Rabu, April 06, 2011

Buku Pintar Agama Buddha ( V )

BUKU PINTAR AGAMA BUDDHA
Oleh : Tanhadi


KELOMPOK : (V)

Vaisya : Kasta petani dan pedagang, kasta ketiga dalam agama Hindu.

Vãcana : Pembacaan, hafalan, wacana, pernyataan.

Vagga/(skt.Varga) : kelompok, bab(buku).

Vassa/(skt.Varsa) : Tahun, Musim hujan.

Vatthu : Tempat kesadaran.

Vannavanta : Rupawan.

Vasita : Keahlian.
Dalam meditasi, vasita adalah keahlian dalam penguasaan Jhana, yaitu ia dapat mencapai atau memasuki Jhana kapan saja dan dimana saja. Misalnya seseorang telah mencapai Jhana I atau IV, maka ketika ia sedang berjalan disuatu tempat ia mau meditasi, ia dapat melakukannya. Walaupun ia berada ditepi jalan, ia dapat langsung, hanya dalam sesaat, ia telah mencapai Jhana I atau IV. juga ia dapat menentukan berapa lama ia dalam Jhana I atau IV. Bila ia bertekad ia berada dalam Jhana I atau IV hanya 5 atau 10 detik atau lebih, maka setelah 5 atau 10 detik ia segera bangun dari jhana I atau IV.

Demikian contoh orang yang telah memiliki vasita, yaitu telah menguasai atau benar-benar ahli dalam pemcapaian atau keluar dari Jhana. Vasita dapat dicapai dengan latihan berulang-ulang.

Ada lima mavam Vasita, yaitu :
1.  Avajjana – keahlian merefleksi.
keahlian meditator dengan segera dapat mengarahkan pikirannya pada
faktor-faktor Jhana.

2.  Sampajjana – keahlian memasuki jhana.
keahlian memasuki Jhana I, II, III, atau IV yang dilakukan dengan cepat sekali. Dimana saja ia bermeditasi, segera ia mencapai jhana yang dikehendaki berdasarkan keahliannya.

3.  Adhitthana – keahlian  menentukan berapa lama berada dalam Jhana.
misalnya ia mau berada dalam Jhana 30 detik, maka setelah berada dalam Jhana yang ditentukan, ia segera bangun dan menyelesaikan meditasinya.

4.  Vutthana – keahlian untuk bangun atau bangkit dari pencapaian jhana.
Adhittana vasita selalu disertai dengan Vutthana vasita, karena setelah menentukan lamanya  waktu berada dalam Jhana ( Adhittana), iapun ahli untuk segera bangun (vutthana) dari meditasinya.

5.  Paccavakkhana – keahlian mengevaluasi atau merenungkan pencapaian jhana.
hal ini dimaksudakan bahwa setelah seseorang bermeditasi ia menilai dan memeriksa kembali apa yang telah ia alami dan apa perlu dikembangkan serta apa yang tidak perlu dikembangkan lagi. Begitupula apa yang menjadi gangguan atau hambatan yang perlu dilenyapkan dsb.

Dengan adanya vasita ( lima keahlian). Seseorang dapat masuk keluar jhana dengan cepat dan dapat memanfaatkannya sesegera mungkin sesuai kehendaknya. Sebagai contoh, bila dengan meditasi ia mencapai Rupa jhana IV ( Rupa Jhana V menurut Abhidhamma pitaka)sehingga ia memiliki salah satu atau beberapa macam kemampuan batin (abhinna), misalnya saja iddhividdhi ( kemampuan batin fisik), yaitu (salah satunya) dapat berjalan diatas air, maka ketika ia berjalan dan harus melintasi sungai, seketika itu juga ia bermeditasi memasuki jhana dan mengembangkan iddhividdhinya sambil berjalan dan ia akan berjalan diatas sungai seperti ketika ia berjalan didaratan.

Vaya : Penghentian.

Vaya-dhamma : Berakhir.

Vãyo-dhatu : 1). Unsur udara, 2). Unsur gerak.

Vebhutiya-vaca  : Kata-kata fitnah.

Vedanã : Perasaan, sensasi.
Vedanã berarti perasaan. Keberadaannya dapat kita analisa ketika kita telah membanding-bandingan rangsangan kemudian timbul perasaan senang (suka) atau tidak senang (tidak suka), bahagia maupun menderita, dan perasaan netral yang muncul dari kontak mata, telinga, hidung, lidah, sentuhan jasmani dan batin, sehingga muncullah tanha.(nafsu keinginan )

Vedanãkkhanda : Kelompok perasaan ( Lihat  huruf “P” :- Panca Khandha ).

Vehapphala : Alam para Brahma dengan pahala yang besar.

Veramaņi : Penghindaran dari.

Veyyãvacca : Pengabdian, melayani, menolong.

Vibhava : Pemusnahan diri.

Vibhava-taņhã : Kehausan /keinginan untuk memusnahkan diri.
Keinginan ini muncul karena seseorang selalu menderita dalam hidupnya. Ia melihat kehidupan ini dengan pandangan pesimis, karena yang dialaminya semua membuat ia kecewa, putus asa, kesakitan, tidak puas dan menderita. Juga ia berpendapat bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan kematian. Apakah orang itu senang atau menderita, maka setelah kematiannya semua persoalan hidup dan kehidupan selesai dan lenyap. Sesudah kematian tidak ada lagi kehidupan, Hidup hanya sekali saja, kematian adalah akhir dari segala-galanya. Pandangan ini disebut sebagai pandangan pemusnahan dan kosong ( Uccedavada ). Surga dan neraka tidak ada.

Sehubungan dengan Vibhava Tanha, ada pandangan yang berpendapat bahwa ‘ bunuh diri atau membunuh ‘ pada kondisi tertentu adalah tidak salah. Pandangan itu dikenal dengan sebutan “ Euthanasia “ atau “hak untuk mati”.

Vicãra : 1). Mempertahankan pikiran pada obyek, 2). Pikiran yang telah menangkap obyek.

Vicikicchã/(skt. Vicikitsa) : Keragu-raguan.
Keragu-raguan atau kebingungan, yaitu tidak percaya kepada apa yang harus dipercaya, atau tidak yakin kepada apa yang harus diyakini.

Merupakan salah satu dari lima penghalang untuk mendapatkan pengertian yang terang tentang Kesunyataan dan menjadi rintangan bagi kemajuan batiniah seseorang. Tetapi keragu-raguan bukanlah merupakan dosa, karena pada hakekatnya agama Buddha tidak mengenal dosa seperti yang dimaksudkan dalam agama-agama lain. Keragu-raguan ini justeru diperlukan agar seseorang  mau menyelidiki sesuatu supaya mendapatkan pengertian yang baik dan dapat melihat sesuatu dengan baik dan terang. namun, untuk memperoleh kemajuan selanjutnya memang mutlak perlu untuk menyingkirkan keragu-raguan sampai ke akarnya, sebab hanya dengan disingkirkannya keragu-raguan orang dapat melihat suatu persoalan dengan terang dan jelas.

Vicinãti : Menyelidik, meneliti, mencari, memeriksa, mengumpulkan.

Vicinteti : Berpikir, mempertimbangkan, membayangkan, mengamati.

Vihãra : Tempat ibadah umat Buddha.

Vihara dhamma : Cara hidup.

Vijjã/(skt. Vidya) : Ilmu, pengetahuan, kebijaksanaan.

Vijaya : Kemenangan, keberhasilan.

Vikubbhana-iddhi : Kemampuan untuk menyalin rupa menjadi rupa lain misalnya menjadi anak kecil, menjadi raksasa, juga membuat diri menjadi tak tampak .

Vimutti /(skt.Vimukti): Rasa Pembebasan, pelepasan.

Vinipata : alam siksaan, alam keruntuhan.

Viññãņa tthiti :  tujuh tingkat kesadaran.

Viññanañcayatana :  Alam Kesadaran tanpa batas, batin yang berada dalam alam kesadaran yang tak terbatas.

Vinicchaya : pengambilan keputusan.

Viññãņa : Kesadaran ( Lihat  Huruf “P” : Panca Khandha ).
Vinañña/kesadaran; untuk melihat, mendengar, membaui, mengecap, mengalami sentuhan, ataupun menyadari sesuatu. Yang umum dibahas vinnana itu adalah patisandhi vinnana. Karena melakukan nidana kedua, maka mengkondisikan tumimbal lahir. Mengkondisikan ini diibaratkan dengan seekor kera. Kera yang pindah dari pohon yang berdaun kering dan buahnya sudah tidak ada, ke pohon yang baru, yang daunnya masih hijau dan buahnya masih merah. Ini ibarat pohon yang baru tetapi bukan berarti vinanna itu pindah dari badan yang lama ke badan yang baru. Tumimbal lahir ini mengkondisikan nama-rupa.(batin dan jasmani)

Viññãņa Khandha : Kegemaran akan kesadaran ( Lihat  Huruf “P” : Panca Khandha ).

Viññãņa hara : kesadaran sebagai “makanan” untuk nama-rupa.

Vinaya : Tata tertib.

Vinaya Pitaka : Keranjang tata tertib.
Adalah kitab yang sebagian besar menguraikan tentang peraturan dan ketetapan Sangha para Bhikkhu (biarawan) dan para Bhikkhuni ( biarawati). Vinaya Pitaka terdiri dari 5 buku, yaitu :
1.     Parajika       : Peraturan / disiplin pelanggaran-pelanggaran berat.
2.     Pacittiya      : Peraturan / disiplin pelanggaran-pelanggaran ringan.
3.     Mahavagga  : Bagian yang lebih besar.
4.     Cullavagga  : Bagian yang lebih kecil.
5.     Parivara      : Ringkasan peraturan / disiplin .

Vipassanã: Pandangan terang.

Vipassanã-bhãvanã : Meditasi Pandangan Terang.
adalah tehnik meditasi Pengembangan wawasan, penerapan kesadaran, kemawasdirian ( Insight meditation) untuk dapat melihat batin kita sehingga seseorang akan memperoleh pandangan terang tentang hidup serta dapat melihat segala sesuatu seperti apa adanya.

Dalam melaksanakan Vipassana Bhavana, maka pelaksanaannya dimulai dengan melatih Satipatthanã ( pandangan atau perhatian cermat) yang ditujukan pada jasmani, kemudian kepada perasaan, pikiran dan dhamma, sbb :

1)     Kaya-nupassana : Perenungan terhadap tubuh ; Salah satu latihan terkenal yang berhubungan dengan tubuh ini ialah mengkonsentrasikan pikiran terhadap pernapasan (anapanasati), yang bertujuan untuk mendapatkan kemajuan spiritual.

2)     Vedana-nussapana : Perenungan terhadap perasaan ; seseorang harus mengamat-amatinya dengan cermat dan benar-benar sadar terhadap semua bentuk perasaan, yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan, dan yang netral, dan sadar pula bagaimana ia muncul dan kemudian lenyap kembali.

3)     Citta-nussapana : Perenungan terhadap keadaan batin ; Hendaknya ia selalu waspada, apakah pikirannya penuh dengan hawa nafsu atau tidak, penuh dengan kebencian atau tidak, gelisah atau tidak, sedang melamun atau konsentrasi dst... Dengan ini ia akan selalu waspada terhadap semua gerak-gerik pikirannya dan juga bagaimana ia timbul dan lenyap kembali.

4)     Dhamma-nussapana : Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran ; Mengenai ide-ide, pikiran, konsepsi-konsepsi dan benda-benda, ia hendaknya dapat mengetahui dengan terang keadaannya yang sebenarnya, bagaimana ia timbul dan lenyap, bagaimana ia berkembang, bagaimana ia dapat ditekan, bagaimana ia dapat dihancurkan, dst.

Vipassana jhana : Pemusatan batin yang mendalam dalam meditasi

Vipassanupakkilesa : Kekotoran batin yang merintango Vipassanã.

Vipaka / phala : 1). hasil, 2). Akibat, 3). Buah.
Berarti hasil atau dampak serta mengacu pada hasil tindakan berdasar kehendak kita.

Vipallãsa/(skt.Viparyãsa) : 1). Kekhayalan, 2). Kekeliruan, 3). Kekacauan.
Yaitu kekeliruan pandangan terhadap paham, yang menganggap kebenaran sebagai ketidak benaran dan ketidak benaran sebagai kebenaran. ketidak kekalan sebagai kekekalan, kekotoran sebagai kesucian, Tiada Aku yang kekal sebagai Aku yang kekal.

Viparinãma : Perubahan, transformasi, Metafisika.
Yaitu suatu perubahan yang radikal di alam semesta, yang merupakan perubahan dari bentuk Ada ke keadaan yang tiada.

Viparinama-dukkha : Penderitaan sebagai akibat dari perubahan-perubahan.

Virãga : Kebebasan dari keinginan, hapusnya keinginan, ketidakmelekatan.

Viraga-dhamma :  Berlalu

Virati : Menahan diri

Viriya /(skt.Virya): 1). Usaha, 2). Semangat, 3). Energi, 4). Kemauan keras
Usaha dari pikiran di dalam perbuatan baik maupun perbuatan buruk.

Viriya-Bala : Kekuatan dari upaya, semangat, kegigihan melatih diri

Viriya sambojjhanga :  Penerangan sempurna semangat .

Visamyutto : Tanpa disertai nafsu apapun

Visuddha : Kesucian Mutlak

Visuddhi magga : Jalan kesucian

Visuddhi magga terdiri dari tujuh tahap, yaitu :

1). Sila Visuddhi :
adalah kesucian pelaksanaan sila. Dalam hal ini berarti seseorang melaksanakan sila dengan sempurna, yaitu tidak ada sila yang dilanggar. Bagi umat buddha (Upasaka dan Upasika) melaksanakan Pancasila atai Atthasila. Sedangkan bagi Viharawan (Anagarini, Anagarika, Samanera, Samaneri, Bhikkhu dan Bhikkhuni ) melaksanakan Atthasila, Dasasila dan Patimokkha sila.

2). Citta Visuddhi :
Adalah kesucian batin. Visuddhi ini dipenuhi dengan bermeditasi hingga mencapai Jhana IV ( Abhidhamma pitaka = Jhana V ). dengan menguasai (vasita) seseorang memungkinkan memiliki satu atau beberapa abhinna.

3). Ditthi Visuddhi :
Adalah kesucian pandangan terang. Tahap ini dicapai dengan pandangan seseorang menjadi suci. Sesuai dengan kenyataan ia mengerti tentang batin dan jasmani ( nama-rupa) atau pancakkhandha. ia menolak pandangan salah tentang konsep individu, menjadi bebas dari kemelekatan pada ke-Aku-annya

4). Kankhavitarana Visuddhi :
Adalah kesucian mengatasi keragu-raguan. kesucian ini dicapai dengan mengerti tentang kondisi-kondisi natin dan jasmani, serta telah mengatasi keragu-raguan sehubungan dengan masa lampau, sekarang dan akan datang, yang ternyata, itu semua dipengaruhi oleh Karma.

5). Maggamaggananadassana Visuddhi :
Adalah kesucian oleh pengetahuan dan penglihatan tentang jalan dan bukan jalan. Kesucian ini dicapai karena ia mengerti dengan baik tentang mana jalan yang benar dan jalan yang salah. Juga pencapaian ini dicapai setelah ia mengatasi vipassana kilesa, yaitu gangguan yang muncul pada saat melaksanakan vipassana. Munculnya Vipassana kilesa sering membuat seseorang beranggapan bahwa ia telah mencapai kesucian, karena vipassana kilesa ini memang sangat menarik.

Vipassana kilesa ini terdiri dari 10 pengalaman batin, yaitu :
-       Cahaya gemilang (obhisa)
-       Pengetahuan (nana)
-       kenikmatan (piti)
-       Ketenangan (passadhi )
-       Kebahagiaan (sukkha)
-       tekad (adhimokkha)
-       Semangat (paggaha )
-       sadar (upatthana )
-       Keseimbangan (upekkha )
-       Senang (nikanti )

6). Patipadananadassana visudhi :
adalah kesucian pengetahuan dan penglihatan tentang praktik.
Kesucian ini adalah kebijaksanaan yang disempurnakan dengan sembilan pengetahuan (nanna),

Secara ringkas sembilan pengetahuan itu adalah :

a.    Perenungan tentang muncul dan lenyap
b.    Perenungan tentang pelenyapan
c.    Perenungan tentang ketakutan
d.    menyadari tentang derita
e.    Perenungan tentang ketidaksenangan
f.     Keinginan untuk pembebasan
g.    Perenungan tentang refleksi
h.    Keseimbangan terhadap segala fenomena
i.     Pengadaptasian kebenaran

Pengetahuan ini direalisasikan dengan mengerti secara mendalam sekali tentang Tilakhana ( anicca, dukhha, anatta ) yang berlaku kepada segala sesuatu, sehingga seseorang melihat sega;la sesuatu itu adalah kosong. Ia terbebas dari ketakutan dan kesenangan, ia menjadi tak terpengaruh dan seimbang terhadap semua fenomena, ia tidak menganggap mereka sebagai ‘saya’ atau ‘milikku’.

Ketika seseorang mencapai tahap pencapaian ‘arah’ dari nibbana, ia merenungkan tentang tilakkhana, maka ia disebut telah memasuki Tiga gerbang kebebasan.

Ada tiga gerbang kearah pembebasan dari dunia seperti tersebut dalam Patisambhida:
·         Pengertian benar tentang keterbatasan dan proses dari segala fenomena ( muncul dan lenyap- anicca) serta kegiatan pikiran ke dalam Animitta Dhatu ( keadaan tanpa bayangan atau gambaran batin )
·         Ketidaksenangan batin (dukkha) terhadap segala fenomena, - serta kegiatan pikiran ke dalam Appanihita dhatu ( keadaan tanpa keinginan).
·         Pengertian benar tentang segala fenomena adalah tanpa aku (anatta), serta kegiatan ke dalam Sunnata Dhatu ( keadaan kekosongan )

7). Nanadassana Visuddhi :
Adalah kesucian pengetahuan dan penglihatan. Pada tahap ini sesorang telah memasuki kesucian, ia menjadi ariya puggala ( makhluk suci ). tergantung pada kekuatan pengetahuan dan penglihatan ia ,menembus kebenaran dengan melenyapkan tiga dan dua yang lain, lima atau sepuluh belenggu ( samyojhana). berdasarkan jumlah belenggu yang dilenyapkan, demikianlah tingkat kesucian yang dicapainya.

Votthapana : “saat pikiran” yang menentukan.

Viryasamvara :Mengendalikan diri dengan kekuatan kemauan atau semangat.

Vittakavipphara-saddam : Merasakan getaran pikiran.

Vivatta-kappa : Banyak masa kehancuran.

Vivatta : Proses kehancuran.

Vitakka : 1). Usaha pikiran untuk menangkap obyek, 2). Pengarahan pikiran pada obyek.

Vyãdhi : Sakit.

Vyãpãda / Byãpãda: 1). Keinginan jahat, 2.) Kebencian dan amarah(dendam).

Vijjacaranasampanna : Kebijaksanaan dan kepemimpinan.

Vupasamãya : Kedamaian, penaklukan nafsu keinginan.

 Kelompok Huruf V selesai 


Lanjutkan ke Kelompok huruf Y ===> Buku Pintar Agama Buddha ( Y : Terakhir )


2 komentar: