Jumat, April 30, 2010

STUDY KASUS KELAHIRAN KEMBALI

Disusun oleh : Tanhadi


Anak Ajaib 
Dari masa ke masa, anak-anak ajaib muncul kepermukaan bumi ini. Meski kemunculan anak-anak tersebut bukan merupakan bukti langsung doktrin tumimbal lahir, bagaimanapun juga mereka menyajikan suatu gejala yang tidak biasa dan tidak dapat diterangkan secara biologi atau ilmu pengetahuan lainnya.

Bagaimana kita menjelaskan bakat dan kemampuan luar biasa anak-anak semacam ini ?

Bentham, dalam usia empat tahun mampu membaca dan menulis dalam bahasa latin dan Yunani.

Babington Macaulay, pada usianya yang ke-enam menulis Ikhtisar Sejarah Dunia.

Thomas Maculay, penulis yang dapat berbicara layaknya orang dewasa ketika  masih berusia satu setengah tahun. Pada usia ketujuh tahun, dia menulis tentang sejarah.

Ludwigh Van Beethoven, yang memukau publik ketika usianya baru tujuh tahun.

Mozart, yang mampu menggubah lagu sebelum usianya mencapai enam tahun.

Voltaire, membaca dongeng Fontaine ketika berusia tiga tahun.

Christian Heinecken, yang mampu berbicara beberapa jam setelah kelahirannya, mengulangi bagian-bagian Alkitab pada umur setahun, menjawab beberapa pertanyaan seputar geografi pada usia dua tahun, bicara dalam bahasa Perancis dan Latin pada tahun ketiga, dan menjadi pelajar filsafat pada usianya yang keempat.

John Stuart Mill, pada usia tiga tahun mampu membaca dalam bahasa Yunani.

William James Sidis, ketika berumur dua tahun mampu membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Perancis, Rusia, Inggris dan Jerman. Pada usia delapan tahun dia juga menguasai bahasa Latin dan Yunani.

Sir William Hamilton, duta besar Inggris, berbicara dalam bahasa Yunani pada usia tiga tahun, dan ketika berumur tujuh tahun dia menguasainya lebih baik dibanding rata-rata mahasiswa yang           mendalami bahasa tersebut. Hamilton menguasai dua belas bahasa, termasuk Persia, Urdu dan Hindustan.

Ferruco Burco, anak Italia yang mampu memimpin sebuah orkestra simphoni ketika usianya baru empat tahun.

Giancella de Marco, seorang gadis Italia yang memimpin London Philharmonic Orchestra pada usia delapan tahun.

Menarik untuk dicatat bahwa anak-anak luar biasa semacam itu sebagian besar berasal dari orang tua yang sama sekali tidak memiliki keahlian dibidang yang sama.

Para Pakar Ilmuwan menghadapi kesulitan untuk menjelaskan gejala seperti itu, dan tidak ada satupun diantara mereka dapat memecahkan permasalahan yang sebenarnya. Tampaknya tidak ada penjelasan lain yang lebih memadai mengenai fenomena luar biasa seperti itu, kecuali anak-anak tersebut memang telah memupuk kepiawaiannya dalam kehidupan sebelumnya.

Kasus Michael Croston
Michael Croston lahir di Liverpool, Inggris. Ketika ia berusia 11 tahun, ia melakukan perjalanan untuk pertama kalinya ke kampung halamannya di desa Yorkshire. Sebelumnya dia sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di desa tersebut. Ketika dia dan kedua orang tuanya melewati sepanjang jalan yang sempit, tampaknya dia mengenali setiap belokan. Tiba-tiba turun kabut tebal; kedua orang tuanya merasa mereka telah tersesat. Dalam keheranan mereka, si anak memberi petunjuk untuk mencapai tujuan mereka, sebuah rumah petani terpencil yang hanya bisa dicapai dengan jalur balik dan melalui banyak kelokan yang membingungkan. Croston kecil tidak dapat memberikan penjelasan apapun bagaimana ia mengetahui jalan itu.

Malam itu dalam rumah petaninya, kedua orang tua dan paman-pamannya membicarakan tentang kakeknya. Michael ikut mendengarkan, dan dia mampu mengenali banyak peristiwa yang mereka bicarakan. Sepanjang petang itu, pengetahuan yang menakjubkan datang pada Michael, bahwa dia adalah … kakeknya!. Pagi berikutnya, Michael membawa keluar seekor kuda dan mengendarainya tanpa kesulitan, walaupun selama ini dia belum pernah duduk di punggung kuda. Tampaknya dia mengenali setiap seluk beluk pedesaan yang dilaluinya.

Pada malam kedua, Michael kecil tidak dapat tidur, ada yang tak beres di ruang bawah rumah tersebut. Lonceng jam itu mengusiknya. “Saya merasa seolah-olah sedang berusaha mengingat sesuatu”, tulis Michael dalam buku hariannya pada kemudian hari. “ Ketika jam menunjukkan pukul dua, tiba-tiba saya teringat. Saya bergegas turun dan menjulurkan tangan ke balik jam tua itu, Jari-jariku menyentuh sebuah pegas rahasia dan sebilah papan kecil terbuka. Ada kotak kaleng besar disana, yang terbuka dengan mudah. Didalamnya ada seberkas surat .”

Michael menemukan simpanan hidup kakeknya. Sang Kakek meninggal pada pukul dua dini hari. Dia mengalami serangan jantung mendadak dan tidak sempat mengatakan dimana dia menyembunyikan simpanannya. Saat ini, anggota keluarga Croston masih menyaksikan seluk-beluk penemuan Michael yang luar biasa.

Kasus Dorothy Jordon
Dorothy Jordon adalah seorang juru ketik di Liverpool, Inggris. Suatu hari Dorothy pergi ke bioskop Liverpool untuk menonton film sejarah tentang kematian Lady Jane Grey. Pada pertengahan film, tiba-tiba Dorothy berteriak, : “Itu semua keliru; aku tahu aku disana; aku disana!”   
     
Kemudian Dorothy memberi pernyataan bahwa dia merasa benar-benar hidup dalam adegan-adegan didalam film tersebut. Ingatan akan peristiwa-peristiwa yang diperankan dalam film itu muncul pada Dorothy. Beberapa ingatan ini tidak sama dengan adegan tertentu yang digambarkan film itu.

Dalam film, Lady Jane Grey melongok keluar jendela melalui jendela di Menara London. Dorothy bersikeras bahwa jendela tersebut terlalu tinggi bagi Lady Jane. Dalam film, kerumunan orang terdiam ketika Lady Jane menghadapi hukuman matinya. Dorothy ingat bahwa sesungguhnya orang-orang menjerit-jerit dan berteriak-teriak. Film itu juga tidak menampakkan adanya seorang anak yang berlutut sambil berdoa ditempat penggantungan, dan si algojo memakai ikat pergelangan tangan berwarna hitam. Dorothy menjelaskan perincian ini.

Penyelidikan sejarah setelah pengungkapan Dorothy membuktikan, bahwa dia memang benar, Jendela menara memang terlalu tinggi; orang-orang berteriak-teriak; ada anak yang berdoa sambil berlutut; dan si algojo mengenakan ikat pergelangan tangan warna hitam. Walaupun dia tidak memiliki pengalaman semacam itu, namun diyakini Dorothy pernah hidup sebelumnya sebagai Lady Jane Grey, wanita dalam penantian.

Kasus Gnanatillaka
Dia bernama Gnanatillaka,lahir pada 14 Pebruari 1956, di kotamale, Sri Lanka. Kasus ini bermula pada tahun 1960, ketika dia baru berusia empat setengah tahun. Saat itu dia mengatakan ,”Aku ingin bertemu Ayah-Ibuku”. “ Kami adalah orang tuamu,” ibunya menjelaskan. “Bukan” bantah Gnanatillaka, “ Aku ingin melihat Ayah dan Ibuku yang sebenarnya, aku akan mengatakan di mana mereka tinggal, tolong bawa aku kesana .” Gnanatillaka menjelaskan pada orang tuanya bagaimana mencapai rumah kediaman orang tua “sesungguhnya”. Rumah yang dimaksud berada di dekat perkebunan teh di Talawakele, sekitar tiga puluh mil dari tempat tinggal mereka. Kedua orang tuanya mengabaikan cerita aneh puteri mereka. Hari demi hari berlalu, dan Gnanatillaka terus menerus minta dibawa menengok ayah-ibu sesungguhnya.

Cerita itu menyebar dengan cepat, beberapa profesor dari Universitas Ceylon dan YM. Piyadassi Maha Thera datang untuk mengetahui cerita tersebut. Mereka memutuskan untuk menyelidikinya, mereka mendengarkan Gnanatillaka, yang menceritakan ketika ia adalah seorang anak laki-laki bernama Tilakaratna. Mereka merekam seluruh pernyataannya dan sesuai dengan informasi yang diberikan, mereka mengajak Gnanatillaka mendatangi rumah yang dimaksudkannya.

Gnanatillaka belum pernah mendatangi rumah atau daerah tertentu yang digambarkannya dalam kehidupannya saat ini, begitu pula kedua keluarga tidak memiliki hubungan satu sama lain, sehingga tidak mengetahui keberadaan keluarga lainnya.

Ketika mereka memasuki rumah tersebut, Gnanatillaka memperkenalkan para profesor kepada tuan rumah. “Ini ayahku yang sebenarnya, dan ini Ibuku”. kemudian dia mengenalkan adik dan kakaknya. Dia menyebut nama tiap saudaranya dengan tepat. Ketika kedua orang tua lampaunya diwawancarai, mereka menggambarkan perangai dan kebiasaan anak laki-laki mereka yang telah meninggal pada 9 Nopember 1954.

Pada saat Gnanatillaka melihat adik lampaunya, dia menghindar dan menolak berbicara dengannya. Selanjutnya orang tua lampaunya menjelaskan bahwa kedua anak itu selalu berkelahi dan bertengkar satu sama lain, mungkin Gnanatillaka masih menyimpan dendam dari kehidupan sebelumnya. Ketika kepala sekolah setempat mendengar cerita ini, dia pergi ke rumah itu untuk menyaksikannya sendiri. Saat dia memasuki rumah, Gnanatillaka memperkenalkannya sebagai gurunya, bahkan dia mampu mengingat pelajaran dan pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh gurunya semasa dia menjadi laki-laki pada kehidupan sebelumnya. Gnanatillaka juga mampu menunjukkan pekuburan di mana dia dimakamkan dalam kehidupan sebelum ini.
         
Kisah Gnanatillaka dengan cepat tersebar luas. Seorang peneliti spesialis dalam kasus-kasus kelahiran kembali, Dr. Ian Stevenson dari Universitas Virginia, terbang dari Amerika ke Sri Lanka untuk menyelidiki kasus ini. Setelah penyelidikannya, dia mengomentari bahwa kasus ini salah satu yang terbaik dari berbagai kasus sejenisnya, baik dari jelasnya perincian maupun dari sudut psikologis. 

Kasus Bridey Murphy
Seorang ahli hipnotis, Morey Berenstein, membawa Nyonya Ruth Simmons dalam keadaan terhipnotis mendalam. Dalam keadaan terhipnotis, Nyonya Simmons mengingat kehidupan sebelumnya di Irlandia 160 tahun yang lalu. Namanya ketika itu adalah Bridey Murphy. Nyonya Simmons belum pernah keluar dari Amerika, dan dia juga tidak mengenal Irlandia lebih dari ibu-ibu rumah tangga Amerika lainnya. Melalui serangkaian hipnotis, Nyonya Simmons memberikan banyak perincian mengenai kehidupan Bridey, dia menceritakan kembali masa kanak-kanaknya, pernikahannya dengan seorang pengacara bernama Brian Mc Carthy, rumahnya di dekat gereja Santa Theresa, dentang lonceng gereja dan lain-lain.

Setelah mendapatkan sebanyak mungkin informasi mengenai kehidupan Bridey, Berenstein menyerahkan tugas penelitian kepada sebuah perusahaan pengacara di Irlandia. Para pengacara tersebut melakukan penyelidikan dan hasil laporannya membuktikan banyak fakta yang diungkapkan Nyonya Simmons dalam keadaan bawah sadarnya.

Ketika laporan tersebut dipublikasikan, kasus Bridey murphy menjadi pertentangan besar di Amerika. Banyak orang barat yang sebelum ini meyakini tumimbal lahir sebagai kepercayaan sesat, mengubah pendiriannya setelah membaca The Search for Bridey Murphy. Hampir seluruh surat kabar dan majalah memuat pandangan-pandangan yang pro dan kontra terhadap doktrin kelahiran kembali. Timbul perpecahan pendapat, Dua kelompok secara terbuka menentang kasus ini;

1.  Mereka ingin menghilangkan kepercayaan dan prasangka terhadap kasus ini dengan menganggapnya sebagai upaya setan untuk memperdayai manusia, dan

2.  Kaum materialis yang ingin mempertahankan teori mereka tentang tiadanya kehidupan setelah kematian.

Namun Nyonya Simmons ternyata cukup cermat untuk membangkitkan ketertarikan orang-orang yang berwawasan terbuka, yang siap mempertimbangkan bukti-bukti secara tidak memihak dan untuk mencapai kesimpulan yang beralasan tanpa teori yang telah terbentuk sebelumnya. Banyak yang bisa menerima bahwa hal ini merupakan kasus murni Tumimbal lahir.

Dengan demikian ajaran agama Buddha tentang kelahiran kembali, yang didasari oleh bukti-bukti ilmiah yang mendukungnya, akan senantiasa masuk akal dan selalu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh pandangan agama-agama lain maupun pandangan materialistik.


Sumber : 
- Buku Tumimbal Lahir - Sri Dhammananda
- Google search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar