Kamis, Januari 19, 2012

Pengantar


PENGANTAR

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa


Dhamma ( Dharma ) adalah Ajaran Kebenaran yang pernah diucapkan oleh Sang Buddha ± 2.550 tahun yang lalu, yang meliputi tentang kehidupan  duniawi, fenomena alam dan kosmik, moral, spiritual, disiplin, pengetahuan  kearifan, kebijaksanaan, etika dan Pencerahan sempurna.

Topik yang dipilih oleh penyusun adalah merupakan Pokok Pokok Dasar Pemahaman dari seluruh Ajaran Sang Buddha tentang Ketuhanan, Kamma , Tumimbal lahir, Empat Kebenaran Mulia, Tiga corak Umum, Paticcasamuppada dan Nibbana, yang pada umumnya masih banyak umat Buddha sendiri belum memahami hal-hal tersebut diatas bahkan cenderung berpemahaman keliru, antara lain seperti yang sering kita dengar bahwasanya ; Hukum kamma adalah hukum pembalasan atas perbuatan jahat seseorang yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang sampai anak-cucu dan cicit ; Hukum kamma adalah takdir ; Hidup manusia didunia ini hanya sekali, kelak setelah mati akan masuk surga atau neraka dsb. Demikian pula masih banyak umat Buddhis yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain, sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.

Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tipitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang : Alam Semesta, Kejadian Bumi dan Manusia, Kehidupan Manusia di Alam Semesta, Kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan. Namun hal-hal tersebut tidak kami bahas lebih lanjut dalam buku ini.

Tentu saja, kita tidak dapat mencapai Pencerahan Sempurna secara instan dengan hanya membaca buku-buku agama Buddha sampai kita benar-benar telah mempraktikkannya dan mengalaminya sendiri. Akan tetapi paling tidak pembahasan Buddha Dhamma ini dapat membantu kita agar senantiasa menjaga perilaku/perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, ucapan dan jasmani, refleksi diri, dan berpengetahuan benar tentang Buddha Dhamma.


Sadhu..Sadhu..Sadhu...,

Penyusun,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar