Minggu, April 25, 2010

PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN

Oleh: Bhikkhu Saddhaviro
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa


Pengantar

Jika kita bertanya kepada setiap orang yang kita jumpai dalam perjumpaan hidup ini, apakah ingin maju dan sukses ataukah tidak, maka tidak ada orang yang tidak ingin maju dalam berbagai aspek kehidupannya. Semua orang akan menjawab pertanyaan kita dengan jawaban sama, saya ingin maju untuk mengelola usaha, harmonis dalam berkeluarga, bermasyarakat dan lain sebagainya. Namun kenyataan hidup, tidak sama dengan adanya keinginan hidup, karena banyak orang yang kita jumpai dan kita tanya, mereka belum memperoleh kemajuan hidup juga. Justru kemunduran moral semarak terjadi di berbagai aspek kehidupan. Ambil contoh saja kasus Ibu Prita, yang berkaitan dengan para penegak hukum, yang belum bisa menegakkan hukum, sehingga orang belum tentu bersalah bisa dipenjara, orang yang bersalah justru sering kali bisa lolos dari proses hukum.

Untuk mencapai tujuan agar hidup memperoleh kemajuan, dan terhindar dari sebab kemunduran maupun kehancuran, sebaiknya menyimak percakapan antara sesosok Dewa  dan Sang Buddha  yang tertulis dalam Parābhava Sutta mengenai penyebab-penyebab keruntuhan spiritual, sebagai berikut ini:

Demikian yang telah saya dengar:

Suatu ketika Sang Buddha  berdiam di dekat Savatthi di Hutan Jeta di Vihara Anathapindika. Di suatu malam yang indah, datanglah dewa yang menerangi seluruh Hutan Jeta dengan sinar yang cermerlang. Dewa itu mendatangi  Sang Buddha, menghormat Beliau, dan berdiri di satu sisi. Dewa itu lalu berkata:

‘Saya ingin bertanya kepada-Mu, Gotama, tentang manusia, yang menderita keruntuhan. Saya datang kepada-Mu, untuk menanyakan penyebab-penyebab keruntuhan itu.’

Sang Buddha:

1. Dengan mudah dapat diketahui siapa yang maju, dengan mudah pula dapat diketahui siapa yang runtuh. Dia yang mencintai Dhamma akan maju, dia yang membenci  Dhamma akan runtuh.

2.  Dia yang senang berteman dengan orang jahat, tidak suka bergaul dengan yang luhur; dia lebih menyukai ajaran orang jahat –-inilah penyebab keruntuhan seseorang.

3. Suka tidur, cerewet, lamban, malas dan mudah marah --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

4.  Dia yang walaupun kaya namun tidak menyokong ayah dan ibunya yang sudah tua dan lemah --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

5.  Dia yang menipu dengan menyamar pendeta, bhikkhu atau guru spiritual lain --inilah penyebab keruntuhan.

6.  Walaupun memiliki harta, aset, kekayaan berlimpah, namun dia menikmati itu sendirian --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

7. Jika dia menjadi sombong karena keturunan, kekayaan, atau lingkungannya serta memandang rendah handai taulan dan sanak keluarganya --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

8. Senang bermain perempuan, mabuk-mabukan, berjudi, dan menghambur-hamburkan apa yang telah diperolehnya --inilah penyebab ke-runtuhan seseorang.

9.  Tidak puas dengan istrinya sendiri dan terlihat bersama pelacur atau istri orang lain --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

10. Setelah melewati masa muda, lalu memperistri orang yang masih muda, kemudian tidak bisa tidur karena merasa cemburu --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

11.  Mempercayai dan memberi kekuasaan pada wanita yang suka mabuk dan suka menghambur-hamburkan uang, atau pada laki-laki yang berperilaku seperti itu --inilah penyebab keruntuhan seseorang.

12. Jika seorang anggota keluarga (atau kelompok sosial atau komunitas) yang berpengaruh, yang memiliki ambisi membara namun tak memiliki sarana memadai,  mengejar kekuasaan atau ingin menguasai orang-orang lain --inilah penyebab ke-runtuhan seseorang.
Dengan merenungkan secara mendalam semua penyebab keruntuhan di dunia ini, maka orang bijak yang memiliki pandangan terang akan menikmati kebahagiaan di alam bahagia.

Kesimpulan

Sebagai umat Buddha, mengetahui Dhamma adalah hal yang sangat baik. Namun tidak cukup, jika Dhamma itu sebagai pengetahuan semata, yang terpenting adalah bagaimana Dhamma setelah diketahui bisa menjadikan jalan  hidupnya untuk menjadi baik. Hal inilah sebagai prinsip Umat Buddha belajar Dhamma. Mengetahui sebab keruntuhan adalah hal yang baik, tetapi bisa mencegah munculnya sebab-sebab keruntuhan, agar terhindar dari keruntuhan lebih baik lagi. Kita ingat  dalam hal pengobatan penyakit, dengan istilah ”mencegah itu lebih baik daripada mengobati.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar