakan plasma yang luar biasa panas yang terdiri dari partikel-partikel sub nuklir. Jika kita telusuri lebih jauh lagi ke awal alam-semesta maka akan ditemukan kalau alam semesta memiliki titik awal yang dikenal sebagai dentuman besar atau ledakan besar (Big bang).


Teori Dentuman Besar atau Big Bang dicetuskan pertama kali oleh Georges LemaĆ®tre (Fisikawan Belgia dan juga Pendeta Katolik, 1894–1966) pada tahun 1931.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan maha dahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya di alam semesta ini. Para ilmuwan juga percaya bahwa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori Relativitas Umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.

Konsekuensi alami dari teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkira
an bahwa alam semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu alam semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengkerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, alam semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun.

Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengem-bang dan mendingin. Alam  semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per-seribu juta tahun. Alam semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil, dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata alam semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi. Berbagai macam energi yang ada di alam semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di alam semesta ini adalah tepat nol.

EVOLUSI BINTANG

Dalam teori Evolusi bintang, disebutkan bahwa bintang-bintang yang ada di alam semesta mengalami kehancuran melalui sebuah proses reaksi nuklir (pembakaran) yang disebut supernova. Sepintas supernova merupakan tahap akhir dari kehidupan sebuah bintang. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa bintang-bintang dan planet pengiringnya juga dilahirkan dari keruntuhan gravitasi onal awan gas dan debu antar bintang. Dengan demikianSupernova selain merupakan akhir dari riwayat sebuah bintang, di sisi lain juga merupakan pemicu tahapan evolusi bintang yang melahirkan bintang-bintang baru. Banyak dari elemen-elemen berat yang dihasilkan selama hidup sebuah bintang atau setelah meledak menjadi sebuah supernova tersebar di ruang antar bintang. Sebagian dari "debu bintang" ini bergabung dengan gas yang runtuh dan membentuk bintang lain di suatu tempat.

Milyaran tahun kemudian, generasi bintang-bintang berikutnyapun terlahir. Masing-masing bintang bisa dikelilingi oleh lingkaran gas dan debu yang dapat menyatu dan membentuk planet berisi elemen-elemen berat seperti kalsium, karbon, dan besi. Adalah kenyata-an yang menakjubkan bahwa kita semua tersusun dari elemen-elemen itu. Nitrogen dalam DNA kita, kalsium dalam tulang dan gigi kita, dan besi dalam darah kita, semua atom yang membentuk tubuh kita, terbentuk milyaran tahun yang lalu di perapian yang berasal dari keruntuhan sebuah bintang. Kita semua terbuat dari materi bintang.

DUNIA LAIN

Dalam pengetahuan modern, penemuan-penemuan ilmiah, kita semua dapat memahami bahwa keterbatasan-keterbatasan dunia manusia dan hipotesis mengenai sistem-sistem dunia lain (luar) adalah mungkin sekali keberadaannya dalam bagian lain dari alam semesta. Keberadaan sistem-sistem dunia lain tersebut telah dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern (science). Bagaimanapun, para ilmuwan modern sekarang sedang menyusun hipotesis bahwa terdapat kemungkinan adanya bentuk kehidupan lain di planet-planet lain.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern yang sangat pesat, kita mungkin segera dapat menemukan adanya kehidupan pada planet-planet lain di posisi terjauh dari galaksi kita. Mungkin juga kita akan mendapati bahwa bentuk-bentuk kehidupan tersebut memiliki kesamaan hukum dengan kehidupan kita. Mereka bisa saja berbeda secara fisik dengan kita dari penampilan, elemen-elemen penyusunnya, atau komposisi kimianya, dan hidup di dalam dimensi yang berbeda pula. Mereka juga mungkin jauh lebih hebat atau lebih lemah dari manusia. Mengapa planet Bumi menjadi satu-satunya planet yang memiliki bentuk-bentuk kehidupan, Sedangkan Bumi adalah sebuah bintik yang sangat kecil di dalam sebuah alam semesta yang sangat besar ?. 

Sir James Jeans, seorang pakar astrofisika terkemuka, memperkirakan bahwa seluruh alam semesta terdiri dari sekitar satu milyar kali lebih besar dari luas area antariksa yang dapat dilihat melalui teleskop. Dalam bukunya, The Mysterious Universe, dia menyatakan bahwa jumlah total penemuan alam semesta mungkin seperti jumlah butiran pasir yang terdapat di pantai laut di seluruh dunia. Ketika kita terus menimbang- nimbang keluasan alam semesta ini, yang kita sebut 'luar angkasa', hipotesis mengenai apakah sistem sistem dunia lain sungguh-sungguh ada adalah sangat mungkin secara ilmiah.

Dalam penemuan ilmiah modern, kita dapat memahami keterbatasan-keterbatasan dunia manusia. Kini ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa dunia manusia berada dalam pembatasan frekuensi-frekuensi yang bergetar yang dapat diterima oleh indera kita. Di sisi lain, ilmu pengetahuan juga menunjukkan bahwa terdapat getaran frekuensi-frekuensi yang lain yang berada di atas atau di bawah jangkauan penerimaan oleh indera kita. Dengan penemuan gelombang radio, sinar X, dan gelombang mikro, kita dapat menyadari bahwa keterbatasan penglihatan kita yang telah  'diperdaya' oleh organ indera kita. Kita menegok alam semesta melalui celah yang hanya mampu dilihat oleh indera kita, seperti halnya seorang anak kecil yang mengintip melalui lubang kunci sebuah pintu. Kesadaran dari keterbatasan persepsi kita menunjukkan kepada kita kemungkinan akan adanya sistem-sistem dunia lain yang terpisah dari dunia kita atau yang terinterpenetrasi dengan dunia kita.

Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

1 komentar:

  1. nice artikel gan

    http://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/news-promo/news/kelebihan-miliki-grand-new-avanza-sebagai-mobil-keluarga/#news

    BalasHapus