by : tanhadi
Bagi kita yang masih ingin membangun sebuah bahtera rumah tangga, harus diakui bahwa sangatlah sulit untuk melepas kemelakatan ini..., karena selanjutnya akan banyak penghalang kehidupan yang menanti dihadapan anda yang berupa kewajiban-kewajiban al: mencari nafkah, memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kesejahteraan lain2 bagi anak dan isteri.
Lalu apakah semua umat Buddhis harus hidup men-Jomblo ? tentu saja tidak demikian pengertiannya , karena hidup adalah pilihan..., setelah menetapkan sebuah pilihan.., Berjuanglah dengan sungguh-sungguh dengan tetap memelihara perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh Pikiran, ucapan dan perbuatan jasmani. Sedangkan yang jelek-jelek di peti kemaskan saja !
Keterlibatan batin dan jasmani, senantiasa seiring dengan keinginan-keinginan yang semakin tumbuh dan berkembang dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda...dan inilah kenyataan hidup kita saat ini, mengapa harus dipungkiri, mengapa pula harus dihindari ? Hadapi saja-lah......karena menghindar adalah bersifat sementara yang semu adanya, ia sewaktu-waktu akan muncul lagi bila situasi dan kondisinya tepat.
Kita tidak perlu munafik dan bersembunyi di balik Buddha Dhamma dengan memutar balikkan fakta kehidupan kita saat ini, Buddha Dhamma hanyalah berfungsi sebagai " Penunjuk Jalan" menuju kesempurnaan hidup yang hakiki.., kita-lah sang pelaku kehidupan ini ..., Disadari atau tidak disadari sesungguhnya Fakta hidup dan kehidupan kita sebagai umat awam ini telah banyak "melenceng" dan melanggar Dhamma dan Vinaya-Nya...
Yah...sudahlah...., yang terpenting adalah ; kita telah menyadari bahwasanya kita sebagai umat awam masih belum dapat menerapkan semua Ajaran-ajaran Mulia dari Sang Buddha ini, Namun paling tidak..., kita telah mengerti dan memahami inti Ajaran Agung Sang Buddha dan kita telah berupaya keras, tulus dan bersungguh-sungguh melaksanakannya , untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi disetiap langkah perbuatan yang dilakukan oleh Pikiran , ucapan dan perbuatan jasmani kita dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu Cara yang dapat membantu untuk mengurangi kemelekatan itu adalah :
"Penyadaran sepenuhnya bahwasanya segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami perubahan dan tidak kekal adanya "
Sehingga....., didalam Pikiran kita akan selalu tertanam pengertian bahwa;
- Apapun yang kita miliki, suatu saat nanti akan berubah menjadi bukan milik kita lagi..
- Apapun dan siapapun yang pernah datang, ia pasti akan pergi lagi...,
- Apapun bentuk sebuah Cinta-kasih yang telah kita berikan, berikanlah tanpa berharap sebuah balasan darinya...
maka:
Raihlah sesuatu itu bila memang pantas untuk diraih, lepaskanlah sesuatu itu bila memang pantas untuk dilepas .. tidak perlu dipaksakan, tapi amatilah dan sadarilah ....dan tetaplah pada jalur Dhamma dan Vinaya-Nya .
Salam Metta,
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar